Mohon tunggu...
Ade Nissa Cantika
Ade Nissa Cantika Mohon Tunggu... Perawat - Calon Perawat

You'll never know the result until you try.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rapuhnya Kenirmalaan Profesi Perawat di Masa Kontemporer

21 Mei 2019   10:55 Diperbarui: 21 Mei 2019   11:54 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbeda dengan ICN, Persatuan Perawat Nasional Indonesia menggolongkan kode etik keperawatan dalam hal interaksi dan kompetensi seorang perawat. Kode etik keperawatan yang dicetuskan oleh PPNI terdiri dari lima unsur. Kelima unsur tersebut, yaitu perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi.            

Pada bulan April tahun 2018 lalu, terjadi malapraktik di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa yang dilakukan oleh seorang perawat. Korbannya adalah seorang bayi berumur tiga hari yang meninggal dunia karena kesalahan pemasangan alat di ruang inkubator (Redaksi, 2018). Kelalaian tersebut disebabkan karena perawat terlalu sibuk bermain handphone dan selfie sehingga kurang teliti dalam melakukan pemasangan selang. Dalam kasus ini, perawat tidak menjalankan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kode etik keperawatan, terutama pada poin perawat dan klien. 

Pada poin tersebut ditegaskan bahwa perawat bertanggung jawab atas klien yang membutuhkan asuhan keperawatan. Perawat perlu memahami konsep dari kebutuhan dasar klien serta bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut. 

Perawat tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan secara fisik dan psikologis, tetapi semua aspek dari klien menjadi tanggung jawab perawat. Hal ini belum direalisasikan pada kasus di atas karena perawat tidak memikirkan kondisi klien yang sedang dirawat. Perawat juga belum memiliki pengetahuan dan kompetensi yang memadai dalam melakukan praktik keperawatan.

Kelalaian yang dilakukan oleh perawat pada kasus di atas dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan dari klien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Hal ini dapat menambah tingkat ketidakpuasan klien di Rumah Sakit Umum Daerah yang telah mencapai angka 70% (Widiasari, et al, 2019). 

Faktor penyebab dari ketidakpuasan pasien dapat berupa faktor kesalahan identifikasi, pemberian obat, komunikasi, dan risiko jatuh. Pada kasus di atas diperlukan adanya peningkatan pengawasan serta evaluasi dalam penerapan keselamatan klien oleh seluruh perawat di RSUD Langsa. Kepala ruangan perlu memastikan perawat di ruang rawat telah melaksanakan reassessment pada pasien sesuai dengan penerapan sasaran keselamatan pasien (SKP).                                                                                             

Melalui kasus tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman perawat mengenai konsep etik dan moral akan mempengaruhi tingkat kepedulian perawat terhadap klien. Rasa kepedulian yang besar dapat menyadarkan seorang perawat untuk memeriksa dan menilai fenomena yang terjadi di dunia keperawatan. 

Seorang perawat yang mampu memahami konsep etik dan moral secara mendalam dapat memberikan asuhan keperawatan yang bermutu kepada klien. Kasus penggunaan handphone ketika melakukan intervensi membuktikan bahwa perawat tersebut memiliki pemahaman yang rendah mengenai konsep etik dan moral. Hal ini disebabkan karena perawat tersebut hanya memikirkan kelangsungan hidupnya sendiri, tanpa peduli dengan kelangsungan hidup kliennya.

Peran seorang perawat sangat penting bagi kesembuhan klien jika ditelaah secara mendalam. Sosok yang selalu ada untuk melayani klien selama 24 jam bukanlah seorang dokter, melainkan perawat. 

Seorang perawat harus mampu merangkap sebagai profesi dokter, psikiater, apoteker, dan psikolog guna memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada klien. Mirisnya, bentuk perhatian dari seorang perawat terhadap klien hanya dianggap sebagai pekerjaan pembantu oleh masyarakat. Pengetahuan masyarakat mengenai tugas perawat di rumah sakit hanya sebatas membantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Berdasarkan pengalaman yang saya alami sebagai mahasiswa Keperawatan, masih ada profesi lain yang terlihat meremehkan profesi perawat. Mulai dari dokter sampai sopir taksi menilai rendah profesi perawat. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan mereka tentang tugas dari seorang perawat selain melayani kebutuhan sehari-hari klien. Misalnya mendiagnosa, menemani klien, menjadi tempat curhat, menyarankan obat, serta memberi nasihat kepada klien juga termasuk tugas dari seorang perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun