Mohon tunggu...
Ade MestiAnugrah
Ade MestiAnugrah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Legenda Puaka Sungai Kapuas (Kalite dan Napuas)

18 April 2021   15:36 Diperbarui: 18 April 2021   15:59 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi wawancara bersama warga Kampung Bangka (Pak H. Said-Ade Mesti (Mahasiswa)-Putra) / dokpri

Napuas menggunakan kesaktiannya menghancurkan pohon itu sehingga Sang Ular yang bergelantung di pohon jatuh ke tanah dan tertimpa batang pohon. Sang Ular tersebut terluka parah dan tidak sadar karena perbuatan Napuas, hal itu membuat Kalite menegurnya dan menyuruhnya meminta maaf.

Kalite : "Napuas, kau harus meminta maaf karena perbuatanmu salah. Kita seharusnya menghormati makhluk penghuni pulau ini, bukan malah melukainya."

Napuas : "Buat apa aku minta maaf pada ular itu? Biarkan saja dia, lebih baik kita kembali ke kapal dan negeri kita untuk memberitahu semua orang tentang tempat ini."

Kalite : "Kau saja yang kembali ke kapal. Aku akan mengobati luka ular ini."

Napuas : "Terserah kau saja!" ujarnya pergi meninggalkan Kalite dan Ular.

Napuas pergi meninggalkan saudaranya yang memutuskan untuk mengobati luka Sang Ular yang pingsan. Kalite sebenarnya tidak ingin membiarkan adiknya pergi sendiri karena mereka sudah terbiasa bersama. Kalite mengobati Sang Ular dengan kesaktiannya. Saat hari mulai gelap, Kalite beristirahat di samping Sang Ular yang belum sadar.

Keesokkan harinya, Kalite terbangun dari tidurnya karena mendengar suara Sang Ular memanggilnya. Sang Ular berterimakasih padanya karena telah mengobati lukanya sampai sembuh. Kalite pun meminta maaf atas perbuatan adiknya yang tidak menghormati Sang Ular dan malah melukainya. Sang Ular menyadari bahwa walaupun wajah Kalite dan Napuas serupa tetapi sifat keduanya sangat berbeda. Sang Ular baik hati memberikan Kalite buah-buahan dan mereka makan bersama. Tak lama kemudian, Napuas kembali di hadapan mereka dan mengatakan bahwa kapalnya sudah hilang.

Napuas : "Kalite, kapal kita sudah hilang. Aku sudah mencarinya tapi tidak dapat menemukannya. Pasti ada yang menyembunyikannya dan aku yakin Si Ular yang melakukannya karena dia berkata kalau kita tidak bisa kembali."

Kalite : "Kau tidak bisa menuduh sembarang!"

Sang Ular : "Aku tidak menyembunyikan kapal kalian. Kapal itu hilang dihanyutkan oleh sungai ke lautan agar kalian tidak bisa kembali karena kalian adalah manusia pertama disini dan telah meminum air sungai. Mau tidak mau kalian harus menetap disini."

Kalite : "Aku tidak keberatan jika harus menetap disini. Semoga ada orang yang dapat menemukan pulau ini selain kami sehingga nantinya bisa dibuat kehidupan manusia disini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun