Mohon tunggu...
Ade SetiawanSimon
Ade SetiawanSimon Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Scribo Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

SEKDA Sumba Barat Daya Membuka Secara Resmi Sosialisasi Program BangKIT

12 Agustus 2023   19:15 Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:17 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia atau lebih dikenal sebagai Yayasan BaKTI sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pengembangan pemberdayaan dan mengumpulkan serta mengarsipkan pengetahuan atau praktik cerdas masyarakat  lokal di kawasan Indonesia Timur. Pada tahun 2023 Yayasan BaKTI sebagai salah satu mitra Bank Dunia, mengembangkan dan menjalankan program Pengembangan Penghidupan Masyarakat yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia atau Program BangKIT melalui dana hibah Pemerintah Jepang melalui Japan Social Development Fund (JSDF).

M. Yusran Laitupa selaku direktur eksekutif Yayasan BaKTI dalam sambutannya menyampaikan bahwa Yayasan BaKTI pada prinsipnya merupakan lembaga yang hendak mendorong pertukaran pengetahuan dan praktik cerdas masyarakat lokal khususnya masyarakat di kawasan timur Indonesia karena itu pekerjaan utama dari BaKTI itu sendiri adalah pertukaran pengetahuan. 

Kegiatan maupun pekerjaan yang telah dijalankan oleh individu maupun komunitas masyarakat ini kemudian diidentifikasi dan dipromosikan sebagai praktik cerdas oleh Yayasan BaKTI berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk kemudian dirilis dan direkomendasikan secara baik agar dapat mendidik masyarakat dan menginspirasi banyak orang. 

Menurutnya pertukaran pengetahuan sangatlah penting karena berdasarkan riset Yayasan BaKTI, tantangan pembangunan selama 18 tahun terakhir dilihat selalu sama saja karena itu perlu ada penyebaran secara luas informasi tentang konteks pembanguan dan menyampaikan promosi praktik cerdas yang sudah ada untuk diadopsi dan praktikkan sesuai dengan konteks pembangunan setiap komunitas maupun daerah sesuai kebutuhan.

Program BangKIT  yang diimplementasikan oleh Yayasan BaKTI bermitra dengan pemerintah desa dan pemerintah daerah Sumba Barat Daya akan dijalankan hingga tahun 2025, program BangKIT ini pada akhirnya diharapkan dapat memberi dampak baik pada peningkatan penghidupan berkelanjutan Masyarakat perdesaan melalui sistem perencanaan desa yang inklusif. Adapun tujuan dari Program BangKIT untuk mendorong upaya-upaya peningkatan penghidupan masyarakat desa yang dihasilkan melalui mekanisme perencanaan partisipatif berbasis masyarakat dan terintegrasi dengan sistem perencanaan desa.

Bertempat di Hotel Anggrek Inn kota Waitabula pada tanggal 9 Agustus 2023, Yayasan BaKTI dan pemerintah daerah Sumba Barat Daya selaku mitra Program BangKIT secara resmi mensosialisasikan Program BangKIT secara umum kepada instansi pemerintah daerah dan lembaga swadaya wasyarakat yang berkarya di Kabupaten Sumba Barat Daya dan secara khusus kepada 10 pemerintah kecamatan dan 40 pemerintah desa yang akan menjadi locus kegiatan Program BangKIT.

doc. Daniel Bilaut
doc. Daniel Bilaut

Hadir pada waktu yang sama SEKDA Kabupaten Sumba Barat Daya Fransiskus M. Adi Lalo, S.Sos bertindak sebagai perwakilan pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya berkesempatan memberikan sambutan dan membuka kegiatan sosialisasi Program BangKIT di Kabupaten Sumba Barat Daya. Dalam sambutannya SEKDA Sumba Barat Daya menekankan poin penting kepada pemerintah desa bahwa
"Saya berharap dengan melihat program seperti ini jangan berorientasi terhadap financial tetapi merupakan peluang untuk meningkatkan kapasitas kita agar dapat keluar dari ketertinggalan. Yayasan BaKTI datang bukan bawa ikan tapi bawa kail, bukan bawa uang tapi untuk memberdayakan masyarakat desa supaya kreatif dan inovatif melihat aset yang potensial sehingga bisa berdampak secara ekonomi".

