Tetapi aneh, ketika sampai di rumah banyak orang berkumpul di rumahku,apa yang terjadi? Mamak kenapa? atau bapak? Aku berlari, kulihat mamak menangis,aku tercekat,Apa bapak jantungnya kumat?bapak kenapa?aku mendekati mamak, mencoba mencium tangannya, menangis dan meminta maaf, dia tidak bereaksi, dia diam menatap nanar seseorang berbungkus kain batik di depan matanya.
Tiba-tiba ada yang memeluk mamak dari belakang,ah, itu bapak..bapak masih hidup, Â aku memeluk bapak meminta maaf, selama ini sudah banyak menyusahkan. Bapakku tetap sama,t atapannya datar, tidak membalas pelukannku sama sekali. Aku menangis keras-keras. Ya Allah telah kusia-siakan mereka selama ini. Lantas,siapa yang terbujur kaku di depanku itu? Kuberjalan mendekat, Â melihat siapa yang sebenarnya yang sedang terbujur kaku itu..dan ternyata itu aku..perlahan dari kejauhan kulihat mungkar nangkir sudah menungguku..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H