Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Urang Kanekes Menjaga Kearifan Lokal untuk Kelestarian Lingkungan

10 Februari 2024   05:00 Diperbarui: 10 Februari 2024   13:27 1173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Urang Kanekes / Outer Baduy (Foto: facebook.com/arifinnoer.lagaligo)

Urang (Orang) Kanekes adalah sebutan yang disandarkan kepada masyarakat Suku Baduy yang tinggal di Kawasan Pegunungan Kendeng Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Suku Baduy merupakan kelompok masyarakat adat yang termasuk bagian dari salah satu etnis Suku Sunda dengan jumlah penduduk sekitar 9.297 orang.

Mereka bermukim tersebar di 59 kampung diantaranya tiga kampung Baduy Dalam yakni Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. 55 kampung Baduy Luar, dan sebuah kampung di luar Baduy yakni Kampung Cicakal Girang Desa Kanekes.

Orang Kanekes sebagai masyarakat adat terikat oleh tatanan hukum adat Suku Baduy. Mereka memiliki wilayah yang bersifat ulayat sebagaimana ditetapkan dan diatur dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Lebak Nomor 32 Tahun 2001 tentang "Perlindungan Atas Hak Ulayat Masyarakat Baduy."

Namun, bukan berarti orang luar Desa Kanekes tidak boleh berkunjung atau memasuki wilayah Suku Baduy. Faktanya, Suku Baduy bukanlah masyarakat tertutup. Adat istiadat mengharuskan mereka menerima pendatang sebagai tamu.

Saya pernah berkunjung (baca: Saba Budaya) ke Baduy Dalam bersama rombongan teman-teman kantor pada tahun 2009. Kebetulan saat itu ada seorang teman kami yang merupakan Orang Desa Kanekes, yang tinggal di Kampung Cicakal Girang.

Jadi, saat itu rombongan kami berangkat siang hari. Dari Pusat Kota Pandeglang untuk menuju titik awal perjalanan ke Cicakal Girang membutuhkan waktu sekira tiga jam perjalanan menggunakan mobil.

Lalu, setelah sampai ke titik awal perjalanan yakni perbatasan Desa Kanekes, kami sudah tidak bisa lagi menggunakan kendaraan dan harus berjalan kaki selama sekira satu jam menuju pemukiman masyarakat Suku Baduy Luar dimana nantinya tempat kami bermalam.

Untuk perbekalan, tak lupa kami membawa makanan jajanan dan bahan-bahan mentah seperti beras, mie instan, sayuran, ikan asin, serta garam dapur. 

Konon kabarnya masyarakat Suku Baduy memiliki kegemaran terhadap ikan asin dan garam dapur yang memang sukar diperoleh di kawasan pegunungan, kecuali dengan membelinya di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun