Mohon tunggu...
Ade SetiawanSimon
Ade SetiawanSimon Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Caesar sampai Fufufafa: Black Campaign Senjata Politik Para Lawan

27 Oktober 2024   15:37 Diperbarui: 27 Oktober 2024   15:43 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
doc. https://owlcation.com/humanities/CaesarTyrant-or-Populist

Gaius Iulius Caesar atau yang lebih dikenal sebagai Yulius Caesar 100 SM -- 44 SM adalah satu dari sedikit pemimpin dunia yang dapat menyamai nama besar Alexander Agung pada masa kejayaan budaya Romawi dan Helenis. Caesar adalah anggota bangsawan dari klan Gens Lulia, salah satu klan bangsawan terbesar dan berpengaruh di kota Roma pada  jamannya. Sebagai salah satu anggota keluarga bangsawan Caesar tumbuh dan besar dalam lingkaran pengaruh kekuasaan dan politik Republik Romawi, sebuah wilayah pertama pada peradaban kuno yang mengadopsi bentuk pemerintahaan dengan sistim republik.

Kepiawaian dan kepopuleran Caesar sebagai seorang politikus sekaligus jendral perang telah membawa Caesar dicintai oleh para prajurit di lorong barak dan rakyat Roma di jalan-jalan pasar. Pada masa kejayaanya Negara Repulik Romawi berhasil diambilalih olehnya pada pemilihan konsul dan Caesar memproklamirkan dirinya sebagai kaisar dan diktator pada seluruh wilayah protektorat Roma.  Dipuncak kekuasaannya Ceasar tak luput dari siasat lawan politik untuk menjatuhkannya dari puncak, mulai dari muslihat di senat hingga konspirasi pembunuhan sang Caesar. Selain itu ada pula konspirasi lain yang dihembuskan oleh para lawan politik untuk menjatuhkan martabat Caesar dengan cara menghembuskan rumor masalah prilaku seksualitas Caesar, di mana dapat ditelurusir dalam catatan sejarah Suetonius, menurutnya isu homoseksual sang Caesar berhembus begitu kencang dikalangan orang Romawi untuk menyerang martabat Yulius Caesar sebagai pimpinan politik dan jenderal besar bangsa Romawi. Menurut Suetonius diceritakan bahwa pada masa itu para politikus romawi menjadikan rumor homoseksual sebagai bahan untuk mempermalukan kaisar yang secara berulang-ulang kali membantah rumor prilaku menyimpang Caesar dan Nikodemes IV Bithynia, bahkan penyangkalan ini sampai di bawah sumpah.

Usaha untuk menggugurkan popularitas Caesar dilakukan oleh Cicero dan para kolega dengan terus dihembuskan cerita ini hingga gedung senat Pompay sebagai bentuk perlawanan orang romawi terhadap kekuasaan dan pengaruh  berlebihan yang dimiliki oleh Konsul Romawi pada saat itu. Kekuasaan absolut yang dimiliki oleh Caesar meliputi pengaruhnya terhadap senat dan pasukan perang Romawi memicu kekawatiran dari para bangsawan dan senator Romawi; pemikiran dan keputusan absolut Caesar merupakan cikal bakal runtuhnya sistem pemerintahan Republik Romawi selama lebih dari tiga ratus abad lamanya semenjak menggulingkan Sistem Monarki Romawi terakhir yakni Raja Terquinius Superbus (27 SM). Pada akhirnya puncak dari pembunuhan karakter dari diktator Caesar adalah konspirasi pembunuhan yang dilakukan para senator Romawi di Theater Pompey.

