Faktor Penyebab Praktik Pasung atau Pemasungan Sering Dilakukan terhadap orang dengan gangguan jiwaÂ
Praktik pemasungan pada orang dengan gangguan mental berat -- orang gila -- kerap kita temui di lingkungan sekitar kita. Pemasungan yang dilakukan keluarga terdekat tersebut dalam kondisi tertentu tidak bisa dihindari dan harus dilakukan oleh sebagian masyarakat.
Lalu, apa faktor penyebab praktik pemasungan masih sering dilakukan masyarakat kita? Dari pengalaman saya melakukan evakuasi korban pemasungan, praktik pasung dan pengisolasian terjadi karena berbagai alasan.
Baca juga :Â Jangan Pasung Karena Terganggu Jiwanya
Sebagian masyarakat masih memiliki pemahaman dan pengetahuan yang keliru tentang gangguan jiwa. Sehingga orang dengan gangguan jiwa dianggap sebagai orang kerasukan setan, kena teluh atau berbahaya bagi lingkungannya.
Pemasungan juga dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengendalikan gejala kerasukan, kena teluh atau mengurangi keberbahayaan tersebut.
Pada situasi yang lain, kesulitan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan jiwa atau ketiadaan pelayanan kesehatan jiwa disuatu tempat menjadikan masyarakat mencari jalan pintas untuk mengendalikan gejala-gejala gangguan terhadap orang dengan gangguan jiwa, disamping faktor kemiskinan.
Baca juga :Â Jangan Lupakan Kesehatan Jiwa
Kasus pemasungan yang terjadi di sekitar tempat tinggal saya mempertegas situasi pengananan orang dengan gangguan jiwa saat ini. Kasus tersebut bisa jadi merupakan Fenomena Gunung Es. Permasalahan pemasungan terlihat hanya kecil dipermukaan, namun pada kenyataannya bisa jadi ada banyak masalah dibawahnya.
Tulisan ini dibuat dalang rangka Menyongsong Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang diperingati setiap 10 Oktober.
Ayo Hidup Sehat !
"Kesehatan adalah keadaan seseorang baik secara fisik, jiwa maupun sosial dan bukan sekedar bebas dari penyakit untuk memungkinkannya hidup produktif." -- UU No.17 tahun 2023
Salam, Kompasianer Ade Setiawan Junior
Pasirtangkil, 05 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H