Adapun, bagian atas bangunan yang berbentuk silindrik terbuat dari bahan semen. Bagian atas digunakan untuk penampung air, serta pada bagian puncak terdapat ornamen persegi yang terbuat dari kaca.
Di masa lalu 'Water Toren' berfungsi sebagai penyedia air bersih untuk memasok kebutuhan warga Kota Pandeglang dan sekitarnya. Sekarang bangunan bersejarah ini sudah tidak berfungsi, namun kerap dijadikan tempat 'spot selfie' warga saat melintas jalan tersebut karena terlihat 'instagramable'.
Baca:Â Musim Hujan Tiba
Eks Mess Perwira Belanda
Sulit menemukan bangunan warisan kolonial di selatan alun-alun saat ini, lantaran sudah banyak yang berubah. Namun menurut informasi, saat zaman kolonial Belanda, bagian selatan alun-alun Kota Pandeglang merupakan Komplek Mess bagi perwira militer dan barak tentara Belanda.
Saat ini bangunan-bangunan legendaris tersebut sebagian besar hanya tinggal kenangan. Sebelah timur di lokasi tersebut (selatan alun-alun) sekarang sudah berdiri gedung modern Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pandeglang. Sebelah barat di lokasi tersebut (selatan alun-alun) sekarang berdiri gedung baru Grha Pancasila.
Kantor Disdukcapil sendiri, dahulu merupakan bangunan Belanda, tapi kini tak tersisa sedikitpun. Sementara di area yang kini menjadi Grha Pancasila, kabarnya adalah barak militer untuk para prajurit. Lokasi barak konon berada di bagian belakang serta samping mess perwira yang terletak di pinggir jalan raya.
Baca:Â Mengenal Badak Bercula Satu yang Jadi Maskot FIFA U-17 World Cup Indonesia 2023
Diantara Gedung Disdukcapil dan Grha Pancasila kini kondisinya sudah berubah menjadi cafe-cafe. Yang tersisa hanya satu bangunan eks mess -- rumah - perwira. Bangunan ini terletak tepat di selatan alun-alun Kota Pandeglang, tepatnya di Jalan KH. M. Idrus, Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang. Sejak tahun 1999, bangunan ini beralih fungsi dan kepemilikan menjadi rumah milik pribadi.
Kendati begitu, kondisi bangunan eks mess perwira Belanda saat ini terlihat masih utuh. Arsitektur bangunannya mengacu pada gaya Indis dengan atap plafon tinggi yang ditandai dengan adanya teras, jendela yang besar dan tinggi, serta atap limasan. Serta dinding tembok tebal yang merupakan ciri khas arsitektur Belanda.
Baca:Â Pesan untuk Guru di Hari Guru
Kota Pandeglang, Warisan Kolonial Rasa Lokal