Mohon tunggu...
ade putri
ade putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

27 Oktober 2021   13:12 Diperbarui: 27 Oktober 2021   13:29 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkat Pengetahuan Masyarakat terhadap Penyakit Diabetes Mellitus (DM)

Oleh : Ade Putri H

Secara global, lebih dari 400 juta orang dewasa hidup dengan diabetes, dan diabetes secara langsung menyebabkan 1,6 juta kematian pada tahun 2015. Mengontrol glukosa darah memiliki peran penting dalam mencegah perkembangan komplikasi pada diabetes tipe 1 dan tipe 2 (WHO, 2018). Umumnya diabetes orang dewasa hampir 90% masuk diabetes tipe 2. Organisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada rahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi 9,3 %. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring pertambahan umur penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun. Angka diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 578 juta di tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045. IDF juga memproyeksikan jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di dunia yang telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi. Cina, India, dan Amerika Serikat menempati urutan tiga teratas dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit kronis berupa gangguan metabolic yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Diabetes mellitus ini bisa dialami karena faktor genetic dan pola hidup masyarakat yang tidak sehat dari masyarakat itu sendiri.

Seseorang dapat dikatakan menderita penyakit diabetes mellitus jika hasil pemeriksaan glukosa dalam darah  >200 mg/dL. Penyakit diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe yaitu diabetes tipe 1 dimana tubuh penderita tipe ini tidak memproduksi insulin dan diabetes tipe 2 adanya gangguan kerja insulin. Selain dari kadar gula darah, biasanya gejala yang muncul pada penderita diabetes mellitus yaitu polyphagia (mudah lapar), polydipsia (mudah haus), polyuria (sering BAK). Diabetes mellitus dapat mengakibatkan komplikasi berupa penyakit jantung, penyakit ginjal, dan penyakit saraf.

Penyebab utama terjadinya diabetes mellitus karena perilaku hidup yang tidak sesuai dengan cara hidup sehat. Gaya hidup yang tidak sehat diantaranya tidak melakukan latihan jasmani, sering mengkonsumsi makan yang cepat saji atau instan sehingga bisa mengakibatkan obesitas. Orang dengan obesitas mempunyai resiko lebih besar apabila dibandingkan dengan orang yang berstatus gizi baik. Selain obesitas yang disebabkan karena kebiasaan hidup yang salah, diabetes mellitus tipe 2 biasanya disebabkan pula oleh faktor lain seperti adanya riwayat penyakit keluarga, usia dan resistensi insulin.

Tingkat pengetahuan masyarakat terkait penyakit diabetes mellitus sangat perlu diperhatikan kembali. Mereka yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah belum cukup mengetahui penyakit diabetes mellitus dan bagaimana cara penanganannya. Kurangnya pengetahuan tentang diabetes mellitus menyebabkan orang cenderung untuk tidak mematuhi pengobatan. Beda dengan tingkat pendidikannya tinggi, biasanya orang yang memiliki tinggat Pendidikan tinggi akan memiliki banyak pengetahuan tentang kesehatan dan memiliki kesadaran dalam menjaga kesehatannya (Triana et al., 2017).

Ketika masyarakat sudah terdiagnosis memiliki diabetes mellitus mereka pun mengkonsumsi obat untuk menurunkan kadar gula darah. Sekali masyarakat sudah mengkonsumsi obat akan terus menerus mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter. Akan tetapi, tidak sedikit orang yang acuh terahadap konsumsi obat diabetes. Padahal tujuan dari masyarakat mengkonsusmsi obat adalah mengontrol gula darah. Dengan mengkonsumsi obat tersebut harus tetap kontrol ke dokter. Maka dari itu, penting masyarakat diberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus.

Referensi

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Tetap Produktif, Cegah dan Atasi Diabetes Mellitus. In Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Triana, R., Karim, D., & Jumaini. (2017). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG PENYAKIT DAN DIET.  https://media.neliti.com/mediapublications/186118-ID-hubungan-tingkat-pengetahuan-pasien-diab.pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun