Dengan hal ini yang sudah seringkali dilakukan oleh para mamud (mama muda) sangat sulit apabila mereka berhenti untuk sejenak. Sehingga rasanya ketagihan untuk memosting hal-hal yang baru. Terkadang niat untuk para orang tua bukan untuk ajang pamer atau lainnya.Â
Tetapi, disisi lain inilah akan membuat mindset kita berubah. Karena apa yang dapat pikiran kita diri orangtua hanya ingin dirinya dalam menyanyangi anak seperti ini, itu serba ada dengan barang  yang branded, mahal atau lain sebagainya.
Justru bukankah benda, barang, atau lainnya yang diinginkan seseorang anak. Namun, seberapakah besar rasa kasih sayang, rasa peduli, selalu ada untuk anak yang menginginkan orang tua nya selalu di dekatnya?
Sebab, kehadiran orang tualah yang lebih utama dibandingkan fasilitas yang sudah diberikan pada sang buah hati. Karena kehadiran orangtuanya yang merasa anaka ini merasa lebih nyaman dengan orangtua nya yang selalu mmeberikan waktu nya untuk dirinya tanpa anak meminta waktu luangnya intuk dirinya.
Karena, kebahagiaan Instagram hanya sementara dan nafsu semata. Maka dari hal inilah orangtua jangan sampai terbawa arus kebahagiaan milenial yang hanya dalam instagram bukan dalam realitanya.Â
Cobalah, untuk bisa menahan diri dari nafsu yang  bisa lepas dari ponsel sehingga sebagai orangtua sesungguhnya yaitu mereka yang mampu berada di luar layar ponsel.Â
Bukan dalam layar terus menerus. Jangan terlalu memikirkan mandset dunia instagram yang membuat seluruh dunia tau babwa saya adalah mama yang gaul yang mengerti tentang style dibandingan pola pengasuhan sesungguhnya. Sebab, hidup tidaklah serba foto atau alias "Instagramable".
Semoga Bermanfaat,
Ade Ria Cahaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H