Nama saya Adham Dhamara. Setelah lulus SMP, saya mengambil NEM di SMP saya. Ternyata NEM saya memungkinkan untuk masuk SMA berkedok negeri. Dan saya mulai mencari SMA terdekat dari rumah, dan ada di SMAN 16. Ternyata daftar sekolahnya mendekati lebaran, saya menunggu dan pada harinya saya mendaftar ke SMAN 16 dengan keadaan puasa. Saya dan orangtua menaiki motor menuju ke SMAN 16. Sesampainya di SMAN 16, saya mendaftar dan menulis nama saya. Setelah itu, saya mendapat nomor panggilan yang ke 27. Selama saya menunggu, ternyata ada teman SMP saya. Kami pun saling mengobrol dan bertegur sapa dengan orangtuanya.
Setelah menunggu sekitar 15 menit, belum juga ada panggilan. Saya dan teman SMP saya berjalan mengelilingi sekolah.Setelah mengelilingi sekolah, saya dipanggil oleh orangtua saya, dan saya masuk kelas yang isinya orangtua murid. Di situ saya juga menunggu dan duduk di bangku sekitar 15 menit, lalu nomor urutan saya dipanggil dan saya maju ke depan bersama orangtua saya. Sesampainya di depan, saya menunggu lagi sekitar 2 menit, karena kertas nomor pendaftaran saya masih dicetak di mesin printer. Setelah dicetak, saya pun tanda tangan pada kertas nomor pendaftaran dan pada lembar pendaftaran yang lain. Setelah itu, saya dan orangtua keluar kelas dan menuju tempat parkir. Saya mengambil motor dan bergegas untuk pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, saya pun ganti baju dan mengecek nomor pendaftaran saya di SIAP PPDB Bekasi 2016. Saya memasukkan nomor pendaftaran saya lalu memilih jalur umum. Setelah memasukkan nomor pendaftaran, saya pun bisa melihat posisi saya di SIAP PPDB Bekasi 2016, yaitu pada urutan ke 60. Saya berpikir mungkin saya bisa masuk ke SMA 16. Sekitar jam 8 malam, saya kembali mengecek, ternyata saya berada di urutan 90. Pada hari kedua saya mengecek kembali sekitar jam 11 siang, saya berada di urutan 113 dan disitu saya mulai berpikir kembali apakah saya bisa masuk ke SMA 16 apabila pada waktu itu saya sudah berada di posisi 113. Di situ saya merasa tegang. Pada hari ke 3, saya berada di urutan 145, saya mulai berpikir untuk mencari SMA lain karena peluang untuk diterima di SMAN 16 sangat sedikit. Setelah di hari final, nama saya pun tidak ada di SIAP PPDB Bekasi 2016. Mungkin NEM saya yang terlalu rendah.
Setelah dinyatakan tidak diterima di SMAN 16, saya pun mencari SMA yang terdekat dan ada di SMAN 21 yang ada di daerah Gamprit. Sekolah itu merupakan sekolah yang masih menumpang di SMAN 5. Saya pun mendaftar ke SMAN 21. Setelah membawa berkas yang dibutuhkan, saya pun menuju ke SMAN 21. Pada waktu itu jalanan sangat macet. Setelah sampai di sekolah tersebut, saya dan orangtua pun mendaftar. Setelah mendaftar, saya pulang ke rumah, go to home. Saya mengecek secara online dan saya berada di urutan 26. Di situ saya berpikir saya dapat masuk ke SMA Negeri. Ternyata Allah berkehendak lain. Ternyata saya tidak masuk SMA 21.
Mungkin saya memang sudah ditakdirkan untuk masuk sekolah swasta lagi dan saya mulai mencari sekolah swasta terdekat. Ada 2 pilihan, yaitu Sandikta dan Hutama. Jika saya memilih Sandikta, saya merasa bosan karena saya SMP di sekolah tersebut. Kemudian saya berpikir dimana sekolah yang membuat nyaman. Daripada saya tidak sekolah, maka saya memilih SMA Hutama. Kemudian saya menunggu beberapa hari ada pembukaan pendaftaran. Saya mendaftar ditemani orangtua. Setelah persyaratan lengkap, maka saya bergegas pulang ke rumah. Seminggu sebelum masuk sekolah, ternyata saya bisa masuk ke SMAN 16 dengan jalur afirmasi.
Setelah membawa berkas, saya pun menuju SMAN 16. Setelah sampai di sana, saya menyerahkan berkas-berkas. Setelah selesai mendaftar saya pulang ke rumah dan melihat secara online ternyata saya berada di urutan ke 2. Di situ saya mulai berpikir, mungkinkah saya dapat masuk ke sekolah tersebut. Setelah hari kedua saya pun mengecek kembali, ternyata saya masih berada di urutan ke 2. Saya berpikir mungkin saya bisa bersekolah di SMAN 16. Setelah hari final, saya mengecek kembali dan ternyata saya berada di urutan ke . Setelah itu, pada hari senin saya masuki sekolah dengan berseragam putih biru. Saya bingung mencari kelas. Tiba-tiba teman SMP saya datang. Saya diberitahu jika saya satu kelas dengannya. Ternyata di kelas (gugus) tersebut banyak alumni dari SMP Sandikta. Saya mengobrol dengan teman SMP saya.
Setelah beberapa hari berada di gugus, saya belum belajar aktif, kadang apel mendengarkan kepala sekolah. Pada hari itu saya diberitahu oleh ketua OSIS karena sepulang sekolah, kami akan mengerjai guru yang ulang tahun. Di saat itu pemeran utamanya berada di kelas saya, orang itu bernama Gorbon. Skenarionya adalah si Gorbon dipukuli oleh OSIS. dan saat itulah Pak Hery dan saat itu pula kami menyanyikan lagu happy birthday. Saat itulah suasana pecah. Setelah acara tersebut saya pun pulang karena hari sudah sore.
Keesokan harinya ada pembukaan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Saat pertama kali MPLS semua gugus dikumpulkan di tengah lapangan dan diberitahu sesuatu. Di lapangan sekitar 30 menit dan saya pun menuju ke kelas. Saat di gugus, saya disuruh untuk mebuat daftar nama OSIS beserta jabatannya. Pada saat menuliskan daftar nama OSIS, saat itujuga ada peraturannya atau tata bahasa yaitu dengan bicara yang sopan atau ke kakak OSIS yang perempuan harus memanggil “teh” dan ke kakak OSIS yang laki-laki harus memanggil “akang”. Setelah diajarkan cara berbicara yang baik, kami pun dibuatkan yel-yel oleh kakak PJ gugus 9 karena yel-yel tersebut akan diteskan di tengah lapangan nanti. Setelah itu, saat di gugus 9 kakak OSIS datang mengenalkan nama-nama mereka.
Di saat itu ada yang meminta nama dan tanda tangan OSIS. Pada hari MPLS ke 2, semua gugus dikumpulkan dari gugus 1 sampai gugus 9. Saat itu semua gugus dikumpulkan untuk menyanyikan yel-yel dari gugus masing-masing. Ada yang menyanyikan yel-yel yang lucu dan ada yang malu-malu. Setelah selesai apel pagi tersebut, kami kembali ke kelas masing-masing. Setelah kembali ke kelas, kami pun disuruh kakak PJ untuk mengumpulkan tanda tangan besok. Setelah itu diberitahukan bahwa penutupan masa MPLS yaitu kita berjalan-jalan di sekitar SMAN 16 Bekasi. Keesokan harinya, semua gugus dikumpulkan di tengah di lapangan untuk melakukan apel pagi. Setelah apel pagi, lalu berjalan-jalan di sekitar sekolahan. Setelah berjalan-jalan sekitar 20 menit, semua kembali ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, kami diperbolehkan untuk membeli minum. Setelah selesai acara MPLS semua pulang ke rumah. Saat itu ada ujian penjurusan yaitu psikotes. Yaitu menentukan apakah siswa masuk ke IPA atau IPS. Kalau saya sendiri meilih IPS karena sejarah keluarga saya IPS. Karena itulh saya berniat di IPS. Setelah psikotes selesai, hasil dari ujian tersebut baru dapat dilihat hari senin.
Pada hari senin, saya mengikuti upacara bendera. Setelah selesai upacara saya pun mencari kelas. Di saat itu suasana ramai karena ingin melihat kelas masing-masing. Setelah melihat kelas saya, saya pun mendapatkan kelas IPS 1. Setelah saya masuk kelas ternyata ada yang kenal sama saya. Setelah beberapa hari masuk, yaitu ada demo ekskul pada hari sabtu. Saat hari sabtu, ada yang latihan ekskul basket, wushu, dan ada yang latihan ultras sedici. Ultras sedici yaitu yang mendukung futsal SMAN 16.
Setelah demo ekskul hari sabtu selesai, ada demo ekskul lagi pada hari rabu, yaitu menampilkan rohis. Setelah rohis tampil, ada juga japanesse club. yaitu apanila ada yang bisa membaca huruf Jepang, akan diberikan hadiah. Setelah itu ada juga yang menampilkan dance. Saat itu acara selesai dan semua dipulangkan. Namun masih akan ada demo ekskul pada hari kamis yaitu menampilkan ekskul beatbox, akustik, tari tradisional pada jam 2 nanti. Walaupun sudah dibagi kelasnya, masih banyak yang mau pindah dari IPA ke IPS dan sebaliknya dari IPS ke IPA.
Meskipun ada yang pindah-pindah, saya tetap memilih IPS karena saya senang menulis, dan pelajarannya juga enak. Saya tidak mau pindah ke IPA karena saya kurang dalam hitung-menghitung. Dan sampai saat ini saya resmi menjadi keluarga besar SMAN 16 Bekasi. Dan saya senang bersekolah di SMAN 16 Bekasi ini. Itulah cerita pengalaman saya selama masuk ke SMAN 16 dan cerita tersebut membuat saya untuk belajar lebih giat lagi karena untuk mendapatkan sekolah itu tidak gampang. Demikian cerita pengalaman saya selama akan memasuki SMAN 16 Bekasi dan setelah masuk SMAN 16 Bekasi. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H