Mohon tunggu...
Ade Sona
Ade Sona Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anilisis Struktur dan Semiotik dalam Puisi "Aku Ingin"

28 Januari 2018   20:26 Diperbarui: 28 Januari 2018   21:27 15926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.     Latar Belakang Masalah

         Puisi adalah salah satu karya yang dapat dikaji dari berbagai macam aspek. Puisi dapat dikaji dari unsur dan strukturnya, mengingat bahwa puisi merupakan struktur yang tersusun dari berbagai macam unsur atau ragam. Puisi juga dapat dilihat dari unsur sejarahnya, memgingat sepanjang sejarahnya, dari tahun ke tahun puisi selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Puisi juga salah satu karya sastra yang digemari masyarakat. Karena kemajuan masyarakat dari waktu ke waktu terus meningkat, maka corak, sifat, dan bentuk puisi pun berubah, mengikuti perkembangan jaman.

         Puisi adalah suatu karangan imajinatif oleh seorang penyair, dan puisi terbentuk dari dua unsur yang saling mendukung. Waluyo (1987: 25) mengatakan ada dua unsur

         Menurut Amminuddin (2014: 134) secara etimologi, istilah puisi berasal dari Bahasa Yunani pocima "membuat" atau pocisis "pembuatan", dan dalam bahasa Inggris disebut poein atau poetry. Puisi diartikan "membuat" dan "pembuatan"karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakansuatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah. Mengutip pendapat McClaulay, Hudson dalam Amminuddin (2014: 134) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, sepertihalnya lukidan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan puisi tersebut, sementara dapatlah kita terima karena kita sering kali diajak oleh suatu ilusi tentang suatu keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca puisi.

         Struktur fisik puisi merupakan struktur yang terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata. Struktur fisik puisi terbentuk dari diksi, pengimajian, kata kongkret, majas vertivikasi, dan tipografi. Sedangkan dalam analisis semiotik memandang karya sastra, dalam hal ini puisi, sebagai system tanda yang bermakna. Tiap-tiap fenomena atau unsur puisi diyakini mempunyai makna atau arti, sampai menganalisis puisi sampai menemukan makna yang dimaksud adalah suatu keharusan.

         Puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono ini merupakan yang luar biasa karena memiliki rasa pengorbanan yang luar biasa, memiliki makna yang sangat mendalam untuk seseorang yang dicintainya. Puisi yang ditulis pada tahun 1989 ini menceritakan pengorbanan untuk istrinya yang sedang sakit, tetapi sang penulis tidak mengenal lelah untuk menjaga seseorang yang sangat ia cintai, yakni istrinya. Begitu romantisnya seorang Sapardi mencintai istrinya dengan dituangkan dalam suatu tulisan puisi yang begitu indah, dengan kata-kata sederhana yang ia gunakan tetapi makna yang terkandung sangat mendalam.

        Saya memilih puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono menjadi objek kajian karena saya sangat menyukai puisi ini, disamping dengan kata-kata yang sederhana dan mudah untuk dicerna, pusi ini juga mempunyai makna yang sangat mendalam, dengan penuh rasa cinta yang begitu besar. Dengan kesederhanaan cinta yang tulus membuahkan hasil yang sangat berwarna.

         Mengenai struktur fisik puisi dan kajian semiotik akan coba dibahas lebih mendalam dalam penelitian ini melalui puisi dari Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono.

B.     Rumusan Masalah

         Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah.

  1. Bagaimana struktur fisik puisi dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono?
  2. Bagaimana lambang atau simbol dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono?

C.    Tujuan Penelitian

  1. Mendeskripsikan struktur fisik dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono?
  2. Mendeskripsikan lambang atau simbol dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono?

D.   Kajian Teoritik

 Dalam penelelitian puisi yang berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono menggunakan kajian struktur dan kajian semiotik.


1. Struktur

         Waluyo (1987:25) jika dipaksa memberikan devinisi puisi secara sukar dirumusuka, kira-kira seperti berikut. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pemikiran dan persaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batiniah.

         Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penelitian kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antar unsur pembangun yang bersangkutan. Strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur yaitu struktur itu berdiri dengan mekanisme antar hubungannya, disatu pihak antar hubungan satu dengan yang lainnya, dilain  pihak hubungan diantara unsur-unsur dan totalitasnya.

2. Semiotik

        Semiotik secara etimologis berasal dari bahsa Yunani semeion yaitu penafsiran tanda atau tanda dimana sesuatu dikenal. Semiotik adalah ilmu tentang tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Semiotik adalah cabang dari ilmu Filsafat yang mempelajari tanda dan biasa disebut filsafat penanda. Semiotik adalah teori dan analisis berbagai macan tanda dan pemakna.

        Barthers menjadi seorang tokoh yang begitu indentik dengan teori semiotik. Pemikiran semiotik Barthers bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam sebuah penelititian. Konsep penelitian Barthers terhadap semiotik terkenal dengan konsep Mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthers menekankan antara teks dan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi dalam dalam teks dan konveksi dalam teks dan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. (Kriyantono, 2007: 268).

         Roland Barthers dalam teorinya mengembangakan semiotika dalam dua tingkatan pertandaan, yakni tingkatan denotasi dan konotasi.

1. Denotasi

        Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.

2. Konotasi

         Konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga disebut makna yang muncul karena adanya kontruksi budaya sehingga ada pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersbut.

E.     Hasil Penelitian

AKU INGIN

Karya : Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencitaimu dengan sederhana;

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadika abu



Aku ingin mencintaimu degan sederhana;

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kedapa hujan yang menjadikan tiada

(1989)

        Puisi yang berjudul "Aku Ingin" merupakan buah karya dari seorang sastrawan hebat sekaligus guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Puisi ini ditulis pada tahun 1989 ketika istriya sedang sakit. Puisi "Aku Ingin" merupakan puisi dengan tema cinta.


1. Struktur dari Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono

  1. Struktur Fisik

Diksi

        Pada bait pertama Aku ingin mencintaimu dengan sederhana yaitu mencintai seseorang dengan tulus dengan cara tidak berlebihan. Dengan cara mencintai dengan keserhanaan, kesetiaan bahwa kesederhanaan menciptakan kesetiaan  yang begitu berarti. Dengan kata yang tak sempat diucapkan menjelaskan bahwa seseorang yang tak sempat untuk mengucapkan, mengungkapkan perasaan cintanya untuk seseorang yang ia cintai. Di perjelas dengan larik selanjutnya Kayu kepada api yang menjadikannya abu seolah-olah tidak ada kesempatan kedua untuk mengungkapkan perasaan yang begitu mendalam karena api yang menjadikannya abu, artinya segala sesuatu yang sifatnya mudah terbakar seperti kayu akan menjadi abu jika terbakar oleh api dan jika sudah menjadi abu maka tidak bisa kembali menjadi kayu. Ibarat nasi sudah menjadi bubur.

        Pada bait kedua Aku ingin mencitaimu dengan sederhana yaitu sama dengan bait pertama pada larik pertama, yakni mencintai seseorang dengan tulus dengan cara tidak berlebihan. Dengan cara mencintai dengan keserhanaan, kesetiaan bahwa kesederhanaan menciptakan kesetiaan  yang begitu berarti. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan hampir sama dengan bait pertama larik ke dua bahwa tentang keterlambatan untuk menyampaikan rasa cintanya, isi hatinya kepada seseorang yang ia sintai, namun pada larik ini lebih terfokus kepada isyarat, isyarat ini dilambangkan dengan tindakan dari 'aku-lirik'  kepada kepada seseorang  yang ia cintai tetapi tak sempat untuk melakukan apa-apa. di sambung dengan larik selanjutnya Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada hapir sama dengan bait pertama larik ke dua tentang keterlambatan mengungkapkan perasaannya tetapi ini lebih menggambarkan bahwa air hujan telah menghapus segalanya dari muka bumi sehingga menjadi tidak tersisa dan tiada terhempaskan oleh hanyutnya air hujan yang mengalir dipermukaan bumi.

 

Majas (bahasa kiasan)

         Gaya bahasa yang terdapat pada puisi "Aku Ingin" adalah majas personifikasi yang ditemukan pada kalimat "Dengan kata yang tak sempat   diucapkan, kayu kepada api yang menjadikan abu""Dengan isyarat yang tak sempat  disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".

"Dengan isyarat yang tak sempat  disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".


Pengimajinasian (pencitraan)

Penggunaan kata-kata yang digunakan atas bayangan kongkret apa yang kita hayati secara langsung melalui pengindraan manusia.

Imaji pendengaran: "Dengan kata yang taksempat diucapkan, kayu kepada api yang menjadikan abu"

Imaji visual penglihatan: "Dengan isyarat yang tak sempat dsampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".


2. Struktur Batin

        Struktur batin puisi "Aku Ingin" adalah sebuah pengunkapan makna yang hendak disampaikan penyair dan struktur batin puisi yang akan dikemukakan oleh penyair dengan persaan dan suasana jiwanya (Herman J. Waluyo, 1987: 102). I. A. Richards dalam J.Waluyo (1987: 106) menyebutkan makna atau struktur batin itu dengan hakekat puisi. Ada empat unsure hakekat puisi, yakni:


Tema

Puisi diatas dapat dianalisis bahwa temanya adalah cinta. Di mana penyair bagaimana keinginanya untuk mencintai dengan sederhana.


Perasaan

        Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi ini dapat kita rasakan juga waktu kita menelaah bait kebait ataupun larik ke-larik. Perasaan yang serius dan menginginkan tentang tindakan yang tidak terlalu menggebu-gebu.


Nada

Nada puisi "Aku Ingin" penyair menceritakan perasaan dengan nada member tahu dengan lembut dan penuh dengan penghayatan.


Amanat

       Amanat puisi "Aku Ingin" menyatakan bahwa penyair ingin mengungkapkan tentang apa yang dirasakan dengan tenang  dan sederhana tanpa dengan perbuatan yang mengada-ada.



2. Analisis Semiotik dari Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono

1. Tingkatan Tanda

         Tingkatan tanda adalah cara pengombinasian tanda  serta aturan yang melandasinya, kemungkinan untuk dihasilkan makna teks baru. Roland Barthers dalam teorinya mengembangakan semiotika dalam dua tingkatan pertandaan, yakni tingkatan denotasi dan konotasi.

  • Tingkatan Tanda Denotasi

       Tingkatan tanda denotasi terdapat pada kata Mencintaimu berasal dari kata cinta yang berarti menyukai, mengasihi, dan menaruh hati kepada seseorang. Kata Kayu berarti pohon yang batangnya keras atau bagian batang (cabang, dahan). Kata Api berarti cahaya dan panas dari segala sesuatu yang terbakar, berkobar segabai rasa semangat serta menggelora. Kata Abu yaitu material padat setelah pembakaran oleh api atau Kristal beku. Dan kata  Hujan adalah titik berjatuhan dari udara karena adanya proses pendinginan. Serta kata  Tiada yang berarti hilang, mati, lenyap atwu tidak ada.


  • Tingkatan Tanda Konotasi

       Menurut pandangan saya, jika diurut berdasarka kata per kata, maka makna konotasi tak akan nampak. Namun, jika diurut berdasarkan penggalan kalimat dibeberapa bait, maka akan nampak makna kiasan. Puisi ini menggunakan majas personifikasi, yaitu semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah-olah meliliki sifat kemanusiaan (perlambangan). Tergambar pada kalimat Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikan abu yang berarti apabila kayu telah dibakar api maka yang tersisa hanya sisa-sisa abu  atau sia-sia belaka. Dari pernyataan puisi tersebut, dapat dlihat bahwa pencipta menggunakan bahasa yang begitu sederhana namun dapat menorehkan hasil yang dalam dan begitu sangat berkesan.


  • Relasi Antara Dua Tanda Denotasi dan Konotasi

Relasi antar dua tanda yang meliputi metafora dalam puisi "Aku Ingin", yaitu:

        Kayu kepada api yang menjadikan abu dan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada yang berarti sesuatu yang sia-sia. Keduanya merupakan metafora yang mengandalkan keterlambatan sehingga mengakibatkan penyesalan. Keduanya saling berkaitan dan memiliki kesamaan arti jika dimaknai dengan benar.


2. Komponen Tanda (lambang atau simbol, makna)

Lambang atau Simbol

Lambang atau simbol yang dimaksud adalah mencintaimu, sederhana, kayu,, api, abu, awan, hujan, dan tiada.


Makna

      Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Sederhana menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)  1. Bersahaja; tidah berlebih-lebihan: hidupnya selalu -;  2. Sedang (dalam arti pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan lain sebagainya); harga -;  3. Tidak banyak seluk-beluknya (kesulidan, dan lain sebagainya); tidak banyak pernik; lugas. Artinya, Aku-Lirik ingin mencitai seseorang dengan cara tidak berlebihan, sedang, dan secara tulus, apa adanya dan tulus untuk seseorang yang ia cintai. Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikan abu. Kata-kata ini memunculkan pengertian bahwa 'Aku-lirik' tidak sempat mengungkapkan rasa cintanya kepada orang yang ia cintai. Hal ini diperjelas dengan kata kayu telah menjadi abu. Begitupun juga dengan bait berikutnya Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikan tiada. Bait ini mempunyai pengertian yang hampir sama dengan bait sebelumnya, yaitu tentang keterlambatan seseorang menyampaikan isi hatinya kepada orang yang ia cintai. Saat ia ingin mencitai seseoarang dengan sederhana namun ia terlambat untuk mengungkapkannya, mungkin karena berbagai faktor yang menjadi kendala sehingga kesempata itu hilang begitu saja.

F.   Simpulan

Simpulan dari puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono terdapat dua analisis, yakni analisis dari kajian strukturalisme dan semiotik.

  • Analisis kajian Struktur

Struktur fisik (diksi atau pilihan kata, majas, pengimajinasian atau pencitraan.

Truktur batin (tema, perasaan, nada, dan amanat)

  • Analisis Kajian Semiotik

Tingkatan tanda (tingkatan tanda denotasi dan konotasi)

Komponen tanda (lambang atau simbol, makna)

Relasi kedua tingkatan (denotasi dan konoasi)

       Puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono ini dituis pada tahun 1989 dengan tema Cinta. Rasa cinta sang penulis begitu sederhana dan kata-kata yang begitu sederhana tetapi melahirkan karya buah tangan yng begitu bermakna. Dapat disimpulkan dari puisi tersebut adalah cintailah orang engkau cintai dan buktikan rasa cinta itu dengan pengorbanan, bukan dengan kata-kata. Karena, cinta tidak diukur dengan kata-kata melainkan dengan pengorbanan yang telah dilakukan. Rasa cinta itu tentulah dimiliki oleh orang yang salalu berada disamping kita untuk terus mendukung.


G. Daftar Pustaka

Waluyo, Herman, J. 2005. Apresiasi Puisi. Panduan untuk Pelajar dan mahasiswa. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama,

Barthers, Roland. 1972.  Membedah Mitos-Mitos Budaya Massa. Jakarta: jalasutra

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Komunikasi. Jakart: Kencana.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sasra, Metode Kritik, dan penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Amminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Luxemburg, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemah Bahasa Indonesia oleh Dick Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Perron, Paul. 2005. Semiotic. Second edition. Amerikns: The John Hopkins University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun