Di level inilah sebetulnya kita dapat mengetahui potensi seorang atlet dapat sampai ke peak performance atau tidak di masa datangnya dengan sistem kepelatihan yang benar. Sehingga di muaranya nanti (Liga, timnas) tidak ada lagi pelatih kepala yg dipusingkan oleh ball passing, ball control, ball shots, pergerakan pemain, mental dll sebagainya. (lanjut 7)Â
(7)Â
Hal kedua adalah: kontrol turnamen/kompetisi/Liga level grassroots. Kita masih saja disuguhi banyak turnamen dan sejenisnya yg dilaksanakan hanya dalam tempo waktu tak masuk akal. Terakhir saya menonton di Cibinong sebuah Turnamen bertajuk National Championship dengan 80 klub/SSB peserta yg pelaksanaannya hanya 2 saja. Dimana atlet (usia dini) harus bertanding 4 sampai 5 kali dalam satu hari. Sehat kah ini? .Â
Penutup:
Saya adalah seorang pelatih futsal/sepakbola dan juga instruktur untuk hal yang sama. Kegiatan terakhir saya melaksanakan coaching clinic futsal di suatu didaerah dengan 60 peserta pelatih yg sudah bertahun-tahun menangani sekolah/akademi di daerah mereka. Dan, jreeng! ketika mereka  saya beri tugas membuat logbook program perencanaan latihan dasar usia dini(grassroots) untuk satu bulan saja tidak ada yang mampu/bisa membuatnya. Jadi jangan berharap banyak thdp (lokal) yg ada saat ini. Karena mmg sudah lemah dari pondasinya.Â
Ade Tasyan Reza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H