Parahnya lagi, ditengah-tengah masyarakat kebanyakan penderita gangguan jiwa berat (ODGJ) khususnya korban pemasungan sudah dalam keadaan yang terlambat alias parah.
Hal ini lantaran praktik pemasungan adalah pilihan terakhir setelah berbagai langkah dilakukan Sang keluarga tidak berhasil seperti di bawa ke dukun atau paranormal terlebih dahulu. Padahal jika bisa dideteksi dini di Puskesmas atau rumah sakit, peluang sembuh pun lebih besar.
Berdasarkan temuan di lapangan, penderita ODGJ, selama ini diposisikan sangat lemah dan tidak dianggap oleh keluarganya. masyarakat juga tidak terlalu 'care' dengan kasus ODGJ. Sehingga ODGJ tidak ada yang mengurus.
Banyaknya ODGJ korban pemasungan tentu membuat kita harus prihatin. Tetapi saya sendiri tidak mampu berbuat apa-apa ketika praktik itu terjadi di depan mata sekalipun.
Pada akhirnya keputusan pemasungan dan pengobatan ODGJ sangat ditentukan oleh kesadaran keluarga dan orang-orang terdekat.
Salam, Kompasianer Ade Setiawan Junior
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H