Dari berbagai laporan, penyebab kematian terbesar akibat pneumonia pada usia balita terjadi karena bakteri 'Streptococcus Pneumoniae'
Sementara kasus penularan pneumonia akibat 'Mycoplasma Pneumoniae' lebih banyak ditemukan pada anak usia sekolah dan anak usia prasekolah atau diatas umur lima tahun. Sebaliknya, angka penularan pada usia bawah lima tahun (balita) dan bayi lebih rendah.
Baca : Tentang Akreditasi Puskesmas
Menyikapi fenomena yang berkembang di tengah masyarakat tentang adanya penyakit infeksi baru 'Mycoplasma pneumoniae' perlu upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui diseminasi (penyebarluasan) informasi. Jangan sampai terjadi kesenjangan informasi kesehatan yang berakibat masyarakat kesulitan untuk memahami dan menggunakan informasi kesehatan untuk membuat keputusan yang tepat dan mengikuti petunjuk anjuran kesehatan dengan baik dan benar.
Baca : ASN Harus Siap Ditempatkan di Mana Saja
Pentingnya Literasi Kesehatan
Berkaca dari tragedi Pandemi Covid-19 yang lalu, upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (apapun) akan efektif, jika masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan memperoleh edukasi secara proporsional.
Merujuk pada Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 17 / PER / KOMINFO / 03 / 2009 yang menyatakan bahwa diseminasi informasi bertujuan untuk mencerdaskan bangsa, memberdayakan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan dan memperkokoh integritas (persatuan dan kesatuan) nasional.
Adapun arah dari diseminasi informasi adalah untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang transparan dan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penyebarluasan informasi. Diseminasi informasi juga untuk memenuhi hak publik atau masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, akurat, cepat dan mudah diakses.
Disinilah pentingnya, Literasi Kesehatan untuk menyederhanakan informasi yang membuat atau menyampaikan informasi kesehatan. Literasi kesehatan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan upaya preventif - pencegahan penyakit - masyarakat dalam melindungi diri dari penyakit (apapun) dan juga memerangi isu hoax yang beredar.
Dengan literasi kesehatan yang baik juga bisa digunakan sebagai media membangun kondisi kesehatan dengan pelibatan peran serta masyarakat. Dengan meningkatkan tingkat pemahaman terhadap masalah kesehatan dan didukung oleh aksi atau gerakan yang melibatkan masyarakat secara aktif sehingga masyarakat bisa ikut berpartisipasi dan mempraktikkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Selain sebagai solusi bagi permasalahan kesehatan, literasi kesehatan juga mampu menjadi benteng bagi masyarakat agar terhindar dari ancaman isu hoax yang ada. Dengan literasi kesehatan imbauan agar masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan semisal memakai masker saat sakit dan saat berada di kerumunan bisa dijalankan secara benar.
Baca : Refleksi Hari Puskeswan Nasional
Dulu - sebelum ber-Kompasiana - saya tak pernah membayangkan, membaca artikel kesehatan bakal semenarik ini. Dunia kesehatan yang penuh dengan istilah kedokteran dan kata-kata aneh ditelinga, nyatanya kini bisa dinikmati nyaman sambil santai berbaring tanpa harus berkerut kening. Hal itu tak lain lantaran tulisan disini dikemas dengan konsep 'popular science'. Bahasanya lugas. Isinyapun mencerdaskan, tapi mudah dicerna. Begitu kira-kira istilah yang saya pakai
Tema-nya pun bukan melulu itu-itu saja tentang penyakit, yang mungkin secara keilmuan adalah domain tenaga kesehatan (dokter). Padahal banyak sisi lain dari upaya kesehatan. Tentang pencegahan penyakit misalnya, atau bagaimana menyikapi perkembangan suatu penyakit yang terjadi di masyarakat.