Sempat tak ingin mengenang masa lalu yang menyedihkan, di Hari Kanker Sedunia 4 Februari 2024 akhirnya saya berani menulis tentang suatu peristiwa dimana salah satu anggota keluarga kami pernah mengidap penyakit kanker.
Kala itu belasan tahun lalu, kami tak mengira jika separuh akhir perjalanan hidup sang istri bakal berurusan dengan penyakit kanker.
Didiagnosis dokter mengidap 'karsinoma nasofaring' stadium lanjut (KNF T3 N3a Mo), ia harus rela menjalani pengobatan medis delapan kali siklus kemoterapi yang dibarengi 60 fase radioterapi radiasi sepanjang tahun 2010 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Setahun sebelumnya, sang istri sempat menjalani pengangkatan massa nasofaring di salah satu rumah sakit pemerintah daerah dekat tempat tinggal kami lantaran diduga KNF.
Pasca dilakukan tindakan yang disebut sebagai operasi 'angiofibroma' di bagian tenggorokan itu merupakan awal dari rangkaian terapi pengobatan sesungguhnya, karena berikutnya sang istri harus dirujuk ke RSUP Nasional Jakarta untuk menjalani pengobatan lebih lanjut.
Sempat merasa terpuruk, hingga tak ingin melanjutkan terapi pengobatannya, kami beruntung banyak mendapat support dari handai taulan, teman sampai sejumlah survivor kanker sempat mendatangi kediaman kami untuk member motivasi. Tekad sang istri pun semakin kuat saat itu.
Dukungan keluarga dan handai taulan, teman dan kepasrahan pada Tuhan membuat sang istri, akhirnya mampu melalui masa-masa terberat dalam hidupnya hingga saat ini.
Pengalaman saya mendampingi sang istri menjalani terapi kanker, peran keluarga terutama orang-orang terdekat seperti suami dan anak-anak serta teman-teman juga menjadi sumber kekuatan yang tidak terbayangkan.
Di hari ini kami selalu bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberikan kekuatan dan umur panjang (semoga berkah) sampai hari ini.
Sebagai survivor penyintas kanker sampai sekarang sang istri masih beraktivitas normal di rumah maupun di tempat kerja.
Namun saya tak akan melupakan bagaimana perjuangan sang istri menjalani terapi kanker, bolak balik harus ke RSUP Jakarta menggunakan moda transportasi kereta rel listrik KRL Rangkasbitung - Jakarta.
Untuk mencapai tingkatan disebut sembuh dari kanker kami menjalaninya selama hampir setahun penuh. Kehidupannya pun jauh berubah setelah dinyatakan sembuh dari kanker.
Kami pun meyakini penderita kanker dapat disembuhkan dengan pengobatan medis dan mengikuti seluruh saran dan petunjuk dokter. Salah satu kunci penyembuhan adalah deteksi dini kanker, sehingga tidak sampai diketahui setelah stadium lanjut. Ini berlaku untuk jenis penyakit kanker apapun.
Pengalaman saya mendeteksi kanker sang istri adalah ketika jatuh sakit atau mengalami gejala penyakit tertentu (termasuk penyakit ringan) tidak kunjung sembuh atau membaik. Disaat itulah segera memutuskan mungkin mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk berkonsultasi.
Sebab penyakit kanker yang cepat ditemukan tentunya akan membantu pengobatan menjadi lebih cepat dan efektif, sehingga akan semakin besar pula harapan kesembuhannya.
Lain itu, jangan takut terdiagnosis kanker dan hindari pengobatan alternatif untuk pengobatan kanker.
Selamat Hari Kanker Sedunia, 04.02.2024