Mohon tunggu...
Ade puji Lestari
Ade puji Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - aku perempuan

Mahasiswa di Universitas Indraprasta PGRI . jurusan PENDIDIKAN FISIKA semester 8

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Riung dan Budayanya 2

22 November 2018   10:12 Diperbarui: 22 November 2018   10:33 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tia Raga Tia artinya perempuan, yaitu memakai kebaya, sarung tenun, selendang yang bercorak adat dan mbol(tempat menyimpan sirih dan pinang). 

Raga artinya laki-laki, yaitu memakai lensu, sarung tenun, selendang dan parang. Tarian Tia Raga merupakan tarian yang dilakukan laki-laki dan perempuan pada saat melakukan khitanan atau menjemput tamu-tamu negara atau pemerintah atau orang-orang besar. 

Kata lain Tia Raga adalah Tongtong Paras. Dalam tarian Tia Rga memiliki gagsan yang berupa sebuah ucapan kata-kata dalam bahasa Riung yaitu Rait. Setelah mengucapkan kalimat Rait, langsung diiringi dengan memukul gendang dan gong serta langsung menari.

Jadi sebenarnya inti atau pesan moral dari tarian tia Raga ini, yaitu agar kiranya dapat memlihaa anak yatim piatu atau dalam bahasa Riung adalah memelihara anak Walu Luang.

Tundung Lenggo, yaitu tarian yang dilakukan oleh perempuan sementara laki-laki memukul gendang. Tarian Tundung Lenggo dilakukan setelah tarian Tia Raga. 

Pakaian yang digubakan dalam kegiatan Tundung Lego adalah: -Perempuan: baju kebaya, sarung tenun, dan selendang. -Laki-laki: Lensu, Sarung teniun, baju kemeja putih.

Rame Rentok (Keda Rame), yaitu nyanyian dan tarian berjalan mengitari secara berilan-ulang dan biasanya kegiatan rame rentok ini dilaksanakan di ketua rumah suku atau istilah dalam bahasa Riung adalah Tiwu Mese. Nyanyian dan terian Rame Rentok ini di sebut dengan pesta para petani, karena kegiatan ini dilakukan setelah petani melakukan panen padi atau jagung.

Itu dari beberapa penjelasan mengenai Riung dan budayanya. Semoga dengan membaca artikel ini bisa menambah pengetahuan kita tentang Riung. Semakin mencintai Riung dan mengambil pelajaran-pelajaran berharga bahwa kita sebagai generasi muda harus selalu mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun