Mohon tunggu...
Ade Prasetya Diningrum
Ade Prasetya Diningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Fluktuasi Curah Hujan di Mojokerto Dalam Berbagai Sektor Pada Tahun 2019-2023 Beserta Framing Analisis

24 Maret 2024   19:36 Diperbarui: 24 Maret 2024   21:06 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan wilayah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 1.600 hingga 1.800 mm dengan jumlah hari hujan antara 110 hingga 120 hari. Curah hujan ini memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Mojokerto, baik dalam hal pertanian, potensi bencana, maupun kebutuhan air. Di satu sisi, curah hujan yang tinggi merupakan anugerah bagi sektor pertanian. Mojokerto dikenal sebagai salah satu lumbung padi di Jawa Timur. Curah hujan yang cukup membantu para petani dalam mengoptimalkan hasil panen mereka. Hal ini tentu saja meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Mojokerto.

Namun, di sisi lain, curah hujan yang tinggi juga dapat menimbulkan potensi bencana. Banjir dan tanah longsor merupakan dua bencana alam yang sering terjadi di Mojokerto, terutama pada musim penghujan. Curah hujan tinggi di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2019 dan 2021 telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya banjir. Kekhawatiran ini semakin diperkuat dengan adanya peringatan dini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Masyarakat diimbau untuk waspada dan siaga terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Mojokerto.

Bencana ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti curah hujan tinggi, pendangkalan sungai, dan alih fungsi lahan. Banjir dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif, menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, bahkan korban jiwa. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Mojokerto, terdapat beberapa wilayah yang rawan terkena banjir, antara lain: Kecamatan Mojosari, Kecamatan Bangsal, Kecamatan Mojoanyar, Kecamatan Dlanggu, Kecamatan Jatirejo. Wilayah-wilayah tersebut rawan terkena banjir karena beberapa faktor, seperti dataran rendah, aliran sungai yang tidak lancar, kapasitas drainase yang terbatas. Pemerintah Kabupaten Mojokerto telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi potensi bencana tersebut. Di antaranya, membangun infrastruktur pengendali banjir, seperti bendungan dan sabo dam, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Namun, upaya-upaya tersebut tidak akan cukup jika tidak diiringi dengan kesiapsiagaan dari masyarakat. Masyarakat perlu memahami dan menerapkan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana banjir, seperti mengetahui wilayah rawan banjir, memiliki rencana evakuasi, menyiapkan peralatan dan perbekalan yang diperlukan, memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari BPBD dan BMKG selanjutnya adalah mengikuti simulasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana. Kesiapsiagaan masyarakat merupakan kunci utama dalam menghadapi potensi bencana banjir. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan, masyarakat dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana banjir.

Selain itu, curah hujan yang tinggi juga dapat menimbulkan permasalahan terkait ketersediaan air bersih. Pada musim kemarau, beberapa wilayah di Mojokerto sering mengalami kekurangan air bersih. Hal ini tentu saja dapat mengganggu kehidupan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Mojokerto perlu melakukan upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Di antaranya, membangun sistem irigasi yang lebih baik, meningkatkan kapasitas tampungan air, dan melakukan reboisasi hutan. Secara keseluruhan, curah hujan di Kabupaten Mojokerto merupakan anugerah sekaligus tantangan. Diperlukan upaya yang berkelanjutan dari pemerintah dan masyarakat untuk mengelola sumber daya air secara optimal dan meminimalisir potensi bencana. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, diharapkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh curah hujan yang tidak menentu dapat diminimalisir. Masyarakat dapat hidup dengan aman dan nyaman di wilayah tersebut tanpa harus takut banjir atau kekeringan.

Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, khususnya bagi sektor pertanian dan ketahanan pangan. Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah yang memiliki curah hujan cukup tinggi. Rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 1.600 hingga 1.800 mm dengan jumlah hari hujan antara 110 hingga 120 hari. 

Tabel Data Curah Hujan Kabupaten Mojokerto Dari Tahun 2019 Hingga 2023:

Pada tahun 2019 curah hujan tergolong normal dengan rata-rata 1.700 mm dan 115 hari hujan. Pada 2020 curah hujan di bawah rata-rata dengan 1.500 mm dan 100 hari hujan yang menyebabkan kekeringan melanda beberapa wilayah. Sedangkan pada tahun 2021 curah hujan terjadi di atas rata-rata dengan 1.850 mm dan 125 hari hujan mengakibatkan banjir terjadi di beberapa wilayah. Pada tahun 2022 curah hujan kembali normal dengan 1.750 mm dan 118 hari hujan. Dan pada tahun 2023 data curah hujan hingga Maret 2023 menunjukkan tren normal. Curah hujan di Kabupaten Mojokerto dipengaruhi oleh musim hujan dan kemarau. Musim hujan di Kabupaten Mojokerto biasanya terjadi pada bulan November hingga April. Sedangkan musim kemarau di Kabupaten Mojokerto biasanya terjadi pada bulan Mei hingga Oktober.  Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa curah hujan di Kabupaten Mojokerto bervariasi dari tahun ke tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2021 dan terendah pada tahun 2020. Fluktuasi curah hujan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim dan El Nino.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Mojokerto setiap tahunnya menerbitkan analisis curah hujan tahunan yang menunjukkan rata-rata curah hujan dan jumlah hari hujan. Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda juga mengeluarkan prediksi musim penghujan dan kemarau di wilayah Mojokerto. Informasi ini sangat penting untuk membantu masyarakat dalam bersiap menghadapi perubahan musim. Curah hujan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan panen padi. Curah hujan yang ideal akan membantu tanaman padi tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, curah hujan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat berakibat fatal bagi tanaman padi. Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah agraris dengan padi sebagai komoditas utama. Curah hujan memainkan peran penting dalam menentukan hasil panen padi di wilayah ini. Fluktuasi curah hujan, seperti yang terjadi pada tahun 2019, 2020, dan 2022, memberikan dampak signifikan bagi para petani.

Meskipun curah hujan tinggi pada umumnya bermanfaat bagi tanaman padi, curah hujan yang berlebihan di tahun 2019 di beberapa wilayah Mojokerto justru menyebabkan kerugian. Curah hujan yang berlebihan menyebabkan tanaman padi terendam air dan busuk. Hal ini juga mengakibatkan kerugian bagi para petani. Di sisi lain, curah hujan tinggi di tahun 2022 membawa berkah bagi para petani. Curah hujan yang cukup membantu tanaman padi tumbuh dengan optimal dan menghasilkan panen yang melimpah. Hal ini tentu saja meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.  Sedangkan pada awal tahun 2020, curah hujan rendah yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Mojokerto menyebabkan gagal panen padi. Kekeringan menyebabkan tanaman padi kekurangan air dan tidak dapat tumbuh dengan optimal. Hal ini mengakibatkan kerugian besar bagi para petani, baik dalam hal kehilangan hasil panen maupun biaya produksi yang telah dikeluarkan.

FRAMING ANALISIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun