Bendungan Karian di Kabupaten Lebak Provinsi Banten yang barusan diresmikan pemanfatannya pada awal tahun baru kemarin membuat saya penasaran ingin tahu bagaimana sih wujud -waduk - bendungan raksasa ini.
Keingintahuan itu belum sepenuhnya terwujud. Lantaran sampai hari ini saya belum pernah berkunjung ke sana sejak mulai dioperasikan secara resmi pada 8 Januari 2024. Padahal kalau melihat jarak antara rumah saya dan lokasi bendungan tidak terlalu jauh-jauh amat hanya sekira 30-45 menit saja mungkin sudah sampai tujuan.
Pernah sih terlintas ingin mampir ke lokasi Bendungan Karian pada sekira November 2023 lalu. Saat itu saya dan keluarga melintas di kawasan Bendungan Karian menuju kediaman kerabat menghadiri undangan pernikahan anaknya di Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak. Namun, kami mengurungkan niatan tersebut lantaran hari sudah larut sore. Kami hanya sempat berhenti di Tugu Selamat Datang di Bendungan Karian yang saat itu sedang dalam pengerjaan, kejar target selesai akhir tahun lantaran akan segera diresmikan pada awal tahun.
Sementara ini rasa penasaran itu saya salurkan dengan melihat dari beberapa video youtube yang beredar di dunia maya dan sejumlah informasi dan berita yang  ada di media massa.
Saya pun kerap membayangkan bagaimana kehidupan masyarakat sekitar setelah adanya Bendungan Karian. Tentu banyak perubahannya. Namun perubahannya seperti apa, belum tahu juga! Semoga perubahan itu kearah yang lebih baik, bukan sebaliknya.
Akan tetapi, seperti kebanyakan waduk lainnya, tentu banyak potensi yang terkandung dalam pembangunan sebuah bendungan raksasa. Selain berkah air yang melimpah, nantinya banyak potensi aliran ekonomi khususnya sektor pertanian dan sub sektor perikanan berkelanjutan yang bisa dinikmati warga lokal di sekitar Bendungan Karian yang menelan biaya pembangunan triliunan rupiah tersebut.
Lain itu bakal tumbuh destinasi baru berupa obyek wisata air yang jika dikelola dengan baik akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru yang menjanjikan bagi warga setempat.
Dalam laman simantu.pu.go.id disebutkan bahwa salah satu tujuan pembangunan Bendungan Karian adalah Mewujudkan Ketahanan Air. "Bendungan ini direncanakan akan memiliki kapasitas sebesar 314,7 juta m3 diharapkan dapat mengairi lahan seluas 21.454 ha, menyediakan pasokan air baku sebesar 9,10 m3/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 0,65 MW." tulisnya.
Bendungan yang dibangun sejak 2015 ini memiliki beragam manfaat strategis lingkup nasional diantaranya akan dapat mengurangi banjir, sebagai wujud konservasi air, penyediaan air baku, irigasi pertanian, penghasil listrik bagi puluhan ribu warga setempat, hingga kemungkinan dikembangkan menjadi tempat wisata.
Harian Tempo dalam Profil Bendungan Karian di Banten Senilai Rp 2,2 Triliun yang Baru Diresmikan Jokowi tanggal 8 Januari 2024 menyebut Bendungan Karian ini juga digadang-gadang untuk mengendalikan banjir di Kabupaten Serang dan Jakarta.
Diharapkan, bendungan mampu menghasilkan air baku sebesar 14,6 m3/detik untuk dipasok ke berbagai daerah. Seperti Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan. Juga memasok kebutuhan air di Ibu Kota Jakarta sebesar 9,1 m3/detik. Bendungan ini juga diproyeksikan mampu mengaliri tambahan lahan pertanian seluas hingga 2.000 ha. daerah irigasi (DI) Ciujung, Provinsi Banten.
Per hari ini, informasinya Bendungan Karian belum sepenuhnya terisi secara maksimal yang ditargetkan sekira 314,7 juta m3. Dilansir dari laman sda.pu.go.id, proses impounding (proses pengisian air) Bendungan Karian akan berlangsung secara bertahap, dan diperkirakan akan terisi penuh pada pertengahan tahun 2024.
Baca :Ragam Manfaat Berendam di Pemandian Air Panas Cisolong
Bendungan Terbesar di Indonesia
Dalam pembangunannya, Bendungan Karian ditaksir telah menelan anggaran sekira Rp. 2,2 Triliun. Bendungan ini memiliki volume tampungan hingga mencapai 315 juta m3 dan memiliki luas genangan sebesar 1.773 ha.
Nah, oleh karena itu Bendungan Karian diklaim menjadi salah satu bendungan terbesar di Indonesia setelah Waduk Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta dengan volume tampungan 960 juta m3 serta 7.780 hektar luas genangan dan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang dengan volume tampungan 877 juta m3 dan luas genangan 4.122 ha.
Baca juga :Â Membangkitkan Potensi Ekonomi Pulau Tunda
Sengsara Membawa Nikmat
Dibalik kebesaran dan megahnya Bendungan Karian ini, tak pelak ternyata menyimpan cerita haru (baca : sengsara) yang ditinggalkan penghuni lamanya. Bendungan raksasa ini telah menenggelamkan 11 desa dari empat kecamatan terdampak pembangunan yakni Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Maja dan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak.
Adapun 11 desa yang bakalan hilang dari peta dunia ini adalah Desa Sajira Mekar, Sukarame, Sukajaya, Mekarsari, Pajagan, Sindangsari, Calung Bungur, Tambak, Sindang Mulya, dan Pasir Tanjung.
Lain dari itu, ribuan Kepala Keluarga diungsikan dengan ganti rugi lantaran terkena imbas pembangunan proyek strategis nasional ini. Begitupun alih fungsi lahan yang semula berupa sawah, ladang, dan kebun milik masyarakat seluas ribuan hektar akan beralih rupa menjadi lautan air.
Sedangkan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) seperti masjid, majelis taklim, madrasah, musola, sekolah dasar (SD), maupun sekolah menengah pertama (SMP) sudah ditinggalkan dan berganti gedung baru di lokasi yang baru pula.
Tentu saja mereka yang dulu tinggal disana bukan tidak sedih harus pindah dari tanah kelahirannya. Secara emosional uang ganti rugi yang didapat tidak bisa membayar memori mereka selama hidup di kampung dan desanya.
Termasuk kenangan dulu ketika Anies Baswedan, saat masih menjabat Menteri Pendidikan yang sempat meninjau siswa SD Pajagan yang jatuh di atas jembatan gantung di Kampung Sinday Desa Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak. Dulu sempat viral, terkini sekolah dasar tersebut akan segera lenyap, atau bahkan sudah tenggelam di dasar Bendungan Karian.
Kendati begitu, walaupun dengan berat hati meninggalkan tempat kelahiran secara turun temurun beserta peninggalan bersejarah lainnya, mereka harus rela dan ikhlas untuk perubahan dan kemajuan yang lebih baik.
Sebagian dari mereka kini hidup terpisah dan berpencar di sekitar lokasi Bendungan Karian. Mereka membangun kehidupan baru dengan bermodalkan uang ganti rugi sekira ratusan juta hingga miliaran rupiah dari pemerintah.
Pemerintah pun kini tengah melakukan penataan lanjutan. Diantaranya melakukan pembangunan infrastruktur jalan dengan betonisasi untuk mempersiapkan kawasan Bendungan Karian menjadi sektor pariwisata yang diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Mudah-mudahan tak hanya infrastruktur fisik yang ditata. Melainkan fasilitas, sarana dan prasarana, serta SDM setempat sehingga warga masyarakat dapat menikmati keberadaan Bendungan Karian sesuai kearifan lokal yang tumbuh dan berkembang disana.
Semoga keberadaan Bendungan Karian membawa berkah dan aliran kesejahteraan bagi warga yang kini bermukim di sekitaran lokasi Bendungan Karian.
Melihat tampilan di youtube dan foto-foto diberbagai platform media sosial tak tahan rasanya ingin segera berkunjung kesana yang konon katanya menawarkan lanskap eksotis dan tentu saja menjadi pemandangan berbeda bagi yang baru berkunjung ke Bendungan Karian.
Salam Literasi
Ade Setiawan, 22.01.2024
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI