Beberapa pekan ini pemberitaan di halaman olah raga Batam Pos berisikan keluhan. Kesulitan dana untuk menuju Pra PON 2016. Bahkan, cabang olah raga yang saya kira "kaya" juga demikian. Kalau sepak bola jangan ditanya. Bahkan saya sudah merasakan sendiri, saat jadi tim manajer PON Remaja 2014 memang ada anggapan di KONI Kepri begini,"sepak bola banyak atletnya, banyak biaya tapi medalinya cuma satu." Harus merubah kodrat sepak bola?
Sampai-sampai saya beranggapan yang harusnya banyak duduk di kepengurusan KONI itu orang bola. Biar lebih paham merasakan "penderitaan" setiap cabang olah raga. Karena di sepak bola sudah terbiasa menderita. Tim sepak bola juga sudah terbiasa menderita duluan tak ada dana, tapi latihan tetap jalan meski yang ikut latihan puluhan orang karena nanti diciutkan jadi 18. Satu hal lagi, biar yang di KONI jangan hanya paham sepak bola itu 11 lawan 11. Nanti disuruhnya kirim, hanya 11 pemain. he...heee
Jadi, saban hari baca berita olah raga kesulitan dana, sepertinya halaman olahraga di sebuah koran tidak membawa optimisme. Malah bikin bosan. Lebih ekstrim lagi, kesulitan dana itu tak layak berita lagi. Tapi anehnya tak ada suara dari KONI kenapa terjadi kesulitan dana hampir semua cabang. Atau saya yang terlewat baca koran ya.
Balik ke kisah bola yang kesulitan dana. Sudah terasa justru sejak kedatangan Tim Pra PON Riau 2 Oktober 2015 ke Batam. Kebetulan pelatihnya, Philep Hansen, teman main bola masa kecil saya di Pekanbaru. Dia berharap selain berujicoba dengan klub PS Citra Mas 3 Oktober, keesokan paginya bisa bertemu tim Pra PON Kepri. Sayang, saat saya hubungi pelatih Yoni Mukti, katanya tim Pra PON Kepri saat itu belum mengumpulkan pemain.
Cobalah Anda bayangkan, tim dari Provinsi lain sudah lama menyiapkan pemainnya. Bahkan sudah mulai tur. Meski mereka datang dengan naik ferry, karena jadwal penerbangan saat itu sering terganggu kabut asap.
Nah, sayangkan tak bisa meladeni mereka. Coba kalau dana ada. Melayani permintaan ujicoba Tim Pra PON Riau, justru penghematan. Karena mereka yang datang ke Batam. Kita bakal tahu bagaimana kekuatan tim Pra PON Kepri menghadapi salah satu lawan kita di Pra PON nanti.
Sepengetahuan saya, kini tim Pra PON Kepri telah berlatih. Sudah melakukan dua kali ujicoba. Kalah 0-2 oleh Porkat Nongsa dan menang 4-0 atas tim yang saya ketuanya, Erdeka Muda FC, Selasa 3 November 2015. Yang mengejutkan saya, kekalahan itu. Sedangkan kemenangan atas Erdeka, jangan bikin jumawa, karena Erdeka banyak bermaterikan pemain U-17. Berbeda usia dengan materi Tim Pra PON U-23.
Seusai pertandingan, saya menyalami coach Yoni Mukti sambil bertanya kapan berangkat. Jawabannya begini "Tak tahu kapan" Padahal, sepak bola bersama 9 cabang lain Pra PON-nya masuk dalam Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera IX 2015 di Provinsi Bangka Belitung yang dimulai 13-21 November 2015.###(telah terbit di koran Batam Pos edisi Minggu 8 November 2015 dalam kolom MataBola)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H