Atau dalam istilah pengamat, pemerintah harus melakukan transformasi pertanian guna menjadikan sektor pertanian lebih modern, tahan iklim, dan inklusif, sebagai mana selalu dicanangkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian.
Transformasi pertanian ini merupakan kunci masa depan pertanian dan keberlangsungan ketahanan pangan baik ditingkat lokal maupun nasional. Oleh karena itu, sektor pertanian di pedesaan perlu untuk terus di dukung. Walau kelihatan mulai terpinggirkan, karena mobilisasi tenaga kerja pertanian ke industri dan jasa.
Oleh karena itu pula sangat perlu untuk mempertahankan lahan pertanian bagi rumah tangga petani dan perlu kehadiran pemerintah untuk menyediakan solusi inovasi meningkatkan nilai tambah komoditi mentah dan menunjang peningkatan pengetahuan, keterampilan melalui pendidikan serta modernisasi pertanian.
Modernisasi atau transformasi ini baik dalam bentuk aset maupun teknologi bisa meningkatkan produktivitas melalui peningkatan human capital (kapasitas petani) dan physical capital (luas lahan pertanian).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian telah menyumbang 13.5 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan tenaga kerjanya 34.03 persen. Angka-angka ini cukup penting, apalagi lahan pertanian di Indonesia sangat luas dan masih banyak lahan yang belum dimaksimalkan pula.
Lain itu, dalam bidang usaha pertanian, pemerintah dirasa perlu untuk terus memberikan pendampingan baik dari segi permodalan, pemasaran, dan alat mesin pertanian (Alsintan) sangat penting disegerakan.
Subsidi juga saat ini dirasakan masih perlu untuk mendongkrak tingkat kemiskinan petani. Ini penting lantaran sektor pertanian adalah tulang punggung ketahanan pangan dan kemandirian pangan termasuk juga upaya Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan hingga mencapai titik nol.
Bung Karno pernah berkata "Hidup matinya sebuah negeri, ada di tangan sektor pertanian negeri tersebut" demikian dilansir dari laman kemdikbud.go.id
Ade Setiawan 06.12.2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya