Dalam beberapa kasus, terlalu bergantung pada teknologi dalam pembelajaran juga bisa merugikan kemampuan sosial dan interpersonal siswa. Interaksi manusia dengan mesin tidak bisa menggantikan interaksi manusia dengan manusia yang sangat esensial dalam pengembangan keterampilan sosial. Penelitian oleh Secur Envoy pada 1.000 orang di Inggris menunjukkan bahwa terlalu bergantung pada teknologi, 66% orang cenderung mengalami kecemasan berlebih atau Nomophobia dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain secara langsung.
Pentingnya Keseimbangan dalam Penggunaan AI di Pendidikan
Mengambil pelajaran dari pengalaman penggunaan AI dalam pendidikan, penting bagi kita semua untuk bisa menciptakan keseimbangan yang tepat antara penggunaan teknologi serta interaksi antarmanusia. Sementara AI bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung pembelajaran insan pendidikan, kita juga tetap perlu menjaga agar AI tidak menggantikan elemen-elemen kritis dari proses kegiatan belajar mengajar yang melibatkan hubungan antarmanusia. Penulis memandang, bahwa keberhasilan implementasi AI dalam dunia pendidikan seharusnya bisa diukur bukan hanya dari segi efisiensi teknis, namun tentunya juga harus berdampak positif terhadap pengembangan pribadi dan sosial siswa atau mahasiswa.
Harapan ke Depan: Menghadapi Tantangan dengan Bijak
Sebagai kesimpulan, revolusi digital yang kini didominasi oleh kecerdasan buatan atau yang dikenal dengan Artificial Intelligence (AI) telah membuka pintu menuju masa depan yang potensial, namun tentunya juga dipenuhi dengan beberapa tantangan serta konsekuensi. Pertanyaan kritis tentang apakah AI dalam dunia pendidikan sebagai peluang atau ancaman telah menjadi sorotan utama serta memunculkan dilema etika bahkan tantangan yang membutuhkan perhatian serius. Di tengah derasnya gelombang AI inilah diperlukan suatu kebijaksanaan dalam mengelola perubahan serta menavigasi tantangan di era Revolusi Industri 4.0 ini. Akses internet yang semakin hari semakin mudah serta perkembangan teknologi seperti AI ini seharusnya bisa menjadi alat bantu produktif, membawa dampak positif dalam berbagai aspek, termasuk pembelajaran, dengan contoh nyata salah satunya yakni pengembangan alat pendeteksi kualitas udara oleh mahasiswa di Malang.
Lebih lanjut, sementara AI memiliki potensi besar untuk peningkatan efisiensi pembelajaran, tetap perlu kita ingat bahwa teknologi seharusnya mendukung, dan bukan menggantikan peran manusia dalam dunia pendidikan. Keberhasilan implementasi AI saat ini  harus bisa diukur tidak hanya dari segi efisiensi teknis, namun juga dari dampak positifnya terhadap pengembangan pribadi serta sosial para insan pendidikan. Seiring dengan itulah, penetapan regulasi yang bijak bisa menjadi salah satu kunci dalam menghadapi tantangan penggunaan AI di dunia pendidikan. Langkah yang diambil oleh Uni Eropa dalam mengeluarkan Undang-Undang pertama untuk mengatur AI telah memberikan contoh bahwa regulasi tersebut bisa mencakup aspek-aspek krusial seperti transparansi pembuatan suatu konten, penggunaan dalam penegakan hukum, serta peringatan kepada insan pendidikan atas bahaya dari kepercayaan atau ketergantungan yang berlebihan terhadap AI. Harapannya, di negara-negara lain, termasuk Indonesia, bisa mengambil inspirasi dari penetapan regulasi tersebut dalam menyusun kebijakan serupa yang bisa mengakomodasi etika serta dampak sosial teknologi AI dalam dunia pendidikan dengan bijak.
Referensi
Amazon. (2023). Apa Perbedaan Antara AI dan Machine Learning? Retrieved Dec 15, 2023, from aws.amazon: Apa Perbedaan Antara AI dan Machine Learning?
CNNIndonesia. (2023, Dec 9). Pertama di Dunia, Uni Eropa Sepakati UU tentang Kecerdasan Buatan. Retrieved Dec 12, 2023, from CNN Indonesia: Pertama di Dunia, Uni Eropa Sepakati UU tentang Kecerdasan Buatan
Irawati, D. (2023). Mahasiswa UMM Deteksi Kualitas Udara Kota Malang dengan Alat Ciptaan Sendiri. Retrieved Dec 11, 2023, from Kompas: Mahasiswa UMM Deteksi Kualitas Udara Kota Malang dengan Alat Ciptaan Sendiri
Kaur, J. (2023). Ethics of Artificial Intelligence and its Applications. Retrieved Dec 12, 2023, from Xenonstack: Ethics of Artificial Intelligence and its Applications