Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola

Mengulang Menulis Mimpi Sepak Bola Batam

16 Oktober 2016   16:22 Diperbarui: 16 Oktober 2016   16:33 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''De, bisa bikin liputan mendalam soal PS Batam? Judulnya Nasib PS Batam. Apa prestasi terbaik, kenapa gak maju2, data dan fakta, kondisi keuangan dsb. Aku tunggu ya.''

Saya terima SMS itu Selasa 11 Oktober 2016 pukul 21.50 WIB. Baru dibalas keesokan paginya 4.46 WIB, seusai sholat subuh. Perlu waktu berfikir dan bermimpi untuk menjawab SMS tersebut. Berfikir, bagaimana cara melukiskan apa itu PS Batam, yang orang Batam sendiri banyak tak tahu. Bermimpi, perlu ''berandai-andai'' untuk menjelaskan kenapa tak maju-maju.

Saya yakin, teman yang mengirim SMS itu tak akan puas dengan karya saya. Dia pun akan berkerut kening karena berbelit-belitnya tulisan tersebut karena memang jelimetnya sepak bola Indonesia. Jenjang kasta kompetisi yang banyak. Mulai dari Divisi III, II, I lalu Divisi Utama (DU) dan Indonesia Super League (ISL). Kemudian menjelaskan pula, bahwa kesemua Divisi itu dilebur jadi Liga Nusantara (Linus) pada tahun 2014.

Semoga dia, dan pembaca medianya mengerti (jika tulisan itu akhirnya terbit) betapa berat perjuangan PS Batam. Bayangkan saja, saat PS Batam hadir 22 Maret 1974, klub seperti Persebaya, Persija dan Persib sudah terkenal. Lantas ketika banyak perantau datang ke Batam seperti saat ini, dia merasakan rindu suasana bola kotanya. Dan itu tidak didapatkan di Batam. Malah, banyak yang tak tahu, apa nama klub bola kebangggan kota Batam.

Tapi yang akhirnya bertahun-tahun bermukim di Batam, akan maklum mengapa  klub PS Batam tak maju-maju, atau tak juga tampil di level tertinggi nasional. Selain karena atmosfir bola kurang terasa juga karena memang jauh rentang jenjang tangga yang harus dilalui. Dan itu, perlu komitmen pemerintah yang kuat, apalagi klub PS Batam itu amatir yang memang berhak dapat bantuan sesuai Undang-Undang Olahraga.

Amatir dari tahun 1974 itu hingga kini 2016. Karena tak pernah mencapai DU apalagi ISL,yang sudah mengkategorikan klub profesional. Prestasi tertinggi PS Batam adalah tahun 2014 ketika masuk 8 besar Linus nasional. Hanya selangkah lagi masuk 6 besar sekaligus meraih 6 tiket promosi ke DU. Tidak tercapai, walau hanya perlu tiga poin alias sekali kemenangan.

Tapi jika mau ditelisik, sebenarnya sejak hanya ada tiga kasta kompetisi dilingkup PSSI Pusat, prestasi PS Batam sudah termasuk baik untuk tingkatan Sumatera. Bayangkan saja, prestasi Linus 2014 tersebut. Satu-satunya wakil Sumatera ke 8 besar nasional, dan bersaing dengan 7 klub lain asal Pulau Jawa untuk berebut tiket DU.

''Ibaratnya sudah tinggal satu kaki melangkah ke Divisi Utama. Cukup satu kali menang untuk jadi tiga besar Grup XII. Tapi apa daya. Dua kali kalah. Dan pertandingan terakhir lawan Persibas Banyumas, sempat skor 1-1 tapi akhirnya kalah 1-5. Pupus sudah,'' kenang Yance Manusiwa, pemain senior PS Batam tentang peristiwa 10 Desember 2014 di Stadion Sultan Agung, Bantul, DI Yogyakarta.

Pemain yang pernah bermain di klub ISL, Persijap Jepara tahun 2005-2006 itu malah menyemangati saya. ''Semoga atmosfir sepak bola Batam dan Kepri makin bagus karena Gubernur sekarang. Abang terus saja menulis seperti dulu di Pekanbaru, saat PSPS Pekanbaru masih Divisi III dan tak ada apa-apanya hingga ke kompetisi tertinggi.''

Hmm, saya memang harus terus menulis dan mengulang bermimpi. Walau untuk sepak bola Batam ini lebih lama bermimpinya.####

 (Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 16 Oktober 2016)

Sumber: http://dutatamasports.com/blog/mengulang-menulis-mimpi-sepak-bola-batam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun