Pada siang menjelang hari sore, di TKP dimana lokasi kampung tersebut sangat terpencil dan relatif hanya bisa dilalui kendaraan roda 2, dokter hewan Penanggungjawab Pustu Cibaliung melaporkan hasil investigasi melalui pesan whatsapp dan kemudian informasi tersebut diteruskan kepada pimpinan sebagai laporan.
Saya agak terkejut juga manakala mendapatkan laporan bahwa kasus kematian ayam secara mendadak sudah terjadi selama sepekan sebelumnya (sekira awal-awal tahun 2025) dan hingga saat ini informasi yang kami terima sudah setengah populasi unggas jenis ras ayam kampung yang semula berjumlah mencapai seribuan di kampung tersebut sudah pada mati dengan ciri khas pada bangkai ditemukan adanya pembengkakan diseputar daerah kepala disertai keluarnya cairan dari mata dan lubang hidung.
Kami juga mendapat laporan bahwa tim Pustu Cibaliung yang terdiri 2 dokter hewan dan seorang paramedik veteriner telah melaksanakan misi penting melakukan edukasi sekaligus melakukan desinfeksi dan pembersihan lingkungan sekitar kandang bersama warga setempat hingga melakukan pembakaran dan penguburan bangkai ayam agar tidak terjadi wabah lanjutan.
Sementara dari hasil rapid test AI di TKP terhadap 4 ekor ayam sakit milik warga setempat, didapatkan hasil positif sebanyak 3 ekor dan negatif 1 ekor.
Diagnosa sementara saat itu, kasus tersebut adalah penyakit flu burung. Terlebih dari ciri-ciri ayam yang ditemukan mati diketahui tandanya mengarah kepada AI dan langsung dilaporkan petugas melalui iSIKHNAS yang merupakan aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang biasa kami lakukan untuk pelaporan data kesehatan hewan secara realtime.
Selanjutnya, untuk meneguhkan diagnosa tersebut kami membawa sampel swab ke Balai Pelayanan dan Pengujian Veteriner (PPV) Provinsi Banten untuk dilakukan uji laboratorium lebih lanjut.
Berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Balai PPV Provinsi Banten dengan menggunakan metode uji PCR Avian Influenza tipe H5 dari 3 sampel yang diperiksa pada 17 Januari 2025 dengan hasil 2 diantaranya positif.
Berdasarkan hasil itu memperkuat dugaan sementara kami bahwa terjadi indikasi flu burung positif dengan saran untuk melakukan desinfeksi dan pengujian secara berkelanjutan di laboratorium pusat di Balai Veteriner Subang, Jawa Barat.
Artikel terkait:Â Waspadai Ancaman Laten Penyakit Mulut dan Kuku pada Ternak
Dugaan Kasus Flu Burung Berikutnya di 2 Desa
Belum reda dari kekagetan kami pasca ditemukannya indikasi flu burung positif di Desa Ciseureuhen, pada 15 Januari 2025 sekira pukul 16.00 Puskeswan kembali mendapatkan laporan dari petugas penyuluh lapangan (PPL) Kecamatan Cigeulis yang menemukan banyak ayam mati mendadak milik warga 2 desa dengan ciri-ciri kematian serupa dengan kejadian desa sebelumnya.
Disamping itu, kami juga mendapatkan informasi adanya kesimpangsiuran atas informasi yang beredar dikalangan warga serta desas desus warga setempat yang resah lantaran banyak ayam warga yang mati mendadak tanpa diketahui dengan jelas apa penyebabnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!