Terima kasih Emak ku yang telah mendidik kami dengan sabar dan kasih sayang. Kami banyak belajar tentang arti kesabaran dan rasa syukur dari Emak, sang ibu yang telah merawat anak-anak sejak masa kehamilan, melahirkan, menyusui dan merawat hingga memberi semua kebutuhan, baik fisik maupun mental sampai menjadi dewasa.
Ucapan terima kasih patut diberikan kepada Ibu karena ia yang selalu hadir saat kita membutuhkan bantuan pertolongan. Memberi apapun tanpa pamrih kepada anak-anaknya. Mendo'akan selalu kepada kebaikan. Dan menerima kita sebagai anak apa adanya, apapun kondisinya. Karenanya, dalam kontek seorang anak, sudah sepatutnya kita berbakti dan berbuat baik kepada Emak. Memuliakan dan menghormatinya.
Perayaan hari ibu di Indonesia yang dikenal setiap tanggal 22 Desember selayaknya diperingati sebagai momentum untuk lebih berbakti kepada Ibu. Berbakti kepada Emak dalam agama Islam adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu kewajiban setiap anak. Bagi siapa saja yang saat ini yang masih abai, lupa, atau lalai dalam berbakti kepada Emaknya, mari mulai berbakti saat ini juga.
Baca : Catatan Harian Sang Anak
Banyak pelajaran, kisah, dan cerita, maupun ungkapan tentang peran penting berbakti kepada orang tua, wa bil khusus tentang hak dan kedudukan Emak. Agama mendudukan hak ibu (Emak) dalam Islam hingga disebut tiga kali, baru kemudian ayah.
Islam menuntun umatnya untuk, dalam berbakti kepada kedua orang tua dengan memprioritaskan hak ibu ketimbang ayah (Abah) bukan tanpa alasan. Kesulitan di masa kehamilan, ketika melahirkan, serta kesulitan saat menyusui dan merawat anaknya. Hal itu hanya dialami seorang ibu, tidak seorang ayah. Tersebab itulah kecintaan dan kasih sayang kepada seorang ibu harus tiga kali lipat dibandingkan pada seorang ayah.
Islam adalah agama yang menempatkan seorang ibu -- wanita dan perempuan - di posisi tinggi. Rasulullah SAW berulang kali memberikan nasihat agar seorang anak menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama ibunya.
Dari seorang sahabat, Abu Hurairah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW mengatakan, "Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Dan orang tersebut kembali bertanya, 'Kemudian siapa lagi?' Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Ibumu!' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau menjawab, 'Ibumu.' Orang tersebut bertanya kembali, 'Kemudian siapa lagi,' Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, 'Kemudian ayahmu.'" (HR Al Bukhari dan Muslim).
Dalam banyak keterangan sabda lainnya, berbakti kepada orang tua bahkan juga disebut memiliki derajat yang setara bahkan lebih tinggi daripada jihad. Termasuk bagi orang tua yang sudah meninggal, anak masih dapat berbakti dengan senantiasa mendo'akan keduanya.
Baca juga :Â Demi Masa Depan Anak, Guru dan Orangtua Dituntut Kompak
Pengorbanan Sang Ibu untuk Aku Anakmu
Cerita pendek pengorbanan seorang ibu dalam membesarkan anak juga diungkapkan dalam sebuah lagu yang diciptakan Musisi Legendaris Iwan Fals. Lagu itu menggambarkan bahwa menjadi seorang ibu bukanlah sesuatu yang mudah. Diawali dari mengandung sampai berhasil melahirkan kita ke dunia adalah hal yang sangat berat tapi tetap ia lakukan dengan ikhlas dan senang hati.
Menurut sang penciptanya, lagu Ibu memang ia persembahkan spesial untuk Hari Ibu yang jatuh pada setiap tanggal 22 Desember. Dalam lagu ini terkandung lirik dengan banyak makna yang mendalam.
Di bait pertama, digambarkan perjuangan seorang ibu yang luar biasa bahkan sampai rela menempuh ribuan kilo untuk anak-anaknya. Seorang anak tak akan bisa membalas jasa ibunya, meski ditukar dengan harta dan kekayaan. Bahkan sampai sudah dewasa, do'a-do'a ibu begitu diharapkan agar anak-anaknya kelak sukses dan bahagia.
Baca : Pesan untuk Guru di Hari Guru
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan, Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara, Kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas Ibu,.... Ibu
Ingin kudekap, Dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, Bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa, Baluri sekujur tubuhku, Dengan apa membalas Ibu?..... Ibu
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Lewati rintang untuk aku, anakmu
Ibuku sayang, masih terus berjalan, Walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
Seperti udara, Kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas Ibu...... Ibu
Selamat Hari Ibu
Ade Setiawan, 22.12.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H