Kenapa rumor terkait skandal seksualitas jadi senjata untuk menyerang lawan politik pada kebudayan romawi -- helenis kuno tak terkecuali terkait dengan penyimpangan seksual para bangsawan dan politkus. Rumor penyimpangan seksual jadi salah satu bukti bahwa penggunaan politik hitam sudah dan terus terjadi semenjak jaman romawi  - helenis. Menurut catatan sejarah rumor homoseksual yang menimpa Caesar sebagai bentuk ejekan untuk menyerang pribadi seseorang serta mencari simpati publik dalam usaha untuk menjatuhkan pribadi tertentu. Semenjak jaman romawi kuno rumor seksualitas khususnya homoseksual melihat prilaku sebagai bentuk 'mengambil peran pasif' dalam seksualitas, sebagai tanda lemah atau tunduk.

Rumor skandal seksual tidak saja dialami oleh Yulius Caesar, diera modern serangan rumor terkait dengan isu serupa acapkali dirundung oleh para pemimpin negara diberbagai belahan benua lainnya. Serangan lawan politik terhadap para pemimpin dunia menggunakan isu skandal seksual bahkan telah menjadi senjata yang dianggap ampuh untuk menumbangkan popularitas lawan politik dengan cara cepat. Berbeda dengan jaman Caesar, rumor skandal yang dipakai untuk merendahkan lawan politik karena dianggap lemah atau tunduk pada partner maka pada jaman modern skandal seksual dari sudut pengaruh ajaran agama yang melihat skandal seksual merupakan pelanggaran moral dan tak dapat diterima oleh masyarakat komunitas religius. Meskipun kasus-kasus serupa sering menguak namun jarang terjadi pada berujung penggulingan kekuasan atau pemakzulan terhadap pemimpin  atau dalam artian isu yang dibangun gagal mempengaruhi arah politik kelompok atau masyarakat. Namun demikian pristiwa pemakzulan terhadap pemimpin dunia pernah hampir menimpa  Bill Clinton, salah satu suksesor partai demokrat yang berhasil membawa Amerika keluar dari krisis ekonomi selepas perang dingin, sebagai akibat dari peristiwa skandal hubungan diluar pernikah dengan staf magang gedung putih, Monica Lewinsky. Peristiwa tersebut merupakan pukulan telak terhadap pemerintahan Bill Clinton dan berpengaruh terhadap  citra politiknya.

Meskipun rumor skandal seksual merupakan intrik politik kuno yang terus dimainkan dalam kampanye hitam yang menyasar pada pribadi lawan politik, namun pola serupa masih memiliki banyak peminat dan memberi dampak yang signifikan terhadap citra politik seseorang masa ini. Terbaru yang terjadi di tanah air yang mengangat isu akun "fufufafa", di mana merepresentasikan salah satu tokoh politik yang memiliki tingkat popularitas tinggi di tengah masyarakat. Dalam pemberitaannya para pakar sampai menyoalkan terkait prilaku kecanduan pornografi atau gangguan mental dari pengguna akun fufufafa.

Sesudah melebeli "fufufafa" sebagai akun pemilik dari salah satu tokoh politik, sebagian masyarakat, para ahli dan lawan politik mulai menyerang figur dari berbagai aspek. Salah satu aspek yang disoroti oleh lawan politik dan para ahli adalah terkait dengan jejak digital oleh akun tersebut terindikasi memiliki kebiasaan untuk mengakses situs-situs pornografi. Lebih lanjut menurut analisa, orang atau pemilik akun dengan kecendurungan mengakses situs pornografi memiliki kondisi gangguan fungsi otak atau trauma bagian tengah.

Gencarnya pemberitaan terkait akun "fufufafa" semakin mendorong lawan politik mencari cara untuk mengumpulkan bukti dan terus mengarahkan pemberitaan pada satu sosok saja yang dianggap sangat berbahaya terhadap perjalanan perpolitikan Indonesia ke depan. Namun hingga saat tulisan ini dirilis kekuatan untuk menggembosi kepribadian dan membatalkan karpet merah bagi si tokoh politik yang dimaksud makin hari makin melemah. Bisa jadi isu yang diangkat oleh lawan politik masih berupa berita angin tanpa pembuktian akurat atau menunggu momen lain untuk menyerang 'wait and see'.

Sumber:

Diakses pada Oktober 27, 2024 dari artikel: https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Romawi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun