Mohon tunggu...
Kang Ade
Kang Ade Mohon Tunggu... profesional -

Driver 1k km Palu - Mamuju - Tana Toraja ajang Datsun Risers Expedition 2 Etape 2 Sulawesi. www.kliksoreang.com | Email: info@individualis.me | http://individualis.me

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Gowes Asmara di Pangkalpinang

6 Maret 2016   18:01 Diperbarui: 6 Maret 2016   18:19 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak berumahtangga (tahun 2000), saya taklagi pernah mengayuh sepeda. Padahal waktu masih bujangan sangat menggemari bersepeda. Setiap Minggu pagi, saya dan teman-teman selalu janjian untuk olahraga pagi dengan bersepeda.

Menyenangkan juga mengingat pengalaman bersepeda di masa lalu, ya? Kadang saya bersepeda sendiri, sedangkan bareng adik-kakak bisa dibilang jarang bersepeda bareng-bareng, gak pernah satu orang satu sepeda kecuali boncengan.

Pada medio 90-an belum ada istilah gowes atau bike to work, namun hari ini aktifitas dengan label Gowes sangat mengundang animo masyarakat Indonesia. Di Bandung –Khususnya- baik orang dewasa, remaja bahkan anak-anak sekarang menjadikan menggunakan kendaraan yang tergolong tua ini (sepeda telah digunakan sejak abad 18) sebagai gaya hidup mereka.

Kota Bandung pun - walikotanya; Kang Emil - sudah memberikan ‘kode keras’. Dirinya merutinkan berangkat kerja dengan mengendarai sepeda dari rumah ke kantor. Pulangnya bagaimana? Iya tetap bersepeda dong J

Dengan banyaknya orang menggunakan sepeda untuk memenuhi kebutuhan transportasi penggunanya adalah hal yang positif. Alam raya tentunya akan bahagia bila bersepeda dilakukan oleh semua orang.

Bisa dibayangkan kalau selama ini pengguna jalan baik kendaraan bermotor roda dua dan empat menyumbang polusi setiap hari. Sudah berapa banyak karbondioksida yang dikeluarkan oleh masing-masing knalpot kendaraan?

Bila dihubungkan dengan kesehatan, warga masyarakat yang mengganti kendaraan bermotornya dengan bersepeda berpotensi besar meminimalisir resiko volume pencemaran dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Semakin banyak warga yang bersepeda maka akan semakin sedikit polusi udara saat di jalan raya.

Seperti kita ketahui, ada banyak jenis gas atau partikel yang merupakan senyawa organik maupun anorganik yang dapat langsung dihirup melalui hidung pengguna jalan raya. Hal ini akan mengganggu pernafasan manusia.

Nah dengan bersepeda, maka penderita penyakit pernafasan akibat pencemaran udara dari kendaraan pastinya akan berkurang. Semua oang akan menghirup udara dengan nyaman dan semua merasa segar.

Gowes Asmara di Pangkalpinang

Menyambung pembahasan tentang sepeda dan walikota nih ... Belum lama ini saya berkesempatan mengikuti acara Gowes Asmara (Aspirasi Masyarakat) bersama Walikota Pangkalpinang, bapak M. Irwansyah.

Hari Minggu, 28 Februari saya dan teman-teman dari Kelas Blogger di bawah pimpinan Bang Udin, yang juga Kompasianer memulai perjalanan dari kantor Walikota Pangkalpinang yang persis berlokasi di depan Alun-Alun Merdeka – pusat kota di sana.

Caption: Foto dulu di halaman depan kantor walikota Pangkalpinang (Minggu, 28/2/2016) [foto: dokpri]

Sejuk sekali udara pagi kota Pangkalpinang waktu itu (pukul 06.30). Volume kendaraan yang bisa dihitung dengan jari membuat saya bersepeda terasa nyaman. Nampak warga setempat keluar rumah untuk berolahraga, ada yang lari, jalan santai ada pula sama seperti rombongan kami; bersepeda.

Caption: Lihat? Beragam sepeda yang digunakan oleh penggunanya saat Gowes Asmara. [foto: kang Dudi Iskandar]

Setelah mengayuh sepeda setengah perjalanan, saya mulai berkeringat dan lutut terasa panas. Saya coba beradaptasi dengan panel-panel pemindah gigi roda sepeda yang saya tumpangi. Gagap juga ternyata! Sampai-sampai saya menghentikan sepeda dan mulai menyesuaikan diri untuk dapat memindahkan gigi roda baik depan atau belakang. Maklum saja ya, hampir dua dekade taklagi bersepeda, alamak!

Setibanya di Pasir Padi sebuah cagar alam berupa pantai di ibukota Bangka Belitung tersebut. Sambil menikmati sajian selamat datang dengan menyantap sajian kuliner berupa laksa dan kwetiau – saya bertanya kepada seorang teman yang menghitung jarak menggunakan tracking di gadget-nya, ternyata ... Tanpa sadar, saya sudah melakukan bersepeda sejauh 20 km! Pantas saja mukaku matang dan badanku bermandikan keringat dengan tidak biasa.

Caption: Rasa lelah terbayar sudah bisa lebih dekat dengan M. Irwansyah, goweser sejati Pangkalpinang. [Foto: Cahyanto]  

Saya pernah membaca sebuah informasi, bahwa teknologi dunia sepeda dewasa ini sudah bisa dibilang moderen. Dan banyak sekali jenis atau varian sepeda yang bisa kita temui di luar sana. Terbukti saat saya bersepeda di Pangkalpinang, saya melihat banyak sekali jenis sepeda gunung yang nampak di depan mata.

Seru sekali bila mengingat pengalaman menarik dan takterlupakan bersepeda bersama dengan walikota Pangkalpinang atau biasa dipanggil dengan sapaan akrab Bang Wawan tersebut.

Saat ini terpikir juga untuk memiliki sebuah sepeda yang bisa saya pergunakan baik untuk memenuhi suatu keperluan atau berolahraga. Saya jadi rindu mengayuh jarak sejauh 20 km di City of Victory alias Pangkal Pinang. Dan kalau ingat sepeda, saya kok ingat Wym Cycle ya? Serius!

Hingga tulisan sampai di sini, hati saya berhasrat memiliki sepeda lipat. Pasalnya, tipikal jalan di perumahan Soreang Indah itu bisa dibilang berkontur rata –beraspal- sehingga sepeda lipat yang masuk dalam kelas urban bike atau city bike ini rasanya pas untuk saya pakai berolahraga, berkeliling komplek atau ke luar hingga jalan raya.

Tetapi jangan salah, lho .. Di Soreang pun masih banyak bukit dan pegunungan yang memiliki pemandangan indah dan jalannya walau tidak rata akan tetapi umumnya dapat dilalui oleh pesepeda. Jadi ya pengen juga sih punya sepeda dengan jenis mountain bike atau jenis cross country. Haha jadi galau nih!

Wymcycle sepertinya punya semua varian sepeda termasuk sepeda lipat dan sepeda gunung. Ah, jadi gaksabar memiliki sepeda Wymcycle – kalau sudah bosan mengitari komplek ya pastinya saya akan bersepeda lebih jauh. Dan bila perlu, akan saya patahkan rekor mengayuh sepeda sejauh 20 km.

Berandai-andai atau bercita-cita boleh dong setinggi langit, termasuk ingin sepeda Wymcycle. Iya gak Kompasianer?!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun