Peran penyuluh pertanian lapangan (PPL) sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Pandeglang.
Hal itu lantaran PPL adalah pegawai pemerintah yang bertugas dalam memberikan dorongan kepada petani agar mampu mengubah cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan, baik pengetahuan budidaya maupun teknologi.
Dapat dikatakan petugas PPL merupakan garda terdepan untuk meningkatkan kualitas petani saat ini.
Begitu teramat penting peran PPL membuat Pemerintah Kabupaten Pandeglang mengambil langkah serius untuk lebih memberdayakan kinerja para penyuluh tersebut.
Pun demikian, kinerja penyuluh masih perlu perbaikan, mengingat secara kualitas kinerja penyuluh atau yang lebih dikenal PPL dinilai belum semuanya memuaskan.
Baca juga :Â Sekolah Lapang Tematik BPP Cibaliung Ciptakan Petani Kreatif dan Inovatif
Merujuk pada Permentan RI No. 91 tahun 2013 tentang pedoman evaluasi kinerja pegawai penyuluh pertanian. Banyak hal yang mempengaruhi kinerja seorang  penyuluh pertanian dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di lapangan diantaranya kompetensi dan kompensasi serta komitmen.
Kompetensi
Kompetensi penyuluh merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai PPL. Hal tersebut lantaran kompetensi pada hakekatnya dapat membangun motivasi, kreativitas dan keterampilan pegawai penyuluh pertanian.
Dengan demikian kompetensi berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja, efektivitas dan efesiensi dalam bekerja, maupun kemampuan kerja sama.
'Kompetensi berpengaruh langsung positif terhadap kinerja pegawai PPL,' kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang Dr. Nasir, SP., MBA., MP.
Hal itu sebagaimana yang ia tuangkan dalam disertasi S3 Pascasarjana, Program Studi Ilmu Manajemen dan telah dipertahankan dihadapan sidang terbuka Senat Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dalam rangka promosi Doktor pada ujian tertutup tanggal 07 Oktober 2019 lalu.
"Semakin baik kompetensi seorang pegawai maka makin baik pula pula tingkat produktivitas pegawai penyuluh pertanian," ungkap lelaki kelahiran Aceh Utara yang menamatkan pendidikan S-1 dan S-2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Kompensasi
Dalam disertasi yang diberi judul pengaruh kompetensi, kompensasi, dan komitmen terhadap kinerja pegawai penyuluh pertanian Kabupaten Pandeglang itu, ia meneliti pengaruh langsung kompensasi terhadap pegawai, yang menurut penelitiannya, tunjangan yang diberikan sudah cukup baik dan memadai.
Walaupun demikian diakui masih perlu fasilitas kendaraan dinas khususnya kendaraan roda dua masih dirasakan kurang, terutama dalam menghadapi medan tugas penyuluhan yang berat, karena akses jalan yang belum memadai.
"Oleh karena itu untuk meningkatkan kinerja pegawai penyuluh pertanian perlu direncanakan dan dioptimalkan dalam penyediaan kendaraan roda dua bagi pegawai penyuluh pertanian tersebut," ujar pemegang gelar MBA bidang Bisnis dan Kewirausahaan, Institut Pengembangan Wiraswasta Indonesia Jakarta (IPWIJA) yang bekerjasama dengan University of New Brunswick, Canada.
Komitmen
Sementara itu, pengaruh langsung komitmen terhadap kinerja, penelitian ia menyebut semakin tinggi komitmen, semakin baik kinerjanya. "Terdapat tujuh indikator komitmen, dari skor indikator tertinggi ada pada rasa memiliki tanggungjawab kepada organisasi dan yang terendah adalah indikator berharap mendapatkan keuntungan apabila bertahan dalam organisasi," ujar suami dari Tanti Yulianti, SP., MM yang telah dikaruniai 3 orang anak ini.
Memulai pendidikan pada Program Pascasarjana S3 UNJ Prodi Ilmu Manajemen MSDM pada Agustus 2016, dengan IPK 3,86. Dr. Nasir, SP., MBA., MP. dinyatakan lulus ujian komprehensif  23 September 2017 dan menyandang status sebagai kandidat Doktor sejak tanggal 13 November 2017.
Adapun penelitian dan penyusunan disertasi dilaksanakan mulai Oktober 2017 hingga Oktober 2019 dan telah diuji pada seminar kelayakan pada 23 Juli 2019, hingga akhirnya diuji pada ujian tertutup tanggal 07 Oktober 2019 dan Ujian Terbuka Promosi Doktoral pada 28 Januari 2020.
Ia menjelaskan, penelitian yang ia lakukan selama dua tahun terhadap kinerja PPL merupakan bagian dari upaya untuk memastikan betapa pentingnya meningkatkan kompetensi, kompensasi dan komitmen pegawai penyuluh pertanian, beserta beberapa hal yang perlu dilakukan kedepannya.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, metode survey dengan teknik analisis jalur, terhadap 94 PPL sebagai sampel dari jumlah populasi sebanyak 122 pegawai PPL dengan status kepegawaian sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Baca juga  : FGD BRIN dan DPKP Pandeglang: Pastikan Kecukupan Air untuk Lahan Pertanian
Kesimpulan
Menurut Dr. Nasir penting untuk terus meningkatkan kompetensi PPL untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik.Â
Begitupun sisten kompensasi yang tepat bagi keinginan pegawai yang disesuaikan dengan kemampuan instansi diyakini akan menciptakan hubungan kerja sama yang sehat untuk kemajuan kinerja sektor pertanian Kabupaten Pandeglang.
Sedangkan untuk komitmen perlu upaya penguatan pada indikator terendah. "Yang perlu dilakukan oleh dinas pertanian adalah peningkatan pembinaan keinginan menjadi PPL dengan cara memberikan pemahaman tentang pentingnya keberadaan organisasi bagi anggota dan masyarakat luas," terang Dr. Nasir yang juga Ketua STISIP Banten Raya ini.
Pada bagian akhir penelitian, ia mengakui telah memberikan rekomendasi yang lebih terukur kepada pihak terkait diantaranya Kementerian Pertanian RI, Pemprov Banten, hingga Pemkab Pandeglang melalui saran-saran yang dapat dipertimbangkan serta diharapkan mendapat perhatian dalam pengelolaan kinerja PPL untuk peningkatan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Pandeglang.
Salam Literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H