Mohon tunggu...
AdeNovitriani
AdeNovitriani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pluralisme? Makassar Abad ke-17 ?

28 Mei 2016   21:21 Diperbarui: 28 Mei 2016   21:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidah tahu harus dimulai dari mana, harus menjelaskan dari mana. Sejujurnya, minggu ini adalah pertemuan pertama setelad MID TEST dan saya sendiri tidak hadir dalam perkuliahan Antropologi dikarenakan sesuatu yang tidak diingin sewaktu perjalanan ke kampus. Karena tidak hadir saya kurang tau , ah tidak! saya tidak mengerti sama sekali  tentang pembahasaan ini. Pluralisme? Makassar Abad ke-17? Apa yang terjadi?

Saya mencoba untuk membaca tentang pembahasaan ini , untungnya saya mengerti walaupun hanya sedikit. 

Saya akan mulai dengan kata PLURALISME. Apa sih itu Pluralisme? pemahaman saya , pluralisme itu merupakan pemahaman dari beberapa kelompok untuk saling menghargai adanya perbedaan baik itu agama, budaya, keragaman pemikiran dll. Atau secara sederhana mungkin bisa dikatakan prulasisme itu sebuah toleransi ? r

Nah. Pluralisme ini sendiri sudah membudaya di Makassar kira-kira pada abad ke 17 . Dimana pada saat itu Kota Makassar sedang jaya-jayanya di Sulawesi Selatan. Kota Makassar sendiri tumbuh menjadi kota metropolitan urutan ke 2 di Indonesia . Dan menjadi Kota tersibuk di luar Pulau Jawa. Kota Makassar bisa dikatakan Kota terpenting di bagian tengah dan timur Indonesia.

Ya! Kenapa saya katakan Kota Makassar , kota terpenting di bagian tengah dan timur Indonesia?

Coba kita sedikit menoleh kebelakang pada abad ke-17. Kota Makassar menjadi tempat pusat perdangan Internasional dikarenakan tempatnya yang strategis juga. Seperti yang telah saya baca di buku Makassar juga menjadi slaah satu pintu masuk Asia Tenggara. Pada saat itu China dan Meksiko saling bertukar saty sama lain. Bukan hanya dua Negara itu, namun juga bangsa India , Manila , bahkan Spanyol yang menjadikan jalur untuk perdagangan. Sehingga Makassar menjadi titik komersil, sebagai jalur setiap Bangsa yang melewatingan agar terhindar dari usaha VOC yang memonopoli perdagangan rempah di Maluku. 

Mungkin itu yang bisa saya paparkan tentang apa yang terjadi di Kota Makassar pada Abad ke-17. Mohon saran dan koreksi nya ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun