Ekspresi wajah bisa menjadi salah satu hambatan dalam komunikasi nonverbal. Arimbi (2022:4) menunjukkan bahwa ekspresi wajah sering menjadi kesalahpahaman nonverbal suku Jawa yang cenderung ketika berbicara tampak sopan dan kalem ketika berinteraksi dengan keluarga mahasiswa luar jawa Nusa Tenggara Timur (KMLJ NTT) yang cenderung terlihat berekspresi galak sehingga tampak seperti mengajak bertengkar. Ekspresi wajah seringkali menjadi sumber kesalahpahaman dalam komunikasi nonverbal, terutama ketika membandingkan pola ekspresi yang berbeda antara suku Jawa yang cenderung terlihat tenang dan sopan saat berbicara, dengan keluarga mahasiswa luar jawa Nusa Tenggara Timur (KMLJ NTT) yang mungkin terlihat lebih eksplisit atau berekspresi, yang dapat disalah artikan sebagai ajakan bertengkar.
Salah satu cara mengatasi hambatan komunikasi nonverbal adalah dengan memahami kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari lingkungan lain. Arimbi (2022:5) mengatakan bahwa upaya untuk mengatasi kesalahpahaman nonverbal antara keluarga mahasiswa luar jawa Nusa Tenggara Timur (KMLJ NTT), mahasiswa suku Jawa harus berusaha memahami ekspresi wajah yang tampak galak karena itu memang ciri khas, volume suara cenderung keras dan sentuhan yang berupa kebiasaan memukul pundak atau lengan saat menyapa kebiasaan mereka yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman nonverbal tetapi mahasiswa suku Jawa perlu memahami komunikasi nonverbal keluarga mahasiswa luar jawa Nusa Tenggara Timur (KMLJ NTT) supaya tidak terjadi hambatan komunikasi.
Mengatasi hambatan komunikasi nonverbal, teknologi juga dapat menjadi sekutu yang berharga. Pengembangan platform komunikasi virtual yang lebih canggih dengan fitur-fitur seperti realitas virtual atau augmentasi dapat membantu meningkatkan pengalaman komunikasi dengan menyediakan lebih banyak informasi visual tentang peserta, seperti ekspresi wajah 3D atau bahkan tata letak tubuh. Selain itu, penggunaan teknologi AI dalam interpretasi dan penerjemahan bahasa tubuh dalam waktu nyata juga dapat membantu mengurangi hambatan dalam komunikasi nonverbal.
Kesimpulan
Komunikasi nonverbal dalam era teknologi digital saat ini, membuat lingkungan virtual menjadi semakin penting. Meskipun komunikasi verbal tetap krusial, komunikasi nonverbal memainkan peran yang tak terbantahkan dalam menyampaikan emosi dan maksud yang sulit diungkapkan melalui kata-kata. Penggunaan emoji, gestur tangan, dan ekspresi wajah menjadi kunci untuk memperkuat pemahaman dan koneksi antar individu dalam komunikasi online.
Penting bagi pengguna virtual untuk memahami dan memanfaatkan alat-alat seperti emoji dan stiker untuk menggantikan ekspresi nonverbal yang hilang, serta untuk memahami kebiasaan komunikasi nonverbal dari berbagai budaya untuk menghindari kesalahpahaman. Teknologi dapat menjadi sekutu berharga dengan pengembangan platform komunikasi virtual yang lebih canggih dan penggunaan teknologi AI dalam interpretasi bahasa tubuh. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang komunikasi nonverbal dalam lingkungan virtual dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat, meningkatkan efisiensi komunikasi, dan mengurangi risiko kesalahpahaman dalam kolaborasi online.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H