Beberapa hari lagi, 25 November diperangati sebagai Hari Guru Nasional. Suatu penghargaan khusus terhadap guru atas amal, bakti dan pengabdiannya dalam dunia Pendidikan di Indonesia.
Ia adalah ujung tombak pendidikan nasional, tulang punggung Pembangunan sekolah, dan garda depan dunia Pendidikan. Yang karena berat beban yang ia emban, harus menyandang Pahlawan tanpa tanda jasa.
Selamat Hari Guru. Sang Pahlawan tanpa tanda jasa. Ia yang kiprahnya kerap digugu dan ditiru. Bahkan jika guru kencing berdiri, niscaya murid-nyapun akan kencing berlari.
Ia adalah Sang Pendidik. Disebut teacher dalam Bahasa inggris, dipanggil ustad, mudarris, mu'alim, dan mu'adib dalam Bahasa arab.
Ragam tingkatan gelar yang disandangnya sangat luas mulai dari dosen, pengajar, tutor, lectures, educator, trainer, motivator dan istilah-lain lain di masayarakat yang beragam. Bahkan seorang ibu adalah guru pertama bagi anaknya. Dan ayah adalah kepala guru di rumahnya.
Begitu pentingnya nilai dari pada seorang guru bagai Laut budi tepian akal. Ia seperti padi makin berisi makin merunduk. Filosofi mengajarnya ibarat batu gelinding tak akan berlumut. Iapun terpandai soal bagaimana memperagakan pakaian cantik kepada si buta.
Begitulah saya mengibaratkan guru, di Hari Guru! Sang Penggerak dunia Pendidikan. Kunci sukses anak-anak kita.
Sekali lagi saya mengucapkan Hari Guru! Semua jasamu akan selalu kami kenang hingga akhir masa!
Baca juga :Â Mereka yang Perlu Tanda Jasa
Beban Guru dan Kontribusi Orang Tua
Seorang Guru, dari doeloe, sekarang, hingga masa mendatang dipastikan memiliki tugas yang berat. Beban berat itu memang harus dipikulnya sebagai seorang guru.