Pukul 11 malam saya dan dua orang blogger Bandung, yang tergabung dalam gank Trio A *halah!* yaitu; Ade (Truna), (Bang) Aswi dan (pak) Ali Muakhir bertolak dari Bandung ke Bandara Soekarno Hatta. Keberangkatan ini bertujuan guna memenuhi undangan dari salah satu perusahaan mobil yang tengah menggelar ekspedisi perjalanan menggunakan mobil type city car untuk menjelajahi pulau Sulawesi mulai dari Palu - Mamuju hingga ke Tana Toraja. Dari Bandung ke Jakarta kami bertiga berangkat menggunakan bis antar kota. Di luar dugaan, perjalanan ditempuh dengan cukup cepat, buktinya pukul setengah dua malam kami sudah sampai di bandara Soekarno Hatta. Padahal, jadwal keberangkatan dari Jakarta menuju kota Palu baru akan terbang tepat pukul 5 pagi.
Waktu itu, kami pun mengisi kekosongan waktu dengan berbagai hal, mulai dari ke kamar kecil untuk sekadar membasuh muka, cari tempat duduk yang nyaman, selonjoran hingga berfoto. Dari sini saya mulai melamun, kalau saja saya membawa ponsel Smartfren pastinya akan seru? Apalagi ponselnya Smartfren dengan teknologi 4G LTE Advanced-nya! Atau Smartfren biasa aja deh ... Sebab, di rumah kedua anak saya memegang ponsel Smartfren Andromax -bukan 4G LTE Advanced sih- untuk kebutuhan komunikasi dan internet sehari-hari termasuk berfoto. Yang pertama, Salmanita, anak sulung saya, duduk di kelas 1 SMP - dia memegang ponsel Smartfren type C3S. Sedangkan anak saya yang kedua atau si bungsu memegang ponsel Smartfren C3Si. Dan saya tahu persis spesifikasi kedua ponsel tersebut mumpuni untuk ajang berfoto atau selfie/wefie. Dengan spesifikasi lensa kamera depan 3 Megapixel, autofocus, LED flash atau 5 MP, 2592 x 1944 pixels, LED flash, autofocus, Geo-tagging, touch focus, face/smile detection, Video 720p@30fps untuk kamera belakang sudah lebih dari cukup untuk berfoto dan bernarsis ria.
Terbang ke Palu
Awal dari semua cerita wisata pun dimulai, Akhirnya Kami Terbang ke Palu. Dengan menggunakan pesawat terbang tipe Airbus A320, kami pun terbang menuju kota yang terkenal dengan Kaledo atau Kaki Lembu Donggala. Setelah taklama dari take-off, pesawat kian meninggi, saya teringat akan peristiwa di rumah sehari sebelum berangkat. Saya sempat memaksa anak saya untuk meminjamkan ponsel Smartfren mereka untuk 1 minggu saja.
"Satu minggu kan gak lama. Ayo punya siapa saja, mau punya kakak atau kamu, Nadya?"
Saya ngotot karena yakin, pada saatnya nanti akan banyak sekali spot-spot atau daerah wisata yang bisa dipotret menggunakan ponsel sekelas Smartfren Andromax baik C3S atau C3Si. Namun usaha saya hasilnya nihil, takada satupun yang mau meminjamkan ponsel Smartfren Andromax mereka. Ya sudahlah ...Â
Setelah mengudara pada ketinggian maksimal 3800 kaki, pada pukul 8 pagi kurang sedikit, kami bertiga sampai di Bandara Mutiara SIS Al Jufri Palu. Kami sempat mengabadikan momen penting ini, pasalnya ini merupakan pertama kali menginjakkan kaki di kota Palu.
Ada Apa di Kota Palu?
Siang hingga malam pada hari itu (Senin, 14/9/2015), kami mengeliingi kota Palu dan mengunjungi beberapa destinasi wisata menarik. Kalau ada pertanyaan Ada Apa di Kota Palu? Maka jawabannya ada banyak tujuan wisata yang bisa dikunjungi atau sekadar wisata pandangan alias sightseeing. Pesona alam di sini (kota Palu) bagi saya yang urang Bandung, tentu aja menjadi sebuah pemandangan yang unik dan langka. Jangan heran bila pengendara kerap dikejutkan oleh binatang ternak yang melintas di jalan, semisal sapi donggala, induk ayam dengan anak-anaknya, anjing - semua binatang ini jamak berkeliaran di pinggir-pinggir jalan di kota Palu khususnya arah menuju Pusat Laut Donggala. Â
Inilah beberapa sajian wisata yang bisa kita temukan saat berada di kota Palu.