Bangunan ini terletak di sisi timur alun-alun Kota Pandeglang, tepatnya di Jalan KH. Abdul Halim, Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang.
Bangunan ini diperkirakan dibangun pada tahun 1848. Saat itu Pandeglang masih sebagai ibu kota Banten Tengah, sebuah kewedanaan - wedana - yang membawahi sebuah distrik atau kecamatan.
Eks Gedung Pendopo Kewedanaan Pandeglang kini masih megah berdiri disana. Tetapi dialihfungsikan sebagai Gedung Balai Budaya Kabupaten Pandeglang. Bangunan ini memiliki tatapan yang mengarah ke barat laut, yang berdiri di atas batu setinggi 44 cm dari permukaan tanah serta terdapat dua buah anak tangga.
Ciri arsitektur kolonial dari bangunan ini yakni atap yang berbentuk limasan dan memiliki selasar terbuka yang diberi atap tambahan pada bagian depan dan sisi timur laut -- barat daya bangunan. Lain itu terdapat jendela-jendela dan pintu yang berukuran besar dan tinggi dengan engsel dorong.
Pada selasar bagian depan saat ini ditopang oleh empat buah pilar dan terdapat pagar langkan dari besi setinggi 78 cm. Pada selasar sisi timur laut -- barat daya ditopang oleh tiang-tiang kayu. Bangunan ini memiliki ukuran lebar 20 meter dan panjang 10 meter dengan luas bangunan sekitar 200 m.
Bagian dalam dari bangunan ini di bagi menjadi dua bagian ruang, yaitu ruang bagian depan dan ruang bagian belakang. Ruang bagian depan saat ini dijadikan sebagai museum mini, pada sisi timur laut -- barat daya terdapat masing-masing sebuah ruangan.
Baca:Â Refleksi Hari Puskeswan Nasional
Eks Rumah Asisten Residen 1918
Gedung ini terletak di sebelah barat laut alun-alun Kota Pandeglang, tepatnya di Jalan Letnan Mulkita, Kelurahan Pandeglang Kecamatan Pandeglang. Gedung ini merupakan bangunan yang didirikan pada tahun 1918 sebagai rumah Asisten Residen Banten untuk Distrik Pandeglang.
Bangunan ini bergaya arsitektur Neo-Klasik ditandai dengan adanya pilar-pilar di bagian teras depan dan beratap limasan. Ciri khas arsitektur bangunan kolonial juga nampak pada jendela-jendela yang tinggi dan besar, sebuah pintu masuk depan dan komposisi vertikal.
Saat masa kolonial Belanda, bangunan yang merupakan bagian dari gedung perkomplekan ini pernah dijadikan Markas Militer Tentara Belanda. Begitupun pernah dijadikan Markas Militer Tentara Jepang pada saat masa pendudukan.