''Futsal itu tak enak ditonton, tapi enaknya dimainkan.''
Berkali-kali saya ucapkan itu, tapi Coach Ghanit Erwanto tak pernah bosan mengirimkan info jika ada pertandingan futsal di TV. Kali ini, dia hanya bikin foto dan status #TimnasFutsalBisa di BBM-nya yang bikin saya penasaran. Saya pun nonton, apalagi timnas Indonesia menang 8-5 atas tuan rumah Cina di CFA International Futsal Tournament 2016. Timnas pun jadi runner up.
Meski demikian, pendapat saya seperti di atas tetap berlaku. Buktinya, even di Changsa, Cina itu tak ramai penonton. Berkali-kali juga even futsal berskala nasional yang sering ada juga tak ramai penonton. Kecuali even futsal di Batam, ATB Cup. Ramai penonton ketika final, itu pun karena tidak dipungut bayaran.
Jangan persoalkan pendapat saya. Yang jelas, berkat prestasi di  Cina tersebut, peringkat Indonesia di futsal dunia naik per 30 Agustus 2016. Indonesia kini berada di peringkat 45 dunia dengan poin 1.036. Dari sebelumnya 48 pada 25 Agustus lalu. Ini hasil membanggakan, karena Indonesia berada di atas salah satu tim kuat Asia, Cina, yang dipaksa berada di peringkat 48.
Untuk peringkat Asia, Iran berada di peringkat teratas dengan 1.605 poin dan disusul Thailand dengan 1378 poin. Indonesia pun naik satu peringkat di posisi 9 menggusur Cina yang turun ke posisi ke-10.
Saking kupernya saya tentang prestasi futsal Indonesia, baru tahu ternyata klub wanita kita, Jaya Kencana Angels juara Piala AFF Antar Klub 2016. Bahkan, timnas pria punya target juara di Piala AFF Futsal yang akan berlangsung di Bangkok akhir Oktober 2016. Yakin juara itu karena prestasi di Cina.
Timnas futsal juga akan ditangani pelatih asing jelang AFF. Kata Sekjen Federasi Futsal Indonesia  (FFI), Edi Prasetyo, pakai pelatih asing adalah keinginan para pelaku futsal. Baik pemain hingga pelatih lokal. Mereka beranggapan pasti ada metode dan cara kepelatihan yang berbeda dari pelatih asing yang bisa didapat pemain dan ilmunya diserap pelatih lokal.
Hmm, keren ya futsal? Semoga saja prestasi bagus itu bisa terus meroket seiring telah lepasnya pembekuan PSSI.  Futsal bukan hanya jadi olah raga life style tapi juga prestasi. Anak-anak kita pun yang sudah berumur lewat 14 tahun seharusnya juga sudah  mulai memilih fokus di futsal atau bola lapangan besar.
Kegairahan futsal, seharusnya tidak melupakan pembinaan usia dini. Jangan meniru sepak bola yang pembinaan usia dininya selalu dianaktirikan PSSI. ####
(Penulis Ade Adran Syahlan bermukim di Batam. Dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 4 September 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H