Pada forum yang sama drh. Oktavianus Dapadeda, M.Si selaku Kepala BAPPERIDA Kabupaten Sumba Barat Daya dan juga sebagai Ketua Forum Kabupaten Program BangKIT memberikan pesan kepada 40  pemerintah desa yang menjadi wilayah pelaksanaan Program BangKIT bahwa

 "Saya sangat berharap kepada pemerintah Desa dan Kecamatan untuk betul-betul merespon secara positif terhadap Program BangKIT yang akan turun ke desa-desa ini. Dan ini merupakan tanggung jawab moral kita untuk betul-betul bersinergi dan kerja kolaboratif dengan Yayasan BaKTI" demikian pernyataan kepala BAPPERIDA Kabupaten Sumba Barat Daya.

Di panggung yang sama Simon Lende, S.Sos selaku Kepala Dinas PMD Kabupaten Sumba Barat Daya mengingatkan kepada keempatpuluh kepala desa atau aparat yang mewakili desa-desa dampingan Program BangKIT bahwa

 saya meminta kepada 40 Kepala Desa yang menjadi locus kegiatan Progam BangKIT, mari kita kolaboratif, kita berjuang bersama-sama karena dari hasil evaluasi tim IDM (Indeks Desa Membangun) 40 desa ini masuk dalam desa dengan tingkat miskin ekstrim.  Terkait dengan proses perencanaan ditingkat desa, sekali lagi saya meminta kepada 40 kepala desa mari kita menjadi pilot project, marilah kita bangkit kembali supaya ada perubahan. Marilah dengan adanya fasilitasi dari teman-teman kita baik itu dari FasDes, TA maupun fasilitator kecamatan mari kita manfaatkan momen ini dengan baik sehingga kita bisa keluar dari kemelut ini". Tandas kepala dinas PMD Kabupaten Sumba Barat di depan forum sosialisasi BangKIT.

Pada sesi sosialisai program BangKIT, Ricky Djodjobo selaku Project Coordinator Program BangKIT menandaskan bahwa "secara umum ketika suatu program yang masuk ditingkat desa, masayarakat memulai dengan pandangan yang salah. Program BangKIT tidak mendatangkan bantuan langsung kepada masayarakat dalam bentuk alat dan bangunan fisik. Misi dari program ini adalah membantu masyarakat belajar untuk mengembangkan penghidupan yang ada di desa atau disekitar masyarakat". Menurut Project Coordinator Program BangKIT bahwa 

sering masyarakat menganggap remeh identifikasi kebutuhan sehingga sulit untuk melihat mana keinginan dan mana kebutuhan karena kita tidak melakukan identifikasi letak permasalahannya dalam proses perencanaan desa. Ini yang akan kami lakukan dalam Program BangKIT untuk melatih agar ketika kami sudah selesai, bapak ibu sudah tahu bagaimana cara yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam pengembangan penghidupan masyarakat

Adapun Program Pengembangan Penghidupan Masyarakat Yang Inklusif di Perdesaan Kawasan Timur Indonesia memiliki pendekatan inklusif dan melibatkan seluruh masyarakat untuk memperkuat ekonomi desa dan sistem pangan dengan kegiatan program yang mengarah pada memperkuat kapasitas masyarakat dan pemerintah desa dalam membuat perencanaan dan pelaksanaan pengembangan mata pencaharian, memperkuat kapasitas pemerintah kabupaten dalam mendukung dan memfasilitasi upaya pengembangan mata pencaharian di desa, serta mengembangkan mekanisme yang praktis bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk merencanakan pengembangan penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun