"Liga Nusantara digelar April 2016. Kata Pak Marzuki begitu."
Kalimat itu diucapkan Nico Felix, manajer tim PS Citramas Sports Club (CSC) awal Desember 2015. Kami bertemu di stadion milik klub itu, Gelora Citramas. Saya langsung membantah. "Tak ada di sepak bola Indonesia ini pak, bila kompetisi yang tertinggi belum bergerak, yang bawah duluan jalan."
Belum berakhir Desember 2015, sedikit terjawab bantahan saya pada Nico. Jawabannya pun didapat dari bantah membantah dari berbagai berita di media online. "Bahas Kompetisi Independen, 34 Klub ISL dan DU Berkumpul di Batam", berita ini dan mirip-mirip dengan itu tayang 23-24 Desember 2015. Lalu muncul berita "PT Liga Bantah Gelar Pertemuan dengan Klub ISL dan DU di Batam," yang tayang 25 Desember 2015.
ISL (Indonesia Super League), adalah kompetisi kasta tertinggi. DU alias Divisi Utama, kasta kedua. ISL dan DU saja, masih dalam proses bantah membantah soal bahas membahas, apatah lagi Liga Nusantara, kasta terendah. Search di google, ini yang didapat, "Liga Nusantara 2016 Belum Dipastikan."
PS CSC makin pede ikut Liga Nusantara 2016 karena baru saja jawara di Kompetisi Antarklub PSSI Batam 2015. Tapi saat di Liga Nusantara mereka pakai nama PS Citramas. Sama saja dengan klub yang saya ketuanya. Saat ikut Kompetisi Antarklub PSSI Batam 2015 pakai nama PS Batam Pos Grup. Tap ketika ikut Liga Nusantara, kami bernama Erdeka Muda FC. Bila Citra banyak memakai pemain rekrutan luar Batam, kami justru memainkan pemain didikan kami di Sekolah Sepak Bola (SSB) Erdeka Muda.
Nico sangat berkepentingan dengan kepastian jadwal. Karena akan menghitung biaya kontrak pemain, mess dan tetek bengek lain. Makanya info yang dia dapat dari Marzuki, Ketua PSSI Kepri sangat perlu baginya. Beda dengan kami di Erdeka, tak ada Liga Nusantara, maka siswa kami yang U-17 masih bisa bermain di even antar SSB. Mereka juga tak perlu kami inapkan khusus karena masih tinggal dengan orang tuanya masing-masing.
Walau begitu, sepak bola Batam (atau mungkin seluruh Indonesia) tetap kena getahnya dengan bantah membantah kompetisi kasta tertinggi itu. Misalnya bagi kami di Erdeka: memotivasi pemain U-17 untuk terus berlatih karena kami imingi ikut kompetisi Liga Nusantara, yang justru belum pasti kapan. Awal 2015, saya sudah menyatakan kepada mereka keyakinan tak ada Liga Nusantara untuk 2015 dan terbukti. Kini jelang awal 2016, harus terus saya yakinkan mereka Liga Nusantara 2016 ada? Atau dengan gagah berani saya katakan pada mereka feeling saya, Liga Nusantara 2016 juga tak bakalan ada? ### (telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 27 Desember 2015, kolom MataBola)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H