Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menghalau Kemiskinan Ekstrem dengan Menjadi Petani Produktif

6 Desember 2023   17:58 Diperbarui: 7 Desember 2023   02:00 1310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejumlah pengamat menyebut, sudah bukan lagi masanya kita fokus pada peningkatan produksi hasil pertanian, melainkan regenerasi dan pengolahan hasil tani yang diutamakan.

Tentu saja hal ini bukan semata tanggung jawab pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Namun butuh kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam upaya memajukan sektor pertanian, serta mengatasi semua persoalan kemiskinan petani di pedesaan.

Pertanian adalah sumber pendapatan utama bagi sebagian besar di kampung saya, dan padi adalah tanaman pilihan yang dominan. Namun, bukan berarti tidak pernah ada masalah.

Walaupun secara kebutuhan makanan pokok untuk hidup mereka cukup, tetapi memang para petani masih perlu pendampingan yang lebih intensif agar penghasilan mereka lebih meningkat, sekaligus menyejahterakan mereka. Maka secara otomatis tingkat kemiskinan bisa berkurang secara signifikan.

Secara umum, para petani di kampung saya bukan termasuk kategori orang miskin 'banget' sebagaimana deskripsi kriteria kemiskinan - miskin ekstrem - yang digambarkan sebagai lanjut usia, tinggal sendirian, tidak bekerja, difabel, memiliki penyakit kronis/menahun, rumah tidak layak huni, tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.

Hidup mereka secara keseharian bolehlah dikatakan sederhana atau secara hanya berpredikat miskin 'materi' saja, lantaran hidup mereka sesungguhnya bersahaja dan sepertinya mereka bahagia dalam bingkai kesederhanaan yang mereka ciptakan sendiri. 

Lagi pula mereka masih mampu melakukan aktualisasi dengan menjadi petani yang berpenghasilan -- memadai - melalui cara panen padi 2-3 kali setahun.

Baca : Tekan Risiko Stunting Melalui STBM

Namun sekali lagi, bukan berarti menjadi petani itu mudah. Mereka setiap hari harus bekerja keras dan berjuang untuk memecahkan setiap persoalan hidup yang bertumpu pada sektor pertanian ini.

Selain persoalan keterbatasan sumber air dan ketersediaan pupuk yang kadang langka, penyediaan bibit yang terjangkau dan berkualitas dari segi produktivitas merupakan salah satu kebutuhan utama petani yang menentukan tingkat keberhasilan panen mereka.

Peningkatan produksi padi sebagai makanan pokok tetap merupakan tantangan utama di pedesaan sebagai upaya mengentaskan kemiskinan, jangan sampai terjatuh ke dalam jurang kemiskinan ekstrem. Sekaligus sebagai langkah untuk mempertahankan swasembada pangan, setidaknya di level pedesaan.

Para petani berharap, ada solusi ketersediaan benih padi unggul yang selain adaptif di lahan kering atau segala musim, varietas padi juga harus dapat dibudidayakan di lahan sawah tadah hujan dengan sistem pengairan yang terbatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun