hijrah sampe yang paling parah kumpul kebo atau perempuan mana yang nginep kemarin nampaknya jadi pertanyaan favorit ketika ada teman yang berkunjung ke kosan kemudian ikut ke toilet.Â
PertanyaanBukan tanpa sebab pertanyaan itu diajukan tapi karena mereka melihat sampo hijab di deretan alat mandi. Sebenarnya pertanyaan ini tidak mengganggu juga di telinga saya cuma karena artikel lain belum pada selesai masih cari referensi dulu. Jadi dari pada tidak ada artikel mending tulis yang sudah ada saja karena artikel ini sudah ditulis jauh-jauh hari buat di blog.
Sebagai bahan informasi seingat saya sampo hijab itu pertama ada di Indonesia di produksi oleh sunsilk (2010 kalau tidak salah). Waktu itu pernah dibahas oleh Aa Gym dan beliau sangat mengapresiasi atas produk tersebut. Sekarang sampo hijab ini sudah banyak di produksi oleh berbagai merk mulai dari wardah, rejoice dan lain-lain  (kayanya masih banyak lagi seiring dengan tren hijrah sekarang).
Jadi mengapa pake sampo hijab?
Pertama, saya adalah orang yang tidak mempersoalkan masalah-masalah pada rambut entah itu ketombe, rontok atau kulit kepala panas. Bukan tidak ada masalah pada rambut saya tapi lebih ke arah masalah rambut bukan prioritas. Bagi saya rambut itu yang penting sudah pake sampo saja itu cukup.
Kedua, saya lebih dari dari 10 tahun sudah tidak tinggal sama orang tua. Biasanya orang-orang seperti saya sudah tidak memikirkan merk maupun varian sampo, apapun itu yang penting rambut berbusa ketika digunakan dan kayanya semua laki-laki sama kecuali mereka yang ngekos di kosan-kosan eksekutif atau di apartemen. Kalau laki-laki yang sering ngumpul ngopi bareng, bergadang main game atau kartu dan tidur sana-sini saya pikir sama.
Ketiga, yaitu saya punya pengalaman menarik ketika berkunjung ke mall yang kebetulan di mall tersebut lagi ada promosi dari salah satu merk sampo populer yang sedang mengeluarkan dua varian jenis sampo. Promosi merk sampo yang pertama adalah produk sampo biasa (maksudnya sampo non hijab) dan yang kedua promosi sampo hijab.
Karena mereka berada di lokasi yang sama jadi terlihat sekali perbedaan antusias antara varian pertama dan ke dua. Varian pertama cukup banyak yang antusias sedangkan varian ke dua hanya terlihat beberapa orang saja yang didominasi oleh perempuan berhijab.Â
Waktu itu sebagai mahasiswa ekonomi saya perhatikan apa keuanggulan varian produk pertama dan apa yang salah dengan varian produk ke dua (dari sisi promosi) karena waktu itu baru pada tahap promosi atau perkenalan produk belum sampai pada tahapan keputusan untuk membeli.Â
Tapi sulit sekali menentukan keuanggulan dan kekurangan ke dua varian ini karena keduanya berada di lokasi yang sama, merknya pun sama, tim salesnya juga kelihatan berpengalaman (tidak ada yang malu-malu menawarkan ke pengunjung).Â