"Kalimat dalam hadis menyebutkan "tabassumuka fii wajhi akhiika laka shodaqoh" senyum indahmu yang membuat kawanmu bahagia, senyum yang membuat orang bahagia, bukan senyum yang membuat orang lain penasaran dengan Anda atau Anda senyum (lalu) dia ketakutan, nah itu bukan shadaqoh," lanjut Ulama alumnus Internasional Islamic Call College Triopoli Libya itu.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, memberikan senyuman kepada orang lain bisa membuat hati kita, baik orang yang memberi senyuman dan orang yang menerima senyuman, menjadi lapang (perasaan senang)
"Ketika Anda senyum, Anda memberikan kelapangan pada orang lain. Anda datang ke undangan, dia tersenyum Anda tersenyum, lapang. Anda datang berkunjung ke rumah orang, Anda senyum, dia senyum, lapang. Itu sedekah, semua disebut sebagai sedekah," tandas UAH.
Kemudian, bagaimana kita menerapkan nilai senyum kepada keluarga dan orang lain?
Senyum membuat keluarga dan orang lain bahagia
Senyum tidak hanya memberikan manfaat bagi orang yang menerimanya, tetapi juga bagi orang yang memberikannya.
Senyum kita dalam rumah tangga bisa meningkatkan mood, mengurangi stres, dan meningkatkan kebahagiaan seluruh anggota keluarga.
Ketika kita senyum tentu sedang merasakan kebahagiaan itu dalam diri sendiri dan itu bisa menularkan kebahagiaan pada seluruh anggota keluarga lainnya.
Dan dalam praktik kehidupan sehari-hari, dalam keluarga maupun lingkungan sosial, nyatanya kebahagiaan itu tak selalu hadir dari kemewahan hidup ataupun materi yang berlimpah.
Sebaliknya, kebahagiaan itu justru kerap hadir dari hal-hal yang tampak kecil seperti halnya sebuah senyuman.
Oleh karena itu, mari kita senantiasa menyebarkan senyuman kepada orang-orang di sekitar kita, karena dengan begitu, kita tidak hanya memberikan kebahagiaan kepada mereka, tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Terntu saja di bulan yang penuh kasih sayang kepada sesama ini kita dianjurkan melakukan sedekah lainnya, seperti berbagi makanan buka puasa kepada tetangga, atau mengirim takjil ke masjid dan mushala terdekat.