Bagi penikmat kuliner sejati, saya merekomendasikan Laksa Tangeran (G) yang legendaris ini untuk Yuk dicicipi !
Di kampung kelahiran saya, kuliner Laksa adalah makanan tradisional ternama yang sudah terkenal seperti legenda (melegenda). Cita rasanya unik (khas), terasa lezat dan sedap.
Panganan lokal ini berbentuk seperti mie, namun berbahan terbuat dari tepung beras. Bumbunya alami, berkuah kuning terbuat dari racikan bumbu dapur tradisional dengan bahan rempah-an yang melimpah, sehingga kuah Laksa terasa kental dan kaya rasa.
Rasanya unik lantaran kuah Laksa mengandung campuran parutan kelapa yang di-sangrai tambah dibubuhi biji buah kacang hijau di dalamnya yang memunculkan sensasi rasa manis sebagai cita rasa khas.
Untuk pelengkap rasa, Laksa biasa dipadukan dengan topping opor ayam,  atau telur rebus, atau tahu, serta ditaburi daun seledri dan goreng bawang.
Konon katanya, asal usul Laksa tercipta lewat perpaduan dua kebudayaan tradisional sejak ratusan tahun lalu, yakni masakan budaya Nusantara dan Tionghoa
Jadi, ibaratnya Laksa itu adalah kombinasi masakan dengan bumbu rempah ala Indonesia dengan bahan dasar mie yang merupakan makanan khas Negeri Tirai Bambu.
Bagi Generasi X yakni kamu-kamu yang lahir tahun 70-an dan berdomisili di Tangeran, siapa yang tidak gemar makanan sederhana nan favorit ini !
Sependek pengetahauan saya, sejak kecil tinggal di Tangeran, makanan sederhana ini terbilang populer dan banyak dijajakan oleh pedagang pikul sebagai jajanan pinggir jalan dan menjadi makanan favorit kami sekeluarga.
Memang saat itu, Laksa masih dibilang jajanan anderreted (retjeh) lah. Kelasnya masih kaki lima-an yang hanya sering terlihat dijajakan oleh pedagang Laksa keliling.
Alih-alih semakin populer, rupanya 20 tahun setelahnya - sekira tahun 1990an - Laksa sebagai makanan favorit nyaris tak terdengar lagi di telinga. Konon kabarnya, makanan kegemaran saya ini mulai sulit ditemukan di Tangeran.
Di tahun segitu-an, saya secara (tak) kebetulan sedang kuliah di Kota Kembang dan nyaris jarang pulang kampung. Sampai sekarang pun saya jarang pulang he-he-he
Popularitas Laksa mulai reborn (bangkit) di era 2000an. Laksa kembali dijajakan dan kembali menjadi kuliner populer di Tangeran hingga sekarang.
Kini, popularitas kuliner Laksa semakin overrated (retjeh tapi bukan recehan) lantaran dapat ditemukan dengan relatif mudah di pelbagai tempat di Tangeran, baik kelas kaki lima maupun bintang lima.
Terakhir kali saya menikmati hidangan favorit itu di Kawasan Kuliner Laksa pada tahun 2021. Bersama Sang Istri bernostalgia icip-icip Laksa Legendaris dari Tangeran (G). Moment tersebut saya abadikan di akun IG @mr.adesetiawan episode 30 Mei 2021.
Caption foto : Pedagang jajanan Laksa di Kawasan Kuliner Laksa tepatnya di Jalan Muhammad Yamin (Babakan) Kecamatan Tangerang. Lokasi ini, merupakan sentra wisata kuliner, khusus menyajikan Laksa, yang dibangun pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2010.
Berdiri di area lahan seluas 5000 m, pengunjung dimudahkan dengan berbagai fasilitas, seperti area parkir yang lumayan luas dan wifi gratis. Lokasi juga sangat sejuk dan nyaman lantaran berada tepat di bawah pepohonan nan rindang.
Selain cita rasa khas, Laksa yang disajikan juga mengutamakan kebersihan dan kesehatan. Para pedagang selalu gunakan sarung tangan plastik ketika menyajikan Laksa.
Di kawasan kuliner ini berjajar-an penjual Laksa terpilih dan berpengalaman serta dikenal sebagai penjaja Laksa dengan rasa yang lezat dan sedap.
Bagi penikmat kuliner sejati, saya merekomendasikan Laksa Tangeran (G) yang legendaris ini untuk Yuk dicicipi !
Salam, Kompasianer Debutan Ade Setiawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H