Mohon tunggu...
Novi Ana Rizqiani
Novi Ana Rizqiani Mohon Tunggu... Lainnya - The Little who has The Big Dream

| Jika ada kebaikan dari akun ini, semata datangnya dari Allah swt | Izinkan aksara menari kala suara mulai senyap |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hargai Kami, Kawan!

3 Desember 2020   12:10 Diperbarui: 5 Desember 2020   15:15 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic: Pixabay, Ilustrasi: Pribadi

Tragedi terjadi pasca limpahan air melabas koloni semut hingga mengusaikan kongsi siang itu. Tubuh tambunnya seketika terkapar hingga menghantam onggokan mainannya. Separuhnya terkapar, tergopoh-gopoh, mantap menantang, serta umpat pada pinggir emperan. Semut-semut tunggang langgang berhamburan.  Teras pun menjadi licin tersebab sabun dan air yang ditabur oleh Nana.

Bunda yang sedang menumis sayur, lari segera menghampiri Nana. Irus di tangannya ditanggalkan Kamu kenapa nak? Sini bunda lihat". Tampak kulitnya ruam memerah dan muncul beberapa gelagata. Bunda pergi ke teras belakang untuk memastikan apa yang terjadi, dikoreksinya segala sudut.

Setelah didapati ternyata nana mengusik koloni semut. Remah-remah ampas jeruk yang tercecer nampak oleh bunda “Nana, kamu tadi buang sampahnya bukan di tong sampah ya?” tanya bunda dengan membawa krim gatal di tangannya. “Iya bunda. Tadi Nana langsung buang di situ aja. Terus waktu Nana mau main ada  semut banyak. Nana langsung siram mereka pakai sabun sama air.” jawab Nana sambil terisak-isak.

“Hmmm...Nana, pantas saja kamu digigit. Bunda kasih tahu sekali lagi ya. Kalau nana mau buang sampah, buangnya jangan sembarangan. Nanti semutnya pada datang. Semut itu ga salah, kalau kamu usik mereka pasti memberontak. Seandainya Nana lagi main nih, terus bunda suruh berhenti. Nana mau ga?” nasehat bunda sambil mengoleskan krim ke nana pada gelagata yang nampak dan gatal. “Iya bunda, nana salah. Janji deh besok ga akan buang sampah sembarangan lagi biar semutnya ga datang. Biar nana ga usik mereka lagi.” ucap nana.

Mereka itu juga bagian dari kita nak. Meskipun dalam bentuk yang lain. Alam dan seisinya itu ciptaan Allah. Sebagai manusia, nana harus menjaganya supaya tidak timbul bencana. Contoh kecil, teratur membuang sampah pada tempatnya. Kan kalau tak ada sebab sudah barang tentu tak ada akibat.” pinta bunda sesekali meniupkan kulit yang ruam. “Nana jadi nyesel bunda. Maafin ya...lain kali nana janji lebih menghargai.” ucap nana sembari memeluk bunda.

"Ya sudah..jangan ulangin lagi ya. Mulai sekarang lindungi dan hargai setiap ciptaan Allah. Supaya tidak terjadi kerusakan di muka bumi.Seperti ayatNya yang mengatakan bahwa."

 Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Ar-Rum:41).

Meski masih terasa sakitnya, nana tetap terdiam kala bunda memberi nasehat. Nana paham bahwa dirinya sudah berbuat salah dan menyadari hal itu.

Semilir angin mulai menghembus hawa panas pada tiap relung ruangan. Pertanda senja akan segera berlalu meninggalkan hari. Pingai kecil berhamburan hinggap di dahan-dahan hijau pada halaman belakang rumah nana. Setelah diberi obat oleh bunda, nana mulai merapikan mainan dan teras yang licin. Pengalaman hari ini akan menjadi guru berharga baginya. Manusia dan lingkungan adalah bagian yang tiada terpisahkan dan saling berdampingan. Menghargai dan mencintai CiptaanNya adalah bentuk pengabdian terhadap sesama.

Sekian.

Selamat Hari Dongeng 2020

@adelyanovi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun