Mohon tunggu...
adenendang
adenendang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu

1 Juli 2011   23:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Istriku, rinduku padamu adalah rindunya angsa akan telaga, tempat berenang dan menenggelamkan kepala sambil mata terbuka tuk melihat ikan berenang bebas kian-kemari. Pada relung-relung dasar terlalu gelap untuk dilihat, namun kuyakin di sana ada denyut yang mengakibatkan hidupnya harapan dan cinta yang tak menenggelamkan. Di telaga kutemuipelabuhan perahu cinta yang biduknya berayun-ayun pelan tidak memabukkan, dan di sana kutambatkan harapan yang tumbuh disela-sela batu hitam yang selalu basah karena diperciki riak air bening yang hijau membiru.



Istriku, rinduku padamu adalah rindu jam akan detaknyayang jarumnya takhenti berputar mengelilingi porosnya dan tak pernah bosan meski sedetik. Dengan teratur jam berkerja sama dengan hari dan bulan sehingga menghasilkan tahun, tapi takpernah mengeluh meski jalan yang dilaluinya hanya putaran yang itu ke itu. Sedetik sampai sehari, setahun sampai sewindu, bahkan selama rotasi bumi masih berjalan, jam masih tetap berdetak, meski hari telah larut dan seluruh makhluk telahmendengkur lelap.

Istriku, rinduku padamu adalah rindu pagi dengan hangatnya mentari,yang bisa menghilangkan penyakit kuning para bayi, dan para dewasapun memanfaatkan tuk menjemur tubuhnya dengan menghamparkan handuk di pasir pantai lalu telentang atau tengkurap agar kulitnya sedikit gelap. Hangatnya mentari pagi adalah hangat yang menghantarkan harumnya bunga-bunga di taman hati yangmenyegarkan raga, jiwa, dan sanubari. Hangatnya mentari pagi adalah hangat yang penuh enerji.

Istriku, rinduku padamu adalah rindu bulan pada terangnyayang menyoroti kegelapan malam; sehingga anak-anakpun berani bermaindi halaman rumah dengan riang gembira sambil bersenda-gurau disaksikan orang tuanya dari beranda. Terang bulan-penuh menyoroti bumi dengan ketenangan dan keteduhan sehingga alam memberikan kedamaian hati penduduk bumi.

Istriku, rinduku padamu adalah rindunya mata pada hijau daun, yang menyegarkan pandangan dan memancarkan kilauan ceria. Hijau daun yang menyerap panas mentari adalah juga menyerap nafsu angakara murka setiap makhluk yang ada di bawahnya sehingga penduduk bumi aman tenteram dan damai. Hijau daun adalah kesejukan kala bayu menggoyang dan menyisir sehingga suara bergemerisik bagai musik yang dimainkan dengan penuh perasaan, dan melenakan seluruh kepengapan jiwa.

Istriku, rinduku padamu adalah rindunya seorang sumafir di padang pasir pada seteguk air, yang bisa mengembalikan energi sehingga kaki bisa kembali melangkah setelah seharian penat karena dehidrasi. Air adalah kehidupan, yang tanpanya alampun bisa tanpa makna. Dengan air, bijipun jadi kecambah, lalu menjadi pohon yang menjadi pasak bumi, sehingga alam pun layak dihuni.

Istriku, rinduku padamu adalah rindunya Adam pada Hawa yang terpisah pada saat turun dari jannah. Rindu Adam pada belahan jiwanya bisa menggetarkan seluruh jiwa alam. Rindu Adam pada pasangannyatelah diwariskan kepada seluruh turunannya. Rindu Adam adalah takdir dari Tuhan.

Dan, kini, istriku, aku merindukanmu..............

15 Oktober 2010.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun