Mohon tunggu...
Ades Justitia Mustofa
Ades Justitia Mustofa Mohon Tunggu... -

Seseorang yang ingin mengenal diri sendiri, mengingatkan diri sendiri,belajar dan berbagi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyesalan yang Terlambat

1 Februari 2011   13:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tetapi aneh, ketika sampai di rumah banyak orang berkumpul di rumahku,apa yang terjadi? Mamak kenapa? atau bapak? Aku berlari, kulihat mamak menangis,aku tercekat,Apa bapak jantungnya kumat?bapak kenapa?aku mendekati mamak, mencoba mencium tangannya, menangis dan meminta maaf, dia tidak bereaksi, dia diam menatap nanar seseorang berbungkus kain batik di depan matanya.

Tiba-tiba ada yang memeluk mamak dari belakang,ah, itu bapak..bapak masih hidup,  aku memeluk bapak meminta maaf, selama ini sudah banyak menyusahkan. Bapakku tetap sama,t atapannya datar, tidak membalas pelukannku sama sekali. Aku menangis keras-keras. Ya Allah telah kusia-siakan mereka selama ini. Lantas,siapa yang terbujur kaku di depanku itu? Kuberjalan mendekat,  melihat siapa yang sebenarnya yang sedang terbujur kaku itu..dan ternyata itu aku..perlahan dari kejauhan kulihat mungkar nangkir sudah menungguku..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun