Aku membuka jendela, membiarkan udara malam masuk. Hening. Aku menutup mata dan berusaha meresapi suara malam yang lebih menenangkan. Keheningan itu memberikan sedikit kedamaian, tapi hanya sesaat. Kenyataan kembali datang menyergap, membawa kembali tumpukan pekerjaan dan tekanan yang tak kunjung habis.
Tengah malam tiba, dan aku terjaga dalam kelelahan yang lebih dalam. Pekerjaan masih ada, tanggung jawab masih menanti. Tapi entah mengapa, aku merasa semakin jauh dari diri sendiri. Rutinitas yang selama ini kujalani, yang kurasa bisa memberikan kestabilan, malah mulai mengikis semangatku. Aku lelah. Leha dengan apa yang harus kulakukan setiap hari, lelah dengan perasaan terjebak dalam rutinitas yang tak memberi ruang untuk bernafas.
Di luar sana, dunia terus bergerak. Mereka yang bekerja di bidang yang berbeda, dengan impian dan tujuan yang lain, tetap bergerak maju. Tetapi aku, di sini, berdiri di tempat yang sama. Tak tahu harus berbuat apa, merasa terperangkap dalam rutinitas yang tidak memberiku kesempatan untuk mengubah arah.
Ketika aku memejamkan mata malam itu, satu pertanyaan terus terngiang-ngiang di benakku: "Apakah ini yang aku inginkan dari hidupku?"
Namun, jawabannya masih belum kutemukan. Mungkin, suatu hari nanti aku akan mengerti, atau mungkin aku hanya akan terus berjalan dalam rutinitas ini, mencari makna di tengah kebisingan dan kebosanan. Tapi untuk saat ini, aku tahu satu hal---aku lelah.Â
Lelah dengan rutinitas yang mengikat, dengan dunia yang terus bergerak sementara aku merasa semakin terhenti.
---
TAMAT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H