“Awalnya tanaman ini liar, akhirnya menjadi produk lokal dan sekarang mengisi pangsa pasar international”, ungkap Bupati Pandeglang Hj. Irna Narulita.
Bupati menyampaikan itu saat acara Talkshow Bertani On Cloud (BOC) program Badan Pengembangan Penyuluhan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementar RI) di Kampung Cinyurup, Kamis (23/2/2023) sebagaimana dikutip website diskomsantik.pandeglangkab.go.id dalam artikel “Talas Beneng dari Lokal go Internasional”
Baca juga: Ragam Pangan "Substitusi" Beras yang Mengenyangkan Hingga Cocok untuk Diet
Kini, talas beneng telah dibudidayakan secara luas hampir di seluruh wilayah Indonesia dan memberikan kontribusi ekonomi bagi pelaku usaha, terutama di Kabupaten Pandeglang.
Pemanfaatannya pun tidak hanya direbus atau digoreng, tetapi untuk kepentingan industri usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
Talas Beneng bisa diolah menjadi tepung dan produk olahan lainnya dengan nilai kandungan gizi yang beragam seperti karbohidrat kompleks, provitamin A, karotenoid, dan prebiotik serta memiliki kandungan serat tinggi.
Tak hanya itu, bagian daun talas beneng memiliki nilai ekonomis tinggi lantaran daunnya juga dimanfaatkan sebagai bahan rokok herbal pengganti tembakau yang laku di pasaran internasional.
Nah, di tengah harga beras yang yang mahal, tidak ada salahnya yuk kita mulai membiasakan mengonsumsi makanan pokok dengan kandungan karbohidrat yang beragam selain nasi.
Mudah-mudahan ada hikmah dibalik mahalnya harga beras hari ini yakni semakin mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsi, sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja.
Salam Literasi
Ade Setiawan, 07.03.2024