Mohon tunggu...
Adevi Adipananjung
Adevi Adipananjung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Syariah, UIN Raden Mas Said Surakarta

Adevi Adipananjung lahir di Sukoharo, 12 Juni 2004. Mahasiswa semester 3, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doktrin Islam yang Memunculkan Semangat Kebebasan dan Keberanian

13 Oktober 2024   11:52 Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:52 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Thomas Carlyle menyebutkan Nabi Muhammad saw. menjadi salah satu pahlawan yang berkontribusi dalam pembangunan dunia dan dianggap sebagai elemen penting dalam mendorong kemajuan kemanusiaan. Sejumlah peneliti sejarah juga mengemukakan pandangan dan temuan mengenai peran yang dimainkan oleh Muhammad saw. sebagai penggagas komunitas Islam dan juga perannya dalam berbagai transformasi signifikan di dunia. Sebelum genap 50 tahun setelah kepergian Nabi Muhammad saw. umat Islam pada masa itu berhasil mengalahkan dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Romawi Timur yang berpusat di Byzantium dan Kerajaan Persia yang terletak di Mada'in. Kedua kerajaan tersebut berada di bawah kekuasaan Islam.

Semua orang yang bertemu dengan Nabi saw. dan yang mengikuti setia ajarannya adalah sahabatnya. Derajat mereka diangkat naik sebagai sahabat dan bukan semata hanya menjadi murid. Cinta mereka kepada Nabi saw. sangatlah besar, mereka akan berada di garis terdepan atau siap berkorban nyawa untuk melindungi Nabi Muhammad SAW. seperti pelindung, mereka adalah tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam seperti  Abu Bakar ash-Shiddiq r.a., Umar bin Khathtab r.a., Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Khalid bin Walid r.a., Amr bin Ash r.a., Sa'ad bin Abi Waqqash r.a., Mu'awiya bin Abu Sufyan r.a., Abu Ubaidah r.a., Zubair bin Awwam r.a., Thariq bin Ziyad r.a., dan lain-lain, Semua nama yang disebutkan merupakan tokoh-tokoh yang mengukir sejarah dalam penegakan daulah Islamiyah.

Abu bakar r.a. adalah khalifah pertama yang melanjutkan perjuangan Nabi saw. Beliau mampu menyelesaikan masalah Nabi-Nabi palsu seperti Musailamah, Aswad al-Ansyi, Sajjah binti Harits, dan Malik bin Nuwairah. Setelah itu beliau mengumpulkan Al-Qur'an menjadi satu kitab yang sebelumnya terpisah-pisah dalam berbagai macam hal, seperti tulang unta, kulit unta, dan pucuk daun kurma. Kedua usaha beliau meninggalkan jejak besar dan agung dalam Islam.

Selanjutnya khalifah kedua dipimpin oleh Umar bin Khathtab r.a., seorang khalifah yang pertama membuat baitul maal, yang pertama mengangkat hakim untuk memutuskan perkara, yang pertama memberikan perbelanjaan tertentu dari baitul maal untuk orang-orang tua, yang pertama menegakkan suatu imperium Islam yang sangat luas, meliputi Arab, Tanah Persia, Asia Tenggara dan Afrika Utara. Sejarah memandang beliau sebagai pendiri dari imperium Islam.

Khalifah ketiga dipegang oleh Utsman bin Affan r.a., beliau menyalin Al-qur'an menjadi satu mushaf, konon ada lima buah mushaf yang dikirim ke negeri-negeri besar, yaitu Irak, Mesir, Yaman, dan Syam. Namun kemudian diputuskan bahwa mushaf yang dianggap sah adalah mushaf Sayyidina Utsman r.a. sampai sekarang naskah Al-Qur'an yang kita gunakan ini bernama Mushaf al-imam atau Musaf Utsmani dan segala naskah yang lain dibakar dan dilenyapkan.

Ali bin Abi Thalib adalah khalifah keempat. Namun sayangnya terjadi perang saudara antara pengikut Ali r.a., dan pengikut Mu'awiyah r.a dan berakhir pada terbunuhnya Ali ketika sembahyang Shubuh di masjdi Kufah.

Khalid bin Walid r.a., terkenal karena beliaulah yang mampu menyelamatkan tentara islam untuk kembali ke Madinah dengan selamat dalam perang Mut'ah sehingga Nabi memberinya gelarnya "Pedang Allah". Amr bin Ash terkenal karena beliaulah penakluk Mesir. Sa'ad bin Abi Waqqash r.a., terkenal karena berhasil menaklukkan Kerajaan Persia yang agung. Mu'awiyah bin Abu Sufyan terkenal karena beliaulah pendiri Dinasti Umayyah dan berhasil menaklukkan Iberia (Spanyol dan Portugal saat ini) selama dua abad. Abu Ubaidah terkenal karena beliaulah penakluk Palestina. Zubair bin Awwam r.a., terkenal karena beliaula yang berhasil menerobos Benteng Babilon yang dikuasai pasukan Romawi.

Berdasarkan sejarah yang telah dijelaskan, timbul pertanyaan dalam pikiran kita, "Apa ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW?" sehingga secepat itukah Islam dapat membawa revolusi besar pada dunia sehigga dapat mengalahkan dua kerajaan besar ---di Barat (Byzantium atau Romawi) dan di Timur (Persia atau Iran)?" "Ajaran apa yang diberikan Nabi saw. kepada pengikutnya sehingga mereka menjadi begitu berani menghadang maut?" Ajaran itu sederhana jika diucapkan namun mendalam jika dipikirkan. Pokok ajaran Nabi Muhammad saw. adalah kata sederhana yang kita pakai setiap saat, yaitu Islam. Pokok ajaran itu dirumuskan dalam dua kalimat terkenal, yaitu: "Laa ilaha illallah, Muhammadarrasulullah" (Tidak ada Tuhan, melainkan Allah saja, Muhammad ialah utusan Allah).

Kata islam itu bahasa Arab yang berarti menyerah diri sepenuhnya untuk kepentingan Tuhan sesudah mengetahui siapa Tuhan. Tuhan itu yang menciptakan alam, yang hanya kepada-Nya saja kita harus tunduk. (Hamka, 2020). Manusia harus bebas, merdeka, dari segala pengaruh yang ada pada dunia ini. Satu-satunya pengaruh yang diakui adalah pengaruh dari Allah SWT. Satu-satunya perintah yang wajib dipatuhi adalah perintah dari Allah SWT.  

Sebaliknya, lawan dari kebebasan adalah perbudakan atau kondisi yang menyerupai jiwa seorang budak. Nabi Muhammad saw. telah memberikan suatu ajaran kepada umatnya, yang di sebut Iman. Orang yang memiliki keyakinan pasti akan merdeka. Ajaran ini membebaskan mereka dari keinginan yang berambisi, kerakusan, serta dorongan-dorongan hawa nafsu yang sering kali menjadikan manusia terjerat dalam perbudakan. Kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang mampu mengendalikan dirinya sendiri, mengendalikan nafsu, serta menguasai berbagai bentuk keinginan baik atau buruk yang ada dalam diri. Apabila nama Allah dinyatakan sebagai representasi dari kesempurnaan, kebaikan, cinta, serta rahmat yang penuh kasih, maka orang yang berkomitmen pada kebenaran, kesempurnaan, dan kebaikan pasti akan terlepas dari segala sifat yang buruk. Perilaku buruk adalah bentuk perbudakan yang sangat kejam. Karena itulah, ajaran dari Nabi saw. membuat seseorang tidak dapat terikat oleh benda-benda, alkohol, rokok, wanita, kekayaan, atau kekuasaan.

Karena jiwa telah sepenuhnya dipersembahkan kepada Allah (yang dikenal sebagai Islam), tidak ada lagi rasa takut terhadap apapun, dan yang terpenting adalah untuk menegakkan kebenaran. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. jika seseorang mengklaim dirinya sebagai Tuhan, hati mereka akan dengan tegas menolak, "Laa haula wa laa quwwata illa billah" (Tidak ada kekuatan dan daya upaya, kecuali melalui Allah). Jika orang yang mengikuti ajaran Nabi ditanya, "Apakah kamu takut kepada penguasa yang memiliki kekuasaan untuk memutuskan?", mereka akan menjawab dengan tegas, "Orang yang menentang-Mu, ya Allah, tidak akan memperoleh kemuliaan. Dan, orang yang mendukung Engkau tidak akan dipandang rendah."

Saat terjadinya peperangan di Qadisiyah, yaitu pertempuran besar yang dipimpin oleh panglima terkemuka Sa'ad bin Waqqash r.a. dari kalangan kaum muslimin yang menghadapi Kerajaan Persia yang dipimpin oleh panglima Rustom. Sebelum delegasi muslim tiba untuk melakukan negosiasi, Rustum meminta pelayannya untuk menyiapkan undangan dan sambutan yang meriah bagi utusan Islam tersebut, dengan tenda-tenda dari sutra, permadani beraneka warna, senjata lengkap, serta pedang-pedang yang bersarungkan emas dan perak. Setelah kaum Muslimin tiba dan Rustum menghadapi mereka, dia bertanya, "Apa yang mendorong kalian meninggalkan tanah kalian yang subur untuk menyerang negeri kami yang makmur ini? Apakah karena kalian kekurangan makanan? Jika iya, silakan kembali, kami akan menyediakan cukup makanan untuk kalian." Apakah karena kalian bertelanjang tidak berkain baju? Jika demikian pulanglah akan kami sediakan kain baju sampai memuaskan kalian. Apakah karena kalian melarat miskin? Jika demikian pulanglah akan kami berikan anugerah emas perak untuk kalian supaya mengecap kekayaan pula."

Namun salah seorang sahabat yang mendapat didikan langsung dari nabi Muhammad saw. berkata dan membalas perkataan dari Rustum "Engkau salah sangka, bukan untuk apa yang engkau sangka itu kami datang menyerbu ke negeri ini dan siap berjuang berkuah darah bersambung nyawa, bukan karena lapar, bukan karena bertelanjang kurang kain, kurang baju, serta bukan karena kekurangan perhiasan dan kekayaan atau kemegahan. Kami datang kepadamu kemari karena kami mempunyai tugas yang diterima langsung dari Allah untuk menyampaikan Kalimatul haqq kata-kata kebenaran kepada kalian. Kalian hidup dalam jalan pikiran yang gelap selama ini kami datang hendak membimbing kalian ke tempat yang terang. Kalian selama ini hanya budak-budak dari sesama manusia, dari raja-raja, dan dari orang-orang besar yang kalian sembah. Kami datang hendak memerdekakan kalian dari perbudakan itu bebas langsung berhubungan dengan Allah rabbul 'alamin kalau kalian mau menerima ajakan dan anjuran kami, negeri ini tetap ditangan kalian dan kami akan pergi ke tempat lain pula menyampaikan seruan ini. Sejak ini kita hidup bersama dalam satu keyakinan dan iman tidak ada kelebihan kami daripada kalian dan tidak ada kekurangan kalian daripada kami." Namun Rustum tidak mau mendengarkan nasihat dari sahabat nabi, kemudian peperangan hebat Qadisiyah yang terkenal itu pun terjadi, kedaulatan Persia yang megah menjadi runtuh dibawah kaum muslimin.

Ajaran yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. meningkatkan keyakinan terhadap nilai kehidupan dan kematian. Mereka tidak gentar menghadapi kehidupan karena bagi mereka, hidup adalah untuk diisi dengan pengabdian yang tulus--- ibadah dan  kebaktian (ketaatan). Dengan semangat iman yang dimilikinya, ia berserah diri kepada Allah, melangkah untuk berjihad, berjuang dan berusaha dengan gigih hingga kebenaran dapat ditegakkan, serta meyakini takdir yang telah ditentukan. Jika Allah SWT belum menetapkan takdir kematian, maka seseorang tidak akan mati. Orang Islam tidak merasa takut menghadapi kematian, karena bagi orang yang beriman, kematian berarti pertemuan dengan Tuhan. Orang yang meninggal dunia dalam memperjuangkan kebenaran akan  mati syahid.

Sejarah Islam mengalami berbagai fase yang menunjukkan kemajuan dan kemunduran, tetapi dua warisan penting dari Nabi yang masih tetap ada, yaitu Alqur'an dan Sunnah Nabi. Sifat-sifat dan karakter tentara pimpin juga serupa. Setiap prajurit memiliki Alquran. Tentara-tentara tersebut berperang di siang hari dan mengaji Alquran di malam hari. Ribuan Alquran ditulis secara manual oleh tangan dan pada waktu sembahyang, para panglima akan berperan sebagai imam. Tidak ada tentara yang perlu dihibur dengan wanita, tidak ada tahanan yang disiksa, dan musuh yang sudah menyerah harus segera diberikan perlindungan. Inilah salah satu aspek penting dari ajaran Islam yang menumbuhkan kebebasan jiwa serta keberanian untuk menghadapi kehidupan, seperti yang diajarkan oleh Nabi saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun