Mohon tunggu...
Ade Adran Syahlan
Ade Adran Syahlan Mohon Tunggu... jurnalis di Batam Pos Grup -

jurnalis + penikmat sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Sepak Bola Batam Dilirik Jurnalis Asing

17 Januari 2016   10:50 Diperbarui: 17 Januari 2016   11:10 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Terima kasih untuk mengingatkan saya, agar tidak terkejut. Ternyata, saya sangat terkejut.''

Scott McIntyre yang mengucapkan itu. Warga negara Australia yang menyebut profesinya, Football Journalist. Bekerja untuk berbagai media di dunia. Berdomisili di Jepang dan lagi ada tugas di Singapura karenanya mampir ke Batam. ''Saya kira, stadion di negara Bangladesh yang paling jelek. Rupanya ada yang lebih jelek lagi.''

Maaf, jika saya dan coach Frans Sinaga membawa Scott McIntyre ke Stadion Temenggung Abdul Jamal, Batam, Kamis 14 Januari 2016. Pemandangan yang dilihatnya akan jadi ''wakil'' Indonesia di matanya. Punya stadion tak terawat, dan ruang ganti pemain yang lantainya pecah-pecah.

Melalui resepsionis Hotel 89, Scott mengontak saya sehari sebelumnya. Kata si resepsionis, dia dapat nomor hape saya dari temannya yang kerja di Temenggung. Teman itu bilang, yang tahu persepakbolaan Batam, saya. Tentu saya geer. Tapi menolak dilakukan wawancara malam itu juga. Walau dengan embel-embel Scottt yang nanti bayar makan malamnya. Tolakan itu sebenarnya mengulur waktu, agar saya bisa menemui Scott dengan membawa orang bola yang juga jago English.

Ternyata, menarik ngobrol dengan Scott. Pengetahuan bola Indonesianya mantap. Tapi kali ini, dia tak mau nulis tentang Persib, Arema atau klub besar lain. Dia mau nulis tentang PS Batam. Klub yang dia baca beritanya di internet, gagal promosi ke Divisi Utama (DU). Padahal tinggal selangkah lagi.

Sebagai sesama jurnalis, dan mantan manajer PS Batam, saya ceritakanlah apa adanya. Walau sulit. Karena sejarah PS Batam unik. Dari induk cabang olah raga sepak bola, jadi sebuah klub. Klub yang ber-plat merah. Frans yang jadi penterjemah, harus menyebut beberapa kali kata-kata goverment. Dan menjelaskan tentang APBD.

Lalu saya kisahkan pula, bagaimana berubah-ubahnya kebijakan PSSI soal pembagian divisi. Di era saya jadi manajer, 2011-2012, PS Batam itu ada di Divisi 2 dan pemainnya beranggotakan U-21. Sedangkan tahun 2014, PS Batam masuk Liga Nusantara. Liga yang meleburkan Divisi 1 dan Divisi 2.

Saat dia tahu, klub yang saya pegang sekarang, Erdeka Muda FC berada selevel dengan PS Batam di Liga Nusantara, Scott bertanya apa tidak cemburu dengan PS Batam menyangkut dana. Saya menggeleng, tidak. Perlu berkali-kali diingatkan ke Scott bahwa Erdeka swasta, PS Batam milik Pemko Batam.

Tapi akhirnya saya bisa menafsirkan, apa yang diburu Scott dalam tulisannya nanti. Dia ingin melihat apa reaksi klub anggota kasta terendah soal PSSI dibaned FIFA. Karena terburu waktu, jawaban dari pemain PS Batam tahun 2014 lalu, Yance Manusiwa, dikirim via BBM. Isinya, sama juga dengan nasib pemain Indonesia Super League (ISL) dan DU. Pemain ''kreatif'' mengakali mata pencahariannya untuk hidup.

Sebagai salah satu Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Batam, saya jelaskan juga pada Scott, PSSI Batam-lah satu-satunya di Indonesia tetap eksis menggelar kompetisi. Baik kelompok umur (antar SSB) atau klub senior. Dan kami beranggapan, yang dibaned itu PSSI Pusat, bukan PSSI Batam. Scott menatap takjub, termasuk saat bisa memfoto sisa spanduk kompetisi saat kami berada Temenggung.

Kemudian dia bertanya, apa tanggapan saya. Saya bilang, saya sudah lama menuliskannya, saya setuju. Lalu saya tambahkan seperti berikut, yang bikin Scott tertawa, sambil menunjuk saya yang pakai baju Pengcab PSSI Batam. ''Saya bukan pendukung Jokowi, tapi kali ini saya setuju sikapnya dan menterinya pada PSSI.''###(Penulis Ade Adran Syahlan, dapat dihubungi melalui akun twitternya @adesyahlan. Tulisan ini telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 17 Januari 2016)

sumber tulisan: http://dutatamasports.com/blog/ketika-sepak-bola-batam-dilirik-jurnalis-asing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun