Mohon tunggu...
Ade Tasyan Reza
Ade Tasyan Reza Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berusaha berkembang maksimal agar menjadi lebih baik

Pelatih futsal dan pemerhati sosial masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Polemik Skuad Timnas di Bawah STY

4 April 2024   10:59 Diperbarui: 27 Juni 2024   21:12 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ade Tasyan Reza

Gini, gini.. 

Bagian 1

Sebetulnya tidak ada yang salah dari keadaan saat ini. Justru harusnya menjadi cambuk bagi seluruh insan sepakbola yang "terlibat langsung" didalam nya. Terlibat langsung disini adalah orang-orang yang berurusan by a direct route dengan sepakbola itu sendiri secara tehnis, seperti: owner klub, owner SSB, owner akademi, manager, seluruh pelatih dari tingkat dasar hingga top level, para stakeholders dari mulai tingkat elit di pusat sana hingga grassroots di wilayah paling bawah.

Bagian 2

Question : Mengapa STY melakukan potong generasi dengan banyak melakukan naturalisasi (persetujuan PSSI dong pastinya). Mengapa tidak memakai stok pemain-pemain yang beredar di liga 1 saja?. Kan banyak pemain yang dirasa mumpuni (kacamata pengamat).

Answer : STY adalah seorang pelatih profesional yang menangani tim besar sebelum menjadi nakhoda timnas sepakbola Indonesia. Dapat dipastikan beliau memiliki intuisi, naluri serta analisa yang terukur dalam melakukan pekerjaan nya. Oleh karenanya tidak mungkin STY gegabah berbuat hal tersebut (naturalisasi). Yang mana syarat untuk pemain yang akan dinaturalisasi pun cukup berat, diantaranya harus ada keterikatan darah dengan Indonesia serta memiliki kemampuan high grades. Jika tidak, sebagus apapun pemain tersebut tidak akan beliau naturalisasi. Dan sebagai seorang pelatih timnas sebuah negara sudah barang tentu STY tidak mau gagal. Dengan hanya mengandalkan kemampuan stok pemain yang beredar di liga 1 saat ini bisa apa timnas kita. Timbul lagi pertanyaan: "Lalu, kalau begitu tidak percaya dengan kemampuan pemain-pemain kompetisi dalam negeri dong? " Kalau saya, yang hanya seorang pelatih kelas bebek secara pribadi jelas tidak percaya (kalau pun ada hanya beberapa orang saja). Apalagi STY yang merupakan seorang pelatih hebat. Bahkan belum lama ini seorang Radja Nainggolan sempat marah kepada rekan satu tim di klub nya karena melakukan passing (dasar) saja asal-asalan, padahal berpredikat pemain liga. Oleh karena itulah STY atas persetujuan ketua PSSI tentunya banyak melakukan naturalisasi bersyarat sebagai sebuah tindakan memotong generasi agar sepakbola kita seperti yang sudah saya sebut diatas untuk 1000% bersungguh-sungguh berbenah mulai dari tingkat paling dasar.

Lalu tindakan apa yang musti dilakukan? 

Mulai berbenah dari tingkat paling dasar. Adakan pengawasan ketat terhadap seluruh sekolah/akademi sepakbola yang ada di negeri ini. Verifikasi SDM yang terlibat didalam nya, terutama para pelatih dan staff yang bertanggung jawab serta terlibat langsung dalam pengembangan siswa/pemain. Apakah mereka betul-betul menguasai disiplin ilmunya? Lakukan test, assessment minimal 1 tahun sekali terhadap para pelatih tersebut dengan penguji instruktur yang "murni" Bekerja profesional berdasarkan disiplin ilmu terkait dan diawasi oleh badan independen. Tujuanya adalah untuk meningkatkan kemampuan melatih, dan mengetahui apakah license yang mereka miliki hanya sebatas pengukuhan atau penanda bahwasanya mereka tersebut pelatih? Atau memang memiliki kemampuan, komitmen serta integritas yang kuat guna mengembangkan/membangun sepakbola Indonesia melalui sekolah/akademi yang ada.

Timnas adalah muara dari seluruh proses pengembangan/pembentukan para pemain yang diseleksi dari masing-masing klub liga. Klub liga adalah muara dari pengembangan/pembentukan pemain yang terseleksi atau muncul lewat hasil pengembangan/pembentukan dari masing-masing SSB/akademi yang ada dan dari sumber pelatihan lainnya. Sesederhana itu sebetulnya runtutan nya. Jadi jelas jika mutu para pemain di liga ataupun timnas tidak bagus, berarti ada yang salah di proses pengembangan usia grassroots/youth nya. Begitu pula sebaliknya. 

Masih banyak waktu untuk berbenah jika tidak ingin (yang katanya lokal) di kesampingkan dan lebih memilih naturalisasi. Karena faktanya kemampuan pemain-pemain liga kita memang masih distandart rata-rata air saja. Bila ada yang menonjol itu dapat dihitung jari dan ikut tergabung di skuad STY saat ini. 

Note: ada banyak hal lain sebetulnya yang ingin dituliskan(bahas) tapi mungkin lain waktu, tulisan ini hanya sepotong kecil dari sekian problem menyangkut keramaian yang terjadi akhir-akhir ini. 

Penulis adalah mantan asisten pelatih youth class di Academy sepak bola UMS era 90, mantan asisten pelatih timnas futsal 2012. Mantan Pelatih prapon futsal Aceh, mantan pelatih Pro Futsal League dll. Saat ini melatih/mengasuh anak-anak kampung usia grassroots di sekolah Futsal Penjaringan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun