Sistem sekolah disini diceritakan layaknya bagai penjara yang mematikan kreativitas dan inovasi peserta didiknya. Mereka hanya akan tumbuh menjadi seorang penghafal dan minim rasa penasaran dalam dirinya. Padahal, sekolah harus menjadi jembatan untuk mendengarkan, memperlihatkan dan mengenalkan ilmu dan realita baru untuk muridnya.
Secara tidak sadar tradisi Pendidikan yang penuh perundungan dari senior kepada junior dianggap sudah "dilegitimasi" dengan alasan untuk melatih kedisiplinan melalui cara-cara yang keras, kasar dan tidak bermoral. Seolah-olah hal tersebut bukan lagi sebuah tindak kekerasan dan menjadi hal yang wajar. Padahal seharusnya, pendidikan harus bebas dari perundungan dan tindakan semena-mena, pendidikan harusnya mengalokasi rasa penasaran peserta didik akan suatu ilmu pengetahuan. Bukan sebaliknya.
Kritik dan pesan yang disuguhkan dalam kisah-kisah perjalanan tiga pelajar dari film ini diantaranya penegasan ulang kepada tujuan utama pendidikan yang seharusnya mampu memandang manusia sebagai makhluk yang bebas dan tidak terbatas oleh suatu ruang dan waktu. Kritik dan pesan yang ingin disampaikan dalam film three Idiots sangat relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini yang haus akan sistem yang merdeka dan berpihak pada peserta didik.
Semoga momentum Hari Guru Nasional semakin memperteguh sistem pendidikan Indonesia yang sesuai dengan falsafah dan budaya serta perkembangan zaman.
"Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani" -- Ki Hajar Dewantara
25.11.2023 :Â Selamat Hari Guru Nasional 2023!
Salam Kompasianer Ade Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H