Mohon tunggu...
Ade Muhamad Baihaqi
Ade Muhamad Baihaqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya merupakan mahasiswa pada salah satu perguruan tinggi islam di Yogyakarta, saya juga merupakan ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Warga Desa Paron Kabupaten Nganjuk Gelar Tradisi Nyadran dengan Sangat Meriah

7 Agustus 2024   15:03 Diperbarui: 7 Agustus 2024   15:11 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Paron, 7 Agustus 2024

Warga Desa Paron baru saja menggelar serangkaian acara tradisi Nyadran yang berlangsung selama empat hari, dimulai dari Kamis tanggal 1 Agustus hingga Minggu 4 Agustus 2024. Acara ini penuh dengan berbagai kegiatan religius dan hiburan tradisional yang menyatukan warga desa dalam semangat kebersamaan dan syukur.

Kegiatan Dimulai dengan Khotmil Quran

Acara Nyadran dimulai pada Kamis tanggal 1 Agustus 2024 pukul 19.30 WIB. Bertepatan dengan malam Jumat, dengan kegiatan Khotmil Qur'an di makam pepunden (Leluhur) desa. Puluhan warga berkumpul di makam untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan memohon berkah. Suasana malam itu dipenuhi dengan kekhusyukan dan ketenangan, dihiasi dengan alunan suara ayat suci yang menyejukkan hati. Setelah khotmil Qur'an selesai kemudian warga menaburkan bunga disekitar makam dan menyantap bersama-sama makanan yang telah disediakan sebelumnya.

Makam Pepunden Desa Paron/dokpri
Makam Pepunden Desa Paron/dokpri

Syukuran Desa dan Tradisi Makanan Khas

Keesokan paginya, pada hari Jumat tanggal 2 Agustus pukul 06.30 , acara dilanjutkan dengan syukuran desa yang juga berlangsung di makam pepunden dan di Balai Desa Paron. Setelah pembacaan doa bersama, warga melanjutkan tradisi unik di mana mereka membawa makanan dari rumah masing-masing. Makanan tersebut dikumpulkan di makam dan dibagikan setelah doa bersama selesai. Makanan yang dibawa oleh warga berupa hidangan berat yang dibungkus daun pisang, di dalamnya berisi nasi, lauk pauk, serta sayuran, warga sekitar menyebutnya dengan (Takir). Penggunaan daun pisang dan pelepah pisang sebagai pembungkus menambah nuansa tradisional sebagai bentuk pelestarian budaya leluhur.

Reyog Gembong Asmoro/dokpri
Reyog Gembong Asmoro/dokpri

Hiburan Tari Jaran dan Reyog Ponorogo

Pada hari Sabtu tanggal 3 Agustus siang hari pukul 10.00 WIB, suasana desa semakin semarak dengan adanya hiburan tari Jaranan singo manggolo dan Reyog gembong asmoro dari Ponorogo. Kesenian ini melibatkan barisan penari dan pemain musik yang mengelilingi desa. Pertunjukan ini memukau para penonton dengan aksi tari yang enerjik dan kostum yang penuh warna. Puncak acara hari itu berlangsung di lapangan desa, di mana pertunjukan Jaranan dan Reyog disaksikan oleh banyak warga yang datang dari berbagai penjuru desa dan di laksanakan sampai sore hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun