Mohon tunggu...
Ade Yulianti
Ade Yulianti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kita tak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk menjadi yang terbaik!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Cinta dan Ketulusan Menurut Puisi -Aku Ingin- Karya Sapardi Djoko Damono

7 Maret 2024   08:50 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:35 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

     Seperti yang kita ketahui sapardi djoko damono adalah seorang sastrawan Indonesia terkemuka, yang dikenal lewat berbagai puisi-puisinya. Terlihat dari gaya tulisannya, untuk menumpahkan segala isi pikiran Sapardi selalu menggunakan hati dalam menulis . Sehingga menghasilkan puisi yang indah dengan serangkaian kata yang selalu tepat sasaran.

      Berbagai makna tersirat juga menjadi gaya menulisnya, terkadang kita di buat berpikir apa sebenarnya maksud atau makna dari tulisannya.

      Dalam mencintai seseorang, kita kerap kali malu untuk mengungkapkannya. Alasannya mulai dari tidak percaya diri sampai takut cintanya bertepuk sebelah tangan.

    Jika kita mencintai seseorang kita bisa melakukan apa saja untuk orang yang kita cintai. Mengorbankan seluruh jiwa dan raga untuk orang yang di kasihi. Tidak perduli hujan badai angin ribut halilintar, semua akan di lewati jika demi sang pujaan hati. Semua demi cinta.

Seperti pada puisi -Aku ingin- karya Djoko damono 

'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana'

    Seperti katanya, indah, sederhana namun penuh ketulusan. Jika di lihat dari bait pertama penulis ingin mengungkapkan rasa cinta nya terhadap sang kekasih secara tulus dengan sederhana. Kata "sederhana" maksudnya adalah mencintai dengan apa adanya, cinta yang murni tanpa di rekayasa.

'Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu'

      Pada bait kedua penulis mengatakan bahwa dirinya belum sempat mengungkapkan rasa cinta kepada sang kekasih.

    Kata "tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu" artinya tanda bahwa pupusnya harapan penulis untuk mengutarakan rasa cintanya. Bahkan jika memang takdirnya takkan pernah bisa menyatakan cintanya, ia rela walau cintanya tak diketahui sang pujaan, ia rela walau cintanya harus tak terbalaskan.

'Aku ingin mencintaimu dengan sederhana'

     Pada bait ketiga lagi-lagi penulis ingin mengungkapkan rasa cintanya dengan penuh rasa tulus dari dalam hatinya. Bukan hanya sekedar gombalan atau bualan semata.

'Dengan isyarat yang tak sempat di sampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada'

    Dalam bait ini suasana yang tergambarkan adalah kesedihan, karena kasih yang tak sampai. Kini cinta dan harapannya harus pupus di telan waktu.

    Makna dari keseluruhan puisi ini adalah penyampaian rasa cinta seseorang yang apa adanya dan tak perlu dibuktikan lagi dengan kata atau isyarat yang menggebu-gebu, melainkan dengan pengorbanan besar terhadap orang yang dicintainya.

    Namun berbeda dari kenyataan. Penulis tak sempat mengungkapkan rasa cintanya kepada sang kekasih yang sudah ia dambakannya sejak lama.

    Puisi 'Aku Ingin' ini mengajarkan kita tentang ketulusan dan kesetian dalam mencintai seseorang. Untuk itu jika kita sudah mencintai seseorang jangan pernah ragu untuk mengatakannya. Rasanya perasaan kita akan lega jika kita mengatakannya. Tak apa jika tak terbalas, cinta memang tak bisa di paksakan, bukan?

     Dalam hidup ini memang ada beberapa hal yang seharusnya cuma bisa kita lihat, namun mustahil untuk kita miliki. 

Itulah kasih yang tak sampai.

OLEH : ADE YULIANTI 

SISWA KELAS 12

SMA NEGERI 1 WALED, CIREBON TIMUR

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun