Di dunia pendidikan anak sudah tak asing lagi dengan istilah masa golden age yang dimana terjadi pada anak usia 0-6 tahun. Banyak konsep dan pendapat yang diutarakan oleh beberapa tokoh dunia pendidikan yang memiliki kesimpulan bahwa masa pertumbuhan anak terjadi sangat pesat pada masa awal kehidupan mereka dan itu hanya terjadi sekali dalam umur mereka sehingga kunci kecerdasan pada otak anak terjadi pada masa ini, untuk itu segala poensi yang dimiliki anak harus dikembangkan secara optimal.
Menurut Gleitman dalam Muhibbin Syah menyatakan anak yang baru lahir memiliki dua dasar perkembangan yaitu kapasitas motorik dan kapasitas sensori, dua dasar perkembangan ini sangat bermanfaat bari perkembangan anak kelak.
Nah, untuk mendorong perkembangan motoric anak terdapat 4 faktor dengan campur tangan dari orang tua serta guru umtuk mengrahkannya yaitu: 1). Pertumbuhan dan perkembangan sistem pada syaraf, 2) pertumbuhan otot anak, 3) pertumbuhan dan perkembangan fungsi kelenjar endokrin, 4) perubahan struktur pada tubuh anak.
Agar anak memperoleh kemampuan keterampilan pada jasmaninya tidak cukup jika hanya dengan latihan dan praktik tetapi juga memerlukan kegiatan pengamatan, untuk itu lingkungan menjadi faktor yang dapat memberi stimulus pada anak untuk mengasah potensi dan membawa perubahan pada sikap dan kebiasaannya. Maka dari itu masa golden age merupakan masa kritis yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Selanjutnya bakat pada anak usia dini, anak yang berbakat akan menampilkan kemampannya dengan prestasi yang tinggi di salah satu bidang seperti kemampuan akademis, kemampuan untuk berpikir produktif dan kreatif, kemampuan dalam kepemimpinan, kemampuan dalam bidang seni, kemampuan dalam intelektual, kemampuan psikomotor.
Bisa saja anak memiliki bakat di salah satu bidang tersebut, namun ada pula yang tidak hanya berbakat pada satu bidang. Anak yang berbakat memerlukan pelayanan yang lebih spesifik agar dapat merealisasikan bakat mereka untuk pengembangan diri sendiri maupun pada lingkungannya.
Anak yang memiliki bakat istimewa seringkali mengalami tahapan perkembangan yang tidak serentak, misal anak yang berusia 3 tahun jika sedang bermain maka ia akan bermain seperti anak seusianya tetapi ketika membaca sudah seperti anak yang berusia 8 tahun dan ketika berbicara ia seperti anak yang berusia 5 tahun.
Perlu dipahami bahwa anak berakat tidak hanya belajar dengan cepat tetapi seringkali mereka juga menggunakan cara yang berbeda dari teman sebayanya.
Umumnya anak berbakat pada taman kanak-kanak menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan seperti mudah bosan dengan cara guru mengajar, terlalu cepat mengerjakan tugas namun kurang teliti, tulisan yng tidak teratur, tidak menunjukkan prestasi yang menonjol dan sebagainya.
Bahkan seringkali yang menjadi minat anak adalah sesuatu yang tidak diajarkan di dalam kelas, maka dari itu hal yang perlu diperhatikan orang tua terhadap anaknya yang berbakat adalah
Orang tua harus mengerti bahwa anak memerlukan pelayanan yang tidak sama dengan temannya, meski anak memiliki bakat tetapi sebagai anak mereka juga memiliki kebutuhan seorang anak seperti merasakan marah, sedih, jengkel, senang,dan lainnya anak juga membutuhkan bimbingan, kasih sayang yang sama seperti umumnya anak
Orang tua yang anaknya berbakat jangan mengunggulkan anaknya di depan tetangga, keluarga lainnaya ataupun saudaranya dan jangan membandingkan anak, terlalu mengistimewakan, terlalu berlebihan dalam memberi perhatian
Orang tua hendaknya jangan membendingkan kemampuan anaknya dengan siapapun, begitu pula sebaliknya jangan membandingkan siapa pun dengan anaknya. Karena pasti setiap anak memiliki keistimewaannya sendiri
Hendaknya jangan memberi anak hak istimewa, tanamkan disiplin pada anak dan latihlah anak sesuai dengan norma aturan yang berlaku baik di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah
Jangan memberi label pada anak, dan usahakan agar kesan kehidupan di keluarganya tidak terpusat pada anak, karena akan membeani anak
Berilah anak kesempatan yang luas untuk mencoba berbagai bidang, namun jangan pula memaksakan anak pada bidang tertentu
Berikan ksempatan anak untuk mengembangkan daya imajinasinya, jangan hanya berpusat pada kegiatan intelektual
Jika anak memiliki pertanyaan maka berilah jawban yang jujur dan lengkap, ketika orang tua tidak bisa menjawab berterus teranglah bahwa pertanyaan anak sulit untuk dijelaskan
Secara ilmiah perkembangan anak berbeda baik dalam bakat, minat, jasmani, kematangan emosi, kepribadian, dan sosialnya. Selain itu, anak memiliki kemampuan yang tek terbatas dalam belajar untuk dapat berbikir kreatif maupun produktif. Secara singkat kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan karya dengan mengombinasikan unsur yang sudah ada sebelumnya. Terdapat 3 hal yang dapat ditinjau dari kreativitas menurut Harris yang dikutip oleh Hamdani
Kreativitas merupakan sebuah kemampuan untuk mengembangkan, memperkaya ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Kemampuan untuk membuat ide yang baru dengan mengubah, mengombinasi, ataupun menerapkan ulang ide yang sudah ada
Kreativitas merupakan suatu sikap untuk menerima pembaharuan, dan perubahan ide serta memiliki fleksibilitas dalam pandangan
Kreativitas merupakan proses kerja keras yang terus menerus dan sedikit demi sedikit membawa perubahan dan perbaikan pada pekerjaan yang dilakukan
Dari penjelasan mengenai kreatiitas yang sudah disebutkan di atas perlu diketahui bahwa kreatifitas bukan hanya dari yang mulanya tidak ada menjadi ada melainkan sebuah kombinasi baru dari sesyatu yang sudah ada. Banyak yang mengira bahwa kreatifitas merupakan bakat dan kemampuan bawaan, hal ini tidak sepenuhnya benar karena kreatifitas ditenukan oleh beberapa paduan unsur
Kemempuan berpikir kritis
Kreatifitas akan mencari sesuatu yang lain dari yang sudah ada karena merasa tidak puas dengan apa yang sudah ada. Dengan berpikir kritis maka seseorang akan dituntut untuk mencari kemungkinan lain, hubungan yang baru dan cara yang baru pula
Kepekaan emosi
Agar dapat menngkap dan merasakan sesuatu yang berada disekitarnya maka diperlukan kepekaan emosi
Bakat dapat memperkuat daya kreativitas seseorang, namun bukan satu-satunya unsur yang menentukan. Tetapi seorang yang kreatif tidak hanya mengandalkan bakat, karena bakat perlu diasah dan dilatih
Daya imajinasi
Kreativitas menuntut daya imajinasi yang tinggi agar seseorang dapat menciptakan sebuah gambaran yang utuh dalam fantasinya
Anak yang kreatif ditandai dengan keingintahuan yang besar, minat yang luas dan menyukai keberagaman aktivitas. Mereka melakukan hal yang disukai, untuk ukuran anak-anak mereka berani mengambil resiko dan tidak takut mengemukakan pendapa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H