Mohon tunggu...
Adevi Adipananjung
Adevi Adipananjung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Syariah, UIN Raden Mas Said Surakarta

Adevi Adipananjung lahir di Sukoharo, 12 Juni 2004. Mahasiswa semester 3, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Doktrin Islam yang Memunculkan Semangat Kebebasan dan Keberanian

13 Oktober 2024   11:52 Diperbarui: 13 Oktober 2024   11:52 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tentara-tentara Islam

Saat terjadinya peperangan di Qadisiyah, yaitu pertempuran besar yang dipimpin oleh panglima terkemuka Sa'ad bin Waqqash r.a. dari kalangan kaum muslimin yang menghadapi Kerajaan Persia yang dipimpin oleh panglima Rustom. Sebelum delegasi muslim tiba untuk melakukan negosiasi, Rustum meminta pelayannya untuk menyiapkan undangan dan sambutan yang meriah bagi utusan Islam tersebut, dengan tenda-tenda dari sutra, permadani beraneka warna, senjata lengkap, serta pedang-pedang yang bersarungkan emas dan perak. Setelah kaum Muslimin tiba dan Rustum menghadapi mereka, dia bertanya, "Apa yang mendorong kalian meninggalkan tanah kalian yang subur untuk menyerang negeri kami yang makmur ini? Apakah karena kalian kekurangan makanan? Jika iya, silakan kembali, kami akan menyediakan cukup makanan untuk kalian." Apakah karena kalian bertelanjang tidak berkain baju? Jika demikian pulanglah akan kami sediakan kain baju sampai memuaskan kalian. Apakah karena kalian melarat miskin? Jika demikian pulanglah akan kami berikan anugerah emas perak untuk kalian supaya mengecap kekayaan pula."

Namun salah seorang sahabat yang mendapat didikan langsung dari nabi Muhammad saw. berkata dan membalas perkataan dari Rustum "Engkau salah sangka, bukan untuk apa yang engkau sangka itu kami datang menyerbu ke negeri ini dan siap berjuang berkuah darah bersambung nyawa, bukan karena lapar, bukan karena bertelanjang kurang kain, kurang baju, serta bukan karena kekurangan perhiasan dan kekayaan atau kemegahan. Kami datang kepadamu kemari karena kami mempunyai tugas yang diterima langsung dari Allah untuk menyampaikan Kalimatul haqq kata-kata kebenaran kepada kalian. Kalian hidup dalam jalan pikiran yang gelap selama ini kami datang hendak membimbing kalian ke tempat yang terang. Kalian selama ini hanya budak-budak dari sesama manusia, dari raja-raja, dan dari orang-orang besar yang kalian sembah. Kami datang hendak memerdekakan kalian dari perbudakan itu bebas langsung berhubungan dengan Allah rabbul 'alamin kalau kalian mau menerima ajakan dan anjuran kami, negeri ini tetap ditangan kalian dan kami akan pergi ke tempat lain pula menyampaikan seruan ini. Sejak ini kita hidup bersama dalam satu keyakinan dan iman tidak ada kelebihan kami daripada kalian dan tidak ada kekurangan kalian daripada kami." Namun Rustum tidak mau mendengarkan nasihat dari sahabat nabi, kemudian peperangan hebat Qadisiyah yang terkenal itu pun terjadi, kedaulatan Persia yang megah menjadi runtuh dibawah kaum muslimin.

Ajaran yang diberikan oleh Nabi Muhammad saw. meningkatkan keyakinan terhadap nilai kehidupan dan kematian. Mereka tidak gentar menghadapi kehidupan karena bagi mereka, hidup adalah untuk diisi dengan pengabdian yang tulus--- ibadah dan  kebaktian (ketaatan). Dengan semangat iman yang dimilikinya, ia berserah diri kepada Allah, melangkah untuk berjihad, berjuang dan berusaha dengan gigih hingga kebenaran dapat ditegakkan, serta meyakini takdir yang telah ditentukan. Jika Allah SWT belum menetapkan takdir kematian, maka seseorang tidak akan mati. Orang Islam tidak merasa takut menghadapi kematian, karena bagi orang yang beriman, kematian berarti pertemuan dengan Tuhan. Orang yang meninggal dunia dalam memperjuangkan kebenaran akan  mati syahid.

Sejarah Islam mengalami berbagai fase yang menunjukkan kemajuan dan kemunduran, tetapi dua warisan penting dari Nabi yang masih tetap ada, yaitu Alqur'an dan Sunnah Nabi. Sifat-sifat dan karakter tentara pimpin juga serupa. Setiap prajurit memiliki Alquran. Tentara-tentara tersebut berperang di siang hari dan mengaji Alquran di malam hari. Ribuan Alquran ditulis secara manual oleh tangan dan pada waktu sembahyang, para panglima akan berperan sebagai imam. Tidak ada tentara yang perlu dihibur dengan wanita, tidak ada tahanan yang disiksa, dan musuh yang sudah menyerah harus segera diberikan perlindungan. Inilah salah satu aspek penting dari ajaran Islam yang menumbuhkan kebebasan jiwa serta keberanian untuk menghadapi kehidupan, seperti yang diajarkan oleh Nabi saